8. G&W | Upacara Kenaikan Pangkat

503 31 0
                                    

Upacara Kenaikan Pangkat.

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Hari dimana dirinya dan tentara lain akan naik satu pangkat lebih tinggi. Pada acara itu para tentara didampingi oleh orangtuanya masing-masing dan untuk tentara yang sudah berkeluarga akan didampingi istrinya.

Upacara itu dipimpin langsung oleh Jenderal Besar, yang turun langsung dalam upacara kenaikan pangkat tersebut. Ditemani oleh Letnan Jenderal TNI Hartono Afandi, S.H.,M.M. yang tak lain adalah ayah dari Alghifari dan Mayor Jenderal TNI Ahmad Susilo,S.H.,M.M. beserta tentara yang lain.

Upacara kenaikan pangkat ini sebagai wujud penghargaan atas dedikasi, kerja keras, tugas dan penyesuaian jabatan di lingkungan Angkatan Darat kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI H. Yugono, S.E.,M.M. (nama samaran ya gaes) memimpin acara laporan korps kenaikan satu pangkat lebih tinggi kepada 25 Perwira tinggi Angkatan Darat di aula Jenderal Besar Abdul H.N Mabes di Jakarta.

KSAD menegaskan bahwa kenaikan ini merupakan anugerah Tuhan yang Maha Esa yang patut kita syukuri dan merupakan kepercayaan atas dedikasi maupun kinerja serta kepemimpinan yang dijalani para perwira pertama yang mendapatkan kenaikan pangkat.

***

Alghifari Putra Afandi berhasil mendapatkan kenaikan pangkat yang semula Letnan Dua menjadi Letnan Satu.

Dua garis kuning! Ya, pangkat itu akhirnya melekat di bahu kanan dan kiri pada seragam PDU nya (pakaian dinas upacara).

Rasanya perjuangannya selama ini tidak sia-sia, dirinya berhasil mendapatkan pangkat itu karena usahanya sendiri. Ia bangga pada dirinya karena mendapatkan kenaikan pangkat di usianya yang bisa dibilang cukup muda yaitu usia ke 26 tahun. Kalau saja ia tidak berpendidikan dengan kuliah 4 tahun di Universitas Pertahanan, pasti di usianya yang masih muda ini ia tidak akan mendapat pangkat Lettu. Mengingat, lulusan dari Akmil ataupun Unhan bisa menjadi tentara dan berpangkat Letda.

Taufiq pun belum mendapat kenaikan pangkat, mungkin tahun depan? Entahlah dia tidak tahu.

Kini sisa dua temannya yang masih berpangkat Bintara yaitu Fathan dan Adi. Mereka berempat adalah sahabat sejak mereka menjadi tentara, dan sekarang sudah bertugas pun mereka masih bersahabat.

"Papah bangga sama kamu Al, di usiamu yang terbilang muda kamu bisa meraih gelar itu. Papah bangga dengan kinerja kamu yang bagus. Kamu benar-benar mengikuti jejak papah. Jadi, kapan nih kamu bakal kasih papah mantu?" Pak Hartono berbicara sambil menepuk bahu sang anak diiringi dengan senyum jahil dan isengnya.

"Iya nak, mamah juga pengen bisa cepet-cepet nimang cucu. Kalau kamu belum ada calon, mamah bisa carikan nak!" ucap ibu Hamidah sambil mengusap kepala anak laki-lakinya. Tidak hanya itu, senyum jahil pun ikut tercipta di bibir ibunya.

"Apaan sih mah pah! Al mau fokus ke karir dulu, mau fokus bahagian mamah papah sama Alesha, gak mau mikirin masalah cewek!" Alghifari berbicara dengan ketus. Alghifari memang selalu menghindar kalau ditanya tentang perempuan. Bagaimana tidak, punya kenalan dan dekat dengan perempuan ajah tidak? Bagaimana dia bisa punya pasangan?

"Kamu kan sekarang udah naik pangkat, karir kamu udah sukses. Kamu sudah punya tabungan Al, usia kamu juga udah cocok untuk berkeluarga dan mendidik istri kamu, jangan melajang terus atau kamu mau menjadi captain dulu baru mau memikirkan masalah perempuan? Hmm?" Pak Hartono sungguh membuat Al malu, kalau masalah cewek emang Al itu tidak sehebat ayahnya. Sedangkan mamah dan papahnya tertawa melihat tingkah anak laki-lakinya itu.

Alghifari memilih diam dan membuang muka daripada harus meladeni pertanyaan ayahnya yang tidak penting.

***

Ada satu panggilan khusus yang membuat dirinya bertanya-tanya, kalau ia dipanggil untuk bertemu sekaligus berdiskusi dengan orang-orang penting. Dirinya bingung karena setahu dirinya yang mendapatkan undangan itu hanya Alghifari dan Taufiq.

Setelah memenuhi panggilan itu baru ia paham kalau dirinya itu akan menjadi pasukan khusus. Pasukan itu berjumlah 5 orang diantaranya Lettu Alghifari, Lettu Firman, Letda Taufiq, Letda Fajri dan Letda Zayyan.

Ternyata jenderal memilih anggota pasukan khusus lulusan dari Akademi, alias yang berpendidikan selama empat tahun. Mungkin tujuannya agar kita bisa bekerja dengan baik, karena pemikiran manusia yang berpendidikan itu berbeda dengan yang lain. Tak heran juga jika anggota pasukan khusus berpangkat perwira semua.

"Mohon maaf saya menganggu waktu kalian. Tujuan saya memanggil kalian karena kalian akan dipercayakan untuk menjadi pasukan khusus, sejak kalian masih berpendidikan kalian mempunyai keberanian yang tinggi, semangat dalam menjalankan tugas, tegas, bertanggung jawab dan pastinya mempunyai kemampuan fisik yang bagus. Kalian akan ditugaskan ke Luar Negeri setelah kalian selesai menjalankan tugas 1 tahun di luar pulau. Beberapa hari kedepan kalian akan dilatih keras agar bisa menghadapi situasi sulit, di pasukan ini saya percayakan kepada Lettu Alghifari untuk bertanggung jawab atas pasukannya dan Lettu Firman sebagai wakil dari Alghifari," ucap seorang jenderal yang memimpin langsung diskusi itu.

Setelah dijelaskan maksud dari perkumpulan itu barulah mereka mengerti, mereka akan menjalani beberapa latihan. Rencananya mereka akan dikirimkan untuk ikut andil dalam acara perdamaian dunia yang akan diselenggarakan di luar negeri. Mungkin acaranya itu mirip kaya penjagaan, perlindungan untuk masyarakat yang ada di negara itu. Atau bisa juga kitanya yang melatih tentara di negara itu. Sepertinya juga bakal ada tenaga kesehatan yang ikut serta.

"Bagaimana, dari kalian apa ada yang keberatan?" ucap Jenderal itu dengan tegas dan dijawab serentak oleh pasukan itu.

"Siapp! Tidakkk!" Jawab mereka serentak dengan posisi tubuh yang siap.

"Bagus, kedepannya kalau ada yang belum dimengerti silahkan untuk bertanya kepada saya ataupun bawahan saya," ucap Jenderal itu sebelum akhirnya dia keluar dari ruangan diskusi.

"Siappp!" kelima orang itu langsung hormat kepada jenderal besar.

Alghifari berpikir, bukankah menjadi pasukan khusus akan memudahkan ia mendapatkan promosi dan pastinya jarang ada waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Beruntung lah jadi papahnya itu tidak menyudutkan dirinya dengan wanita lagi.

Dirinya bakal fokus untuk menjalani hidupnya seperti yang dia mau.

Mereka pun berdiskusi mengenai program kerja serta strategi yang akan mereka lakukan. Mereka benar-benar harus bekerja sama antara satu sama lain. Selain itu, mereka akan berlatih lebih keras daripada tentara lain. Mengingat tugasnya sebagai pasukan khusus akan lebih berat, dan mereka harus siap menghadapi tantangan yang akan datang.





Btw, untuk nama orang yang berpangkat bintang emas itu kayak Mayor Jenderal, Letnan Jenderal bahkan Jenderal itu sendiri semuanya nama karangan author yah atau bisa juga dibilang nama samaran hehe....

Terimakasih yang sudah memberikan vote.

Green and WhiteWhere stories live. Discover now