41 || Benci

129K 10K 7.9K
                                    

Klean nyoblos tidak?

Sapa golput?

Aku😭😭

Sedih banget nggak bisa ikut nyoblos gara-gara sakit. Mana lima tahun sekali:(

****

"Sya, gue mules banget. Kalau Darren jemput gue bilang suruh tunggu ya!" kata Gisella lalu berlari terbirit-birit menuju toilet.

Asya tertawa kecil. Saat ini ia berada di cafe tempatnya melakukan pekerjaan paruh waktu. Bukan untuk mendapatkan uang, tapi untuk bersenang-senang.

Pintu cafe terbuka, menampilkan sosok pemuda tinggi dengan rambut kecoklatan dan kaos putih polos dipadukan dengan jeans hitam. Wajahnya tidak ramah, terlebih saat melihat Asya.

Asya jadi canggung ingin tersenyum, tapi ia tetap menyapa. "Darren," katanya manis. "Sella di belakang, tunggu sebentar ya."

Sudah lama sekali sejak terakhir kali Asya bicara dan mengobrol dengan Darren. Meskipun selalu bertemu, mereka tidak pernah bertegur sapa. Lebih tepatnya, Darren lah yang menghindar darinya.

Biasanya, Asya tidak mau mengganggu Darren. Tetapi ia merasa mereka butuh bicara.

"Darren," gadis itu berdiri tepat di sebelah Darren yang duduk memainkan ponselnya. "Aku mau tanya. Dua tahun lalu, di rumah sakit. Kamu sebut kematian orang tua aku. Maksud kamu apa?"

Darren meliriknya sekilas lalu kembali memainkan ponselnya, seolah-olah Asya adalah debu terbang semata.

Asya menghela nafas. "Sampai kapan kamu mau diemin aku kaya gini? Aku salah apa sih ke kamu?"

BRAK!

Darren membanting ponselnya ke meja. Kemudian memandang Asya dingin. "Masih nanya salah lo apa?" ketusnya. "Telinga lo masih berfungsi kan? Gue nggak mau orang-orang sekitar gue kena bahaya karena lo. Kurang jelas apa lagi?"

"Tapi Darren, kamu semarah ini kenapa? Kamu bahkan nggak pernah dekat sama Kak Noah."

Darren menggeram kecil. "Justru karena itu gue semakin nggak mau liat lo. Gue nyesel pernah berniat mau nolong lo dari bajingan monster itu."

Darren berdiri kemudian menatap kedua mata Asya lurus. "Mau sampe kapan lo bergantung sama manusia brengsek itu, Sya? Sampe gue dan Gisella juga jadi korban, iya?"

"Bang Ethan udah kasih tau gue semuanya. Hubungan lo dan Alga. Bahkan kejahatan brengsek orang itu," kata Darren terkekeh. "Gue tadinya nggak mau percaya, sampai gue liat sendiri apa yang terjadi ke Bang Noah," ucap Darren.

"Selama ini lo bukan tinggal sama malaikat pelindung, tapi pembunuh orang tua lo. Dia bisa nyingkirin apapun dengan tangannya. Termasuk lo, bodoh! Lo juga bisa mati kalau terus di sisi dia!"

"Lo mau tau kenapa gue semarah ini? Karena gue ceritain semua yang gue tau dari Bang Ethan ke Bang Noah! Noah, cowok itu celaka karena gue! Karena gue dengan bodohnya sok pahlawan mau nolongin lo!" sentak Darren sampai Asya menutup matanya.

"Noah kecelakaan saat dijalan mau nemuin lo, Sya. Kurang jelas apa lagi, sih?" geram Darren. "Ah sial, gue nggak percaya terlibat sama hal-hal gila kayak gini. Dia bahkan tega bunuh orang tuanya. Sinting."

ALGASYA ; STEP BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang