20

31.3K 3.3K 130
                                    

Pagi ini kediaman Archduke mulai terlihat seperti rumah-rumah manusia normal biasanya. Archduke muda itu memerintahkan Berton untuk membersihkan semua penjuru rumah dan mulai memperkerjakan pelayan.

Beberapa dari prajurit milik grand duke pun setengahnya di tugaskan untuk menjaga kediaman Archduke.

Ruang tamu penuh dengan bingkisan berupa barang-barang keperluan wanita. Archduke muda itu memesan semuanya dari toko Lady Margaret.

Katrina dan Cova pun sudah berkenalan kemarin lusa.

"Selesai. Lady, minumlah obat ini sehari dua kali. Ini akan membantu menenangkan pikiran anda" ucap Cova yang telah selesai membalut luka Katrina dan mengoleskan salep di beberapa titik wajahnya yang masih terlihat memar.

"Terimakasih" Jawab Katrina seadanya, dia hanya merespon singkat setiap kali di ajak bicara dan sisanya dia hanya melamun.

Archduke mengurungkan niatnya untuk memberitahukan hal ini pada Lord Arthur karena permintaan Katrina. Dia ingin dia sendiri lah yang menceritakan nya kepada orang taunya saat dia siap nanti, dan tentu saja meminta agar pertunangan ini di batalkan.

Dia tidak mau lagi berurusan dengan orang yang menjadi alasannya menderita.

"Bisakah kau memanggil Lord Max kemari ? Ada yang ingin aku bicarakan dengannya" pinta Katrina ketika Cova hendak beranjak pergi.

"Tentu Lady, ada lagi yang bisa saya bantu ?"

"Tabib, buatkan aku obat untuk menggugurkan kandungan. Aku tidak sudi mengandung benih hasil pelecehan yang lelaki tua menjijikan itu lakukan padaku. Aku tidak akan pernah sudi"

Cova yang mengerti ucapan Katrina pun tersenyum maklum.

"Menjawab Lady, anda tidak akan hamil"

Katrina menaikkan sebelah alisnya bingung, bukan kah dia sudah tidak..

"Saya yang membersihkan tubuh Lady dari awal Lady berada di rumah yang mulia Archduke. Saya sendiri pun juga wanita dan seorang tabib, saya tahu betul apa yang anda maksud dan hal itu tidak ada saya temukan di tubuh Lady" jelas Cova tenang

"Maksudmu.. aku.. masih..."

"Benar Lady"

Katrina terdiam, apa itu bisa di artikan bahwa pria itu datang tepat waktu untuk menyelamatkan nya walaupun sedikit terlambat ?

Kalau di ingat-ingat dia juga belum berterimakasih pada Lord Max karena masih berlarut dalam kesedihannya. Padahal pria itu menemaninya tidur selama dua malam ini, walaupun terlihat sangat tidak nyaman namun Pria itu tetap memejamkan matanya menyusuri alam mimpi di atas sofa.

Aku harus berterimakasih nanti, batinnya.

Cova pun pamit setelah Katrina mengizinkannya untuk pergi.

Katrina beranjak dari tidurnya, berjalan menuju pintu balkon yang terbuka lebar, angin masuk menerbangkan gorden putih yang menjadi sekatnya.

Mungkin kenangan buruk itu masih mampu dia tekan, membiarkan waktu menimbunnya dengan perlahan.

Namun kematian Arlo dan anak-anak panti, sampai kapan pun dia tidak akan melupakannya. Bagaimana tubuh kecil itu melayang di udara hingga membentur batang pohon dan batu. Retakan tulang punggung itu sangat renyah terdengar di telinganya. Bagaimana raut terkejut bercampur ketakutan itu terlihat diwajah tidak berdosa mereka.

Katrina menutup matanya, membiarkan sinar matahari menghangatkan hatinya yang mulai mendingin. Ya, cuaca hari ini cukup hangat dari beberapa yang hari lalu, bahkan cahaya matahari keluar sesekali jika awan tidak menutupi.

Akrasta: The Return [Terbit]Where stories live. Discover now