1

56.7K 4.9K 93
                                    

Dari ingatannya, lusa kemarin adalah hari kematian Ibunya yang berarti perjalanan novel sudah sampai di pertengahan cerita. Dimana saat ini Pangeran Mahkota serta beberapa prajurit kerajaan sedang pergi mengurus pemberontakan di perbatasan kerajaan Akrasta yang terletak di sebelah barat hutan ilusi yang berbahaya.

Pertarungan itu berlangsung sengit hingga tanpa sadar membuatnya kewalahan karena jumlah para pemberontak lebih banyak dari informasi yang dia terima. Mau tak mau Pangeran Mahkota pun mengirim salah satu anak buahnya untuk memanggil bala bantuan selagi dirinya dan sisa prajurit yang lain menghadapi pemberontak.

Saat itulah, Cova yang sedang mencari tumbuhan herbal langka di pinggir jurang tertabrak oleh kuda Pangeran Mahkota karena sedang menghindari keroyokan yang pemberontak itu lakukan.

Dan kejadian itu akan berlangsung besok, jadi mari kita mati suri hingga besok, batin Cova.

Keesokan harinya Cova terbangun dan menyadari beberapa persediaan obat herbal memang habis dan seingat nya obat itu adalah pesanan seorang Lord dari salah satu keluarga bangsawan. Dia tidak mau mencari masalah dengan keluarga bangsawan karena dia hanya seorang rakyat biasa, bisa-bisa dia dibunuh hanya karena tidak menepati pesanan sesuai jadwal.

Jangan menganggap dia berlebihan, di novel yang ber-setting di era kerajaan seperti ini nyawa adalah sesuatu yang murah. Salah sedikit kepalamu hilang, nyinyir sedikit keluarga mu mati tanpa menyisakan satu keturunan pun. Pokoknya apapun itu disini belum seperti dunia modern yang ada Hak Asasi Manusia.

Mengingat hal itu membuat Cova mau tak mau harus keluar mencari tanaman herbalnya. Dia berencana untuk mencari tanaman herbal langka yang berada di pinggir jurang itu malam hari saja untuk menghindari maut.

Cova pun meraih jubahnya lalu menutupi kepalanya dengan tudungnya. Diraihnya keranjang rotan yang biasa digunakan untuk menaruh tanaman herbal dan terakhir mengunci pintu gubuk mungilnya.

Selama perjalanan tak henti-hentinya dia mengagumi keindahan alam di dunia ini, sejauh mata memandang hanya pohon hijau yang terlihat, udara yang sangat segar tidak seperti di kota, lalu tidak jauh dari tempatnya terdengar gemericik air sungai yang damai.

Setengah keranjangnya sudah terisi beberapa macam tanaman seperti chamomile, ashwagandha, eleutero, rodhiola dan turmeric untuk tubuh yang kelelahan. Skullcap, safron crocus dan valerian untuk menenagkan pikiran dan masih banyak lagi.

Dalam perjalanannya menuju beberapa tempat untuk melengkapi pencariannya, Cova bertegur sapa dengan beberapa penduduk yang berkerja mencari kayu bakar dan lain sebagainya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dalam perjalanannya menuju beberapa tempat untuk melengkapi pencariannya, Cova bertegur sapa dengan beberapa penduduk yang berkerja mencari kayu bakar dan lain sebagainya. Cova dikenal sebagai anak yang pemalu karena kemanapun dia pergi selalu menggunakan kain penutup yang menutupi setengah wajahnya.

Itulah yang menjadi ciri khas dari Cova, tabib mata cantik, julukan para penduduk desa padanya karena warna bola matanya yang sebiru lautan dipadukan dengan bulu matanya yang lentik serta alis yang terkikir rapi.

Akrasta: The Return [Terbit]Where stories live. Discover now