10 || Cemburu

305K 16.6K 2.2K
                                    


ABSEN DULU YANG KANGEN?!

****

Hari terakhir Masa Orientasi Siswa membuat Asya jauh lebih semangat. Pagi-pagi sekali dia sudah siap dengan kemeja putih dan rok hitam. Karena sebelumnya melakukan home schooling, Asya tentunya tidak punya seragam lain hingga dia mengenakan pakaian ini sesuai aturan.

Ada dua pilihan, mengenakan seragam sekolah lama atau mengenakan kemeja putih dan rok hitam. Asya memilih opsi kedua.

Asya membuka pintu lalu menuruni tangga segera, senyumnya begitu lebar. Rasanya tidur semalam terasa lebih nyenyak dan hangat seperti ada yang memeluknya penuh kasih sayang. Persis seperti yang dilakukan Mamanya. Asya tau itu hanya halusinasi, tapi dia sudah bahagia.

"Loh," Asya mengedip-ngedipkan mata, menarik-narik gagang pintu utama namun tidak mau terbuka. "Kok dikunci?"

Pintu rumah Asya cukup canggih, setiap pagi kuncinya akan terbuka dengan sendirinya sesuai pengaturan. Alga mengganti metode pintu menjadi digital dan bisa dikendalikan dari jarak jauh agar lebih memudahkannya. Tapi tidak biasanya, pagi ini pintu masih terkunci rapat.

Asya membalik langkahnya untuk kembali ke lantai dua. Saat berdiri di depan pintu kamar Alga, Asya sedikit menarik nafas. Wajah marah Alga kemarin masih melekat jelas diingatnya. Apa Alga akan memaafkannya hanya karena sebatang cokelat? Asya ragu.

"Kak Al," panggil Asya. "Buka pintu rumah, aku mau berangkat sekolah."

Tidak ada sahutan.

"Kak Al?" panggil Asya ulang. Karena tidak kunjung ada jawaban, Asya mendorong pintu yang ternyata tidak dikunci. Asya masuk dan mengedarkan pandangannya, tapi tidak menemukan Alga dimanapun.

Sesuatu mengambil alih perhatian Asya, gadis itu mendekati sebuah laci yang sedikit terbuka. Asya menariknya lalu terdiam begitu melihat ratusan bungkus rokok baru berada didalamnya.

 Asya menariknya lalu terdiam begitu melihat ratusan bungkus rokok baru berada didalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Al, ngerokok atau mau setor nyawa?" gumam Asya pelan. Sebenarnya sejak kapan Alga menjadi pecandu rokok seperti ini?

Asya mengangguk kecil berusaha tidak khawatir. "Ini normal, kan laki-laki."

Asya menutup laci pertama, dengan iseng dia menarik laci kedua, lagi-lagi Asya dibuat menganga karena isinya sama. Asya kembali membuka laci ketiga dibawahnya, keempat, dan yang terakhir, semuanya Asya buka dan hasilnya sama seperti laci pertama.

"Lo ngapain di kamar gue?" suara berat dan serak terdengar di belakangnya. Asya berdecak, dia akan memarahi Alga karena menyimpan rokok sebanyak ini.

ALGASYA ; STEP BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang