34 || Penjara Algara

198K 12.5K 6.7K
                                    

Aaaa seneng kalian aktif komen plus votenyaa. Jangan jadi siders yaa kalau nggak mau aku mogok update sebulan lagi😋

Vote nggak buat jari klean putus kok🖤

*****

Alga mengambil pakaian asal di lemari dan segera memakainya tanpa memperdulikan Asya yang masih berada di sana. Gadis itu memejamkan mata dengan cepat melihat handuk yang melilit pinggang Alga dilepas.

Entah mengapa jantungnya berdebar begitu kencang. Apa maksud Alga dengan menyingkirkan Gisella?

Suara pintu yang terbuka menyadarkan Asya. Alga berjalan meninggalkan ruangan itu. Asya semakin panik saat melihat langkah yang Alga ambil menuju pintu utama.

"Temen lo itu di luar kan?" suara Alga terdengar begitu berbeda, seakan menahan amarah.

Asya berlari lebih cepat untuk menyusul Alga. Begitu berhasil ia langsung menahan Alga di pintu. Kedua tangan gadis itu terlentang guna menghalangi jalan Alga.

"Minggir," ucap Alga dengan suara tenang.

"Jangan," gadis itu menggeleng lebih keras. Lalu suaranya terdengar lantang. "Kak Alga nggak boleh sentuh Gisella!"

Keberanian Asya keluar, matanya menatap lurus dan tajam. Sudut matanya memerah menahan takut sekaligus air mata. Berhadapan dengan Alga yang mengerikan seperti ini membuat Asya benar-benar ketakutan.

Alga yang Asya kenal memang menyeramkan. Tetapi selama tinggal bersamanya, Alga tidak pernah menunjukan sisi kasar sedikitpun. Ia cenderung dingin namun lembut. Perkataannya memang tajam, tetapi tidak pernah seperti sekarang. Telapak tangan Asya berkeringat, tetapi ia masih berusaha menatap kedua mata Alga.

Pemuda itu tersenyum miring. "Tangan lo gemetar. Yakin masih mau berdiri di sana?"

"Aku nggak akan pergi," jawab Asya keras. "Kak Alga nggak boleh nemuin Gisella! Kalau Kak Alga keluar, aku bersumpah nggak akan pernah maafin Kak Alga!"

Satu alis Alga terangkat. "Apa yang ada di otak lo itu, hm?" tanya Alga. "Lo mikir gue bakal apain Gisella?"

"Aku nggak tau, tapi aku bakal marah besar kalau Kak Alga macem-macem sama temen aku. Siapapun itu!"

Alga mengunci tatapan gadis itu. "Gue cuma mau ngomong sama dia. Nggak akan macem-macem."

"Aku nggak percaya!" Asya melihat jelas tatapan mata Alga tadi ketika bilang ingin menyingkirkan Gisella. Alga serius. Asya tau itu. "Kak Alga keluar, aku juga keluar."

Alga menghela nafas. Sejak kapan Asya-nya yang lugu jadi keras kepala seperti ini?

Asya mengigit bibir bawahnya kuat saat Alga melangkah mendekatinya. Suara langkah kakinya bahkan terdengar mengerikan sekarang. Asya mulai menunduk menatap kedua kakinya yang dilapisi sendal bulu ketika Alga hanya berjarak selangkah di depannya.

"Umm?"

Gadis itu mendongak saat melihat telapak tangan besar Alga terulur padanya. Wajah tampan Alga terlihat sangat dekat, pria itu tersenyum lembut padanya. "Ayo, nggak perlu kaya gini buat minta ikut keluar. Gue nggak pernah nolak apapun yang lo minta, Asya."

"T-tapi tadi Kak Alga marah dan---"

"Kenapa lo jadi sering mikir jelek soal gue belakangan ini?" potong Alga lalu meraih tangan kecil  gadis itu untuk digenggamnya. "Gue jadi sedih."

ALGASYA ; STEP BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang