27. G&W | Diana Disandera

448 28 3
                                    

◆◇◆
Prajurit sejati bertempur
bukan karena dia membenci apa
yang ada di depannya, namun
karena dia mencintai apa
yang ada di belakangnya.
◆◇◆

~ Gilbert Keith Chesterton ~

Faida melihat pasukan khusus dari matra Darat berjalan menuju tempat mereka bertugas. Mereka berjejer dengan badan tegapnya dengan tangan kanan Al yang membawa pakaian seperti jaz putih, sedangkan Firman membawa kotak kesehatan dan stetoskop. Faida berusaha mengingat, bukannya saat Diana pergi dia membawa kotak kesehatan, stetoskop dan memakai jaz kebanggaan nya.

Faida bersama Aryani berlari menghampiri mereka, matanya mulai berkaca-kaca ketika mendapati Diana tidak ada diantara mereka.

"Let, Diana mana?" tanyanya, "kenapa kalian pulang tidak bersama Diana dan kenapa kalian cuma membawa barang-barang Diana?" tanyanya lagi, ekspresi wajah Faida mulai khawatir.

Mendapat pertanyaan seperti itu, Al tidak menanggapi. Al malah melepaskan peralatan dan senjata yang menempel di tubuhnya dengan malas.

Kemudian Taufiq meraih pergelangan tangan Faida dan membawanya pergi menjauh.

"Diana dimana Let?" tanya Faida kesal sambil tetap mengikuti langkah pacarnya ini.

"Panggil mas aja sayang" ucap Taufiq.

"Gak mau!" Faida menolak.

Kini Taufiq sudah berhenti berjalan, ia mulai memandangi lekat-lekat wajah pacarnya.

"Kasih tahu saya dulu, Diana dimana?"

"Kamu jangan khawatir, Diana baik-baik saja" ucap Taufiq.

"Faida ku sayang, kamu harus berjanji yah ketika kamu tahu sahabat kamu dimana, kamu jangan sedih?" tambahnya.

"Gimana nggak sedih coba, kita sekarang berada di Lebanon bukan di negara kita sendiri" ucapnya. "Cepet kasih tahu saya Let"

"Apa kalau mas kasih tahu, kamu bakal panggil saya mas lagi?" tanya Taufiq.

Faida pun mengangguk kan kepalanya dan berkata "Tapi, kalau Diana sudah kembali."

"Baiklah, kamu masih ingat kan tadi pagi mas dan pasukan khusus lainnya membawa sebuah kotak harta karun?" tanyanya, Faida menganggukkan kepalanya dengan cepat.

"Ternyata kotak itu adalah milik mafia kejam"

"Terus?!" ucap Faida dengan wajah penasaran nya.

"Sahabat kamu disandera sama mereka" ucapnya.

"Apahh?" ucapnya.

Setelah mendengar pernyataan dari Taufiq, kini Faida membuang muka untuk menyamarkan wajahnya yang sedang berisi air mata.

Ya Allah bukannya mafia itu sangat kejam, mereka tidak punya hati nurani sedikit pun. Aku takut Diana disakiti sama mereka ya Allah. ucapnya dalam hati sambil menghapus air matanya dengan tanganya sendiri.

"Tapi satu yang harus adek inget, kami para tentara tidak tinggal diam, mas bakal bantu Letnan Al untuk menolong Diana"

"Tugas adek sekarang adalah berdo'a agar sahabat adek baik-baik saja. Adek cukup tahu dan diam saja ya, jangan kasih tahu siapa-siapa." ucap Taufiq sambil mengelus puncak kepala Faida.

Green and WhiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang