33

26.6K 2.8K 94
                                    

Cova meneteskan air matanya, dia menangis sejadi-jadinya setelah mendengar penjelasan Raja.

Apa yang harus dia lakukan ?

Batu sodalite sudah berada di ambang batasnya, kekuatan penyihir putih sudah hilang, dia tidak punya pilihan lain selain memanggil Dewa untuk membunuh Ratu Penyihir, maka itu artinya dia pun harus kehilangan Asher.

"Apa yang harus ku lakukan yang mulia ? Aku.. aku tidak bisa" cicit Cova kembali tertunduk menangis.

Dia merasa ini tidak adil, rasanya seakan Asher di besarkan dan jaga untuk akhirnya tetap mati.

Naveah egois, batin Cova.

Dia lari dari tanggung jawabnya dan menyerahkan semuanya sekarang pada Cova, seorang wanita yang sial nya juga jatuh cinta dengan anaknya, bahkan bisa di katakan dia pun secara tidak langsung sekarang adalah ibu dari Asher.

Dia tidak bisa mempercayai ini, tapi jika sudah seperti ini, dia harus apa ?

Jadi ini maksud Alana, jika iya aku sangat menyesal. Batin Cova.

"Apa Asher tau, yang mulia ?" Raja terdiam sejenak,

"Asher hanya tau ibu nya pergi untuk melindungi keluarga nya. Naveah menghapus ingatan Asher tentang tragedi malam itu, dimana dia sempat sekarat dan di ambang kematian. Asher juga tidak tau menahu tentang Jantung Penyihir yang berdetak di dalam tubuhnya, rahasia itu hanya aku dan Naveah yang mengetahuinya.

Setelah hampir 3 tahun dia mengurung diri menangisi dimana ibu nya, dia pun bertekad untuk mencari ibunya dengan kedok pergi berperang sedari usia nya 10 tahun. Dia pergi perang ke berbagai penjuru benua hanya untuk mencari dimana ibunya bersembunyi.

Naveah yang dapat bertukar tubuh dengan seseorang, dia tidak mengetahui hal itu. Hingga akhirnya dia menyerah, dan membiarkan semuanya berlalu dengan semestinya.

Asher berusaha mengeluarkan pikiran tentang Naveah dari kepalanya dengan cara menyalahkannya, dengan berpikir karena ibunya lah ayahnya mati. Hal itu dia lakukan hanya untuk mengubah rasa rindu nya yang tidak berkesudahan menjadi perasaan benci."

Cova kembali terisak, apa jadinya jika sekarang dia mengaku pada Asher bahwa dia adalah Penyihir putih?

Apalagi sekarang dia di himpit dengan berbagai pilihan sulit. Dia tidak mau membunuh Asher namun di satu sisi umat manusia akan punah jika Ratu Penyihir tidak juga di binasakan.

"Countess Alana bersekutu dengan Penyihir, yang mulia" Raja menatap tajam ke arah Cova, terkejut dengan ucapannya, dia tau wanita itu rubah tapi dia tidak menyangka bahwa wanita itu juga berhati iblis.

"Dia sempat bertemu denganNya dan mengatakan mereka akan datang untukku sebelum musim dingin berakhir"

Raja terdiam, tidak tau harus bereaksi seperti apa. Akhirnya hari itu akan datang, hari-hari dimana kedamaian akan menghilang seperti saat itu. Mereka akan di hadapkan dengan satu pilihan, yaitu mati.

Walaupun Ratu Penyihir tidak sekuat sebelum dia memiliki jantung tapi tetap saja, manusia hanyalah seonggok daging dan tulang yang dapat terluka.

Kami memiliki rasa takut untuk mati, berjuang dan bertahan rasanya hanya sebagai penghibur diri sebelum menuju hal yang pasti. Dulu aku mungkin menjadi orang yang tidak berguna, namun kali ini, aku akan melindungi orang-orang yang ku kasihi, Batin Raja.

"Aku akan berjuang bersama mu. Akan ku kerahkan seluruh tenaga ku untuk melindungimu dan keluargaku kali ini. Aku pernah bertarung dua kali mendukung mu dan aku tidak keberatan sama sekali untuk melakukan yang ketiga kalinya. Kali ini semua orang harus selamat." Raja membuka suaranya, dia tau Cova pasti lebih frustasi disini, seorang wanita muda yang di jejalkan kenyataan pahit saat dia baru saja memulai hidupnya.

Akrasta: The Return [Terbit]Where stories live. Discover now