Part 31

3.5K 274 8
                                    

"A-apa?" tubuh Dimmy lemas seketika. Ia merasa jantungnya seakan berhenti berdetak. Bayangan ibunya, senyumannya, omelannya, berputar-putar di otak Dimmy saat itu juga. "Mama ... Mister, Mister bohong kan? Mama gak meninggal kan? Mama gak jadi ke sini kan? Mama sehat, Mister ... dia gak ke sini. Mama—"

"Kamu harus bisa belajar untuk menerimanya, Tuan Julian. Saya turut berduka cita atas ini semua. Ayahmu akan menjemputmu esok hari untuk pulang sementara, menghadiri pemakaman ibumu," Mr. Henry berusaha setenang mungkin.

"GAK MUNGKIN!!! INI SEMUA GAK NYATA KAN?! KALIAN SEMUA LAGI BOHONGIN SAYA KAN?! JAWAB, MISTER!!! TOLONG AKHIRI LELUCON INI!!! INI SEMUA GAK LUCU!!!" BRAAAKK!!! Dimmy berteriak kencang, menggebrak meja kerja milik Mr. Henry. Napasnya menderu tak beraturan, jantungnya berdetak kencang.

Mr. Henry sedikit terkejut dengan perlakuan Dimmy, tetapi ia mencoba untuk setenang mungkin. Ia mengangkat sebelah tangannya kepada salah satu bodyguard-nya yang ada di pojok ruangannya untuk mengisyaratkan bahwa ia baik-baik saja dan meminta tolong agar tidak ikut campur dalam hal ini. Mr. Henry memang sengaja menempatkan salah satu bodyguard miliknya di ruangannya, yang bermaksud untuk berjaga-jaga apabila Dimmy kehilangan kendali atas dirinya.

"Ini bukan lelucon. Saya tidak akan sekalipun membuat lelucon seperti ini! Saya mohon kamu tenang dulu, kamu harus sabar. Belajar menerima ini semua, Tuan Julian."

"GAK BISA!!! MISTER DENGAN GAMPANGNYA BILANG BEGITU, GIMANA DENGAN SAYA?! SAYA GAK BISA—" tenggorokan Dimmy tambah tercekat. Lama-kelamaan, butiran bening jatuh dari kedua matanya, melewati pipinya. Pandangannya kabur seketika. Ia benar-benar down, ia benar-benar marah kali ini. Rasa sedih dan marah menjadi satu, membuatnya sama sekali tidak bisa mengontrol dirinya walaupun seberat apapun ia mencoba. Ia sama sekali tidak bisa menerimanya. "AAAARRGGHHH....!!!" Dimmy berteriak kencang, melempar dan memukul apa saja yang ada di sekelilingnya. Ia seperti orang kerasukan, tidak bisa mengendalikan dirinya.

"ANTHONY, JANGAN BIARKAN DIA KELUAR!!! TAHAN DIA, SAYA TIDAK INGIN ADA KORBAN JIKA IA DIBIARKAN KELUAR DENGAN KONDISI SEPERTI INI!!!" Mr. Henry memerintahkan Anthony, bodyguard kepercayaannya.

"BAIK, TUAN!!!" Anthony menahan tubuh Dimmy agar ia tenang, tetapi sepertinya usahanya sia-sia. Dimmy dengan beringas melepaskan cengkeraman kuat Anthony di tubuhnya dan balik memukul wajah lelaki berjas hitam itu.

"DIMMYTRI, SAYA BILANG TENANG! KAMU TIDAK BOLEH SEPERTI INI TERUS! KAMU HARUS BISA MENERIMANYA, INI SEMUA SUDAH TERJADI!!!" Mr. Henry turun tangan. Ia memeluk tubuh Dimmy dari belakang, menenangkannya.

"HAAAAAA ... AAAA ... AAARRRGGHHHH.....!!!"

"SAYA TAU KAMU SYOK BERAT, TETAPI TOLONG, KAMU TIDAK BOLEH SEPERTI INI!!! KENDALIKAN EMOSIMU, IBUMU YANG SUDAH ADA DI ALAM SANA PASTI AKAN SEDIH MELIHATMU SEPERTI INI!!!"

"AAAAARRGGHH!! TAU APA MISTER TENTANG MAMA?! TAU APA MISTER TENTANG KEHILANGAN SESEORANG YANG DISAYANG?! ANDA TIDAK AKAN PERNAH MENGERTI BAGAIMANA PERASAAN SAYA!!!" Dimmy berhasil melepaskan pelukan Mr. Henry, menatapnya sambil menunjuk-nunjuk wajahnya. Mr. Henry terdiam beberapa saat.

"Saya tahu bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang amat saya sayangi. Saya mengerti perasaanmu. Saya pernah kehilangan istri saya yang amat saya cintai. Vallen, dia kehilangan ibunya! Saya mengerti bagaimana rasanya. Vallen juga pasti mengerti perasaanmu." Dimmy terdiam dengan napas tak beraturan mendengar perkataan Mr. Henry yang tenang dan bijaksana. "Masih banyak murid di Achilleo Academy yang tidak seberuntung kamu. Apa kamu tidak menyadarinya? Kingstone Allatas Juno, dia dituduh sebagai anak haram. Ibunya meninggal saat melahirkannya dan ayahnya pergi begitu saja, tidak mempertanggungjawabkan perbuatannya. Celmo Rachiesa Crown, dia kehilangan ayahnya dan ibunya entah ke mana, tidak diketahui kabarnya sama sekali. Mereka berdua teman dekat kamu, apakah kamu masih belum bisa menyadarinya?"

Achilleo AcademyWhere stories live. Discover now