19 || Saingan

276K 17.4K 6.9K
                                    


Siapa yang kangen?!☝🏻

Maaf habis kena writerblok mangkanya baru update huhuuu, sowryyyyy:(

Vote dulu sebelum bacaa yaaa🖤

*****

"Gisella, kamu pernah ciuman?"

Uhuk!

Gisella terbatuk-batuk karena terkejut, wajahnya langsung memerah. Belum sedetik sejak Asya menaruh bokongnya di bangku, tetapi langsung melontarkan pertanyaan aneh. Gisella membasahi bibirnya lalu bertanya gugup. "K-kenapa emang?"

"Ciuman itu artinya apa? Kenapa kamu ciuman?" tanya Asya. Gadis cantik yang kini membiarkan rambutnya tergerai itu sangat menunggu jawaban Gisella.

"Nggak sengaja!" Gisella berbicara berapi-api. "Kemaren malem Darren terlalu ganteng, g-gue gak sengaja! Sumpah!"

Asya melongo. "Hah?"

Gisella memilin tangannya. Dasar mulut sialan, ia keceplosan. "Itu gak serius. Gue nggak sengaja! Salah siapa dia malah tidur pas kerja kelompok?" Gisella membela diri. "Salah siapa bikin gue tergoda?!"

Asya semakin melongo.

"Pokoknya jangan kasih tau Darren kalau gue diem-diem cium dia pas ketiduran di rumah gue," Gisella memohon dengan kedua tangan menyatu.

Persis seperti yang Alga lakukan. Menciumnya diam-diam.

"Emang boleh cium orang karena ganteng?" tanya Asya. "Dan sebaliknya?"

"Boleh!" Gisella menjawab tegas lalu menyentuh pundak Asya, menatapnya serius. "Jaman sekarang ciuman itu bukan apa-apa. Lo nggak perlu anggap serius!"

"Oh gitu," Asya mengerti. Jadi bukan apa-apa.

"Beban kelompok, nongol juga lo?" Darren masuk ke kelas dengan tas yang tersampir di sebelah bahunya. Biasanya Darren memang berwajah kejam, tapi kali ini berbeda. Ia seperti benar-benar ingin menelan Asya dengan sempurna.

"Lain kali gue gak mau satu kelompok sama lo. Gak mau kerja, ngilang segala juga," ketus Darren. "Tau diri dikit kek."

"Asya kan sakit, dia udah bilang ke gue. Lo juga kemarin bolos pas harus nyusun tugas. Lo sama aja," Gisella yang membalas ucapan Darren. "Gue sendirian yang harus presentasiin tugas kita. Syukur nama lo gak gue coret. Jangan marah-marahin Asya."

"Bacot, berisik banget masih pagi," mood Darren benar-benar jelek.

Jam pelajaran di mulai. Tatapan Darren tidak lepas dari perempuan di depannya, menatap lekat rambut hitam panjang yang dibiarkan terurai dengan sebuah pita merah muda yang menghiasi. Terlihat sangat kekanakan, kontras dengan wajahnya yang polos dan murni seperti belum tercemar oleh buruknya dunia.

Darren tiba-tiba kesal. Ia menggeser kursinya maju lalu menggerakkan kaki ke depan dan menendang-nendang kecil kursi di depannya. Saat Asya mulai terusik, Darren menyunggingkan senyum puas.

"Pak," Asya tiba-tiba mengangkat tangan, membuat Guru yang menjelaskan serta seluruh kelas langsung menatap gadis manis itu. "Hukum gangguin orang yang lagi belajar apa ya, Pak?"

Darren pucat. Sialan.

Apalagi Guru di depan adalah yang paling galak. Padahal Darren sedang bertaruh pada Gisella agar tidak membuat masalah.

ALGASYA ; STEP BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang