31. G&W | Mengkhitbah?

572 45 5
                                    


"Tidak berkabar tiba-tiba melamar."

♥♡ Diana Hanifah ♡♥

Mengkhitbah

"Lanjutkan bu boss" teriak Sersan Adi. Mendengar itu, Al langsung menatap Adi dengan tatapan mautnya. Setelah mendengar teriakan itu, refleks Diana menoleh ke arah sumber suara. Ia tidak asing dengan suara itu, jika ia tebak suaranya mirip Sersan Adi. Sekilas pandangan matanya tertuju ke kumpulan para tentara dan mendapati Sersan Adi bersama para tentara yang lain.

"Hey sun, Dokter Diana cantik lohh, bisa ngaji, bisa masak, bisa beladiri, bisa nyanyi, bisa main alat musik, pinter juga tuh cewek." ucap Adi sambil jari tangannya menghitung apa saja yang perempuan itu bisa.

"Terus?" tanya Al dengan rahangnya yang mulai mengeras, tanda kalau ia tidak suka.

"Ya gercep lah, keburu di ambil orang nanti lu nyesel." peringatnya diiringi dengan nada bercanda nya. Adi memang memiliki dua kepribadian, ia bisa serius dan tegas ketika bertugas. Di lain sisi, dia juga tipe orang yang gampang diajak bercanda.

"Kalau kamu mau, tinggal ambil ajah! Ngapain ribet!?" ucap Al dengan suara beratnya.

"Yaelah, gue mah gak akan nikung pak boss ya. Lagian gue udah nyabang!"

"Iya nyabang, satu aja gak ada yang nyangkut!" ledek sersan Zayyan.

Mendengar ucapan Zayyan, membuat beberapa tentara yang berada di sekitar mereka tertawa puas.

"Nahh!" ucap sersan Fajri.

"Memiliki Dokter Diana itu seperti membaca surat Al-Fatihah, baru bismillah langsung Alhamdulillah! Senggol dong!" gombal sersan Fajri. Fajri memang adik kelas Al saat belajar di pesantren, jadi ia lebih suka gombalan yang islami.

"Gak usah bahas tuh cewek, bisa?" tegasnya kepada teman-temannya.

"Etdahh." ucap Adi heran.

Sedangkan Kapten Firman yang mendengar itupun langsung terkejut, Apa Al ada niatan buat jadiin Diana istrinya? Kalau benar, dirinya harus gerak cepat! ucapnya dalam hati, ekspresi wajahnya pun mulai serius seperti sedang memikirkan sesuatu.

Setelah menyelesaikan lagunya, Diana dan Faida berpelukan diatas panggung sederhana yang ada di gedung ini. Air mata antara Faida dan Diana tidak bisa dibendung lagi. Sebelum meninggalkan panggung, Diana dan Faida menyempatkan untuk mngucapkan terimakasih.

Diana dan Faida meluruskan kedua lengannya ke samping badannya dan menunduk kan punggung nya lalu berkata, "Terimakasih, Manof Teulbol (bahasa papua ya ges, artinya terimakasih.)

Diana pun agak sedikit kesusahan karena jaz putih itu, ia jadi tidak sempurna dalam gerakannya.

Mereka berdua menuruni panggung yang tidak tinggi ini. Mereka berdiri di samping panggung karena Faida lebih dulu di cegah dan di peluk oleh Taufiq. Seperti nya Taufiq ini sangat terharu?

Drttt....

Handphone nya berbunyi, terlihat jelas nama suster Bella yang bertugas di bagian resepsionis.

Suster Bella Call 📞

Bella: hallo dok?

Diana: ya sus? kenapa?

Bella: segera kembali ke rumah
sakit dok, setengah jam lagi akan
ada operasi. Dokter Diana harus membantu dokter senior.

Green and WhiteWhere stories live. Discover now