19

30.7K 3.2K 66
                                    

Maximillian Lodivico Olivander, seorang Archduke muda yang telah menjabat selama 20 tahun dia hidup.

Maximillian Lodivico Olivander, seorang Archduke muda yang telah menjabat selama 20 tahun dia hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia dulunya adalah seorang anak dari salah satu Marquess kerajaan Akrasta. Dia mendapatkan gelar Archduke dari Raja karena menggantikan ayahnya yang telah gugur saat perang melawan Penyihir.

Peran sang Marquess saat melindungi Akrasta adalah panglima pertahanan perang. Ayahnya gugur dan posisi Archduke di serahkan padanya mengingat hanya dia lah anak satu-satu nya.

Dia tidak pernah mau menganggap dan menerima gelar itu selama ini, karena dia berpikir gelar itu seharusnya di sandang di depan nama ayahnya.

Bahkan rumah baru pemberian Raja tidak pernah dia urus, apalagi mengunjunginya.

Berton adalah kepala pelayan yang sedari kecil sudah berkerja pada keluarga Marquess Olivander hingga saat ini menjadi Archduke Olivander.

Tuannya itu tidak pernah mau tau dengan rumah baru nya ini, dia lebih memilih berkerja sebagai seorang tangan kanan Grand Duke daripada menerima jabatan itu bersandang di depan namanya. Dia juga tidak pernah menerima atau menggunakan gaji nya sebagai seorang Archduke selama ini, semua uang itu masuk ke dalam brangkas ayahnya, bukan dirinya.

Selama ini dia tinggal di rumah Grand Duke, dia tidak mau pulang ke rumah ayah nya saat menjadi Marquess karena penuh dengan kenangan indah yang menyedihkan dan juga tidak pernah menganggap rumah baru nya sebagai Archduke menjadi rumahnya.

Hingga saat ini, Berton lah yang menjaga dan merawat rumah itu Bahkan semua barang-barang di rumah itu masih berselimutkan kain putih, dari luar rumah ini terlihat seperti kastil angker, tidak ada satu orang pun pelayan dan prajurit. Hanya Berton seorang.

Namun begitu, tuannya itu tetap menyuruh dirinya untuk memanggil pelayan bayaran untuk membersihkan rumah itu seminggu sekali.

Empat jam setelah dia membaringkan Katrina di kasur, wanita itu membuka matanya dan mengamuk sejadi-jadinya. Memukul dan menggaruk kulitnya dengan kasar hingga luka pada tubuhnya bertambah.

Max saat itu sedang mengaitkan surat di kaki burung merpati untuk grand duke, maminta izin agar dia mau meminjamkan Cova untuk merawat Lady Katrina yang saat ini sedang terluka parah di kediaman Archduke.

Suara teriakan histeris Katrina bahkan terdengar hingga ruang kerja nya.

Saat Max membuka pintu kamar, Katrina sudah berada di balkon dan akan menjatuhkan dirinya sendiri.

Matanya membola tak menyangka, dengan cepat dia berlari dan menggagalkan niat Katrina.

Wanita itu terus berontak dalam dekapan Max. Dia tidak mau hidup, tidak dengan pengalaman buruk yang akan terus menghantui nya di setiap tarikan nafasnya.

Dia benci dirinya sendiri, dia benci dengan kenyataan dimana saat ini dia bukan lagi seorang Lady yang suci, dia benci mengingat ketidak berdayaannya di bawah kungkungan lelaki itu, dia benci tubuhnya yang sudah di jamah dengan kasarnya oleh lelaki itu dan dia benci dirinya yang membuat Arlo dan anak-anak panti itu kehilangan nyawa karena dirinya.

Akrasta: The Return [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang