16. G&W | Ujian yang horor

813 49 0
                                    

Ujian yang horor


Para dokter muda akan melanjutkan koas mereka di RS Tentara selama 3,5 bulan kedepan dan 2,5 bulan atau 10 minggu di RS kampus dengan satu stase lagi. Hari-hari menjalani koas Diana lalui dengan senang, kejadian kemarin bersama Al membuat dirinya bersemangat tanpa lelah. Melihat wajahnya yang tampan aja udah bikin hati Diana berbunga-bunga. Ahh, kenapa dirinya jadi memikirkan Al?
Fokus bekerja Diana!

Mengingat Al ,dirinya jadi ingat bukannya dalam waktu dekat ini Al dan para tentara yang lain akan bertugas di Lebanon? Kenapa Faida tidak ikut mengantarkan Taufiq? Atau Faida memang udah izin gak bisa nganterin karena jadwal koas yang padat? Ah, kenapa aku jadi memikirkan mereka?

Masa koas nya tinggal beberapa bulan lagi, setelah itu ujian, sumpah dokter, dan yang terakhir yaitu internship. Tak terasa 1 tahun lagi Diana akan menjadi dokter yang sesungguhnya. Diana tidak sabar ingin membuka klinik sendiri di kampung halaman nya agar ia bisa membantu pasien anak yatim piatu, lansia, fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkan. Itu adalah impiannya sejak masih duduk dibangku SMA.

Membayangkan dirinya bisa menjadi dokter ajah rasanya gak mungkin. Bahkan melihat perjuangan nya sendiri agar bisa berkuliah di Fakultas Kedokteran ajah kadang gak percaya dengan pencapaian nya saat ini.

***

6 bulan begitu cepat, kini masa koas nya sudah berakhir. Setelah itu, mereka akan melakukan ujian UKMPPD yang menyita waktu, tenaga dan pikiran.

Flashback

Masa-masa ujian seperti ini membuat nya ingat dengan ujian semester saat ia masih kuliah, kuis saat praktikum, menjawab pertanyaan secara bergilir, membuat laporan praktikum, tugas gambar mikrobiologi, tugas kuliah, ujian, pree test, post test dan juga yang pasti OSCE. Betapa beratnya ujian itu. Yang paling horor dari semua itu ya OSCE. Betapa susahnya, para mahasiswa harus melaksanakan OSCE di akhir semester yang mereka lalui. Mereka akan menangani pasien secara langsung dan mendiagnosa penyakit nya. Mau tidak mau para mahasiswa kedokteran harus mempelajari semua materi kuliah yang mereka dapat selama 1 semester. Karena OSCE ini tidak bisa ditebak kita bakal menangani diagnosa pasien yang seperti apa.
Bahkan mereka sampai begadang dan belajar kelompok untuk menghadapi OSCE.

***

1 minggu sebelum ujian Diana dan mahasiswa lainnya mati-matian belajar dan memahami beberapa penyakit yang banyak terjadi di Indonesia, seperti virus, tbc, penyakit kelamin, batuk, pilek, demam, dehidrasi dan lain-lain. Para mahasiswa bahkan belajar sampai larut malam alias begadang. Hanya demi bisa mengerjakan soal ujian dengan baik.

Semua ia lakukan untuk gelar dokternya dan juga untuk menciptakan senyum di bibir orang tua Diana. Diana tidak bisa membayangkan gimana reaksi ibunya kalau ia benar-benar bisa menjadi dokter. Oleh sebab itu, Diana rela belajar pagi, siang, malam hanya untuk membahagiakan orang tuanya.

***

Kini tibalah saat dimana para mahasiswa harus melaksanakan ujian. Diana berdiri di depan ruangan ujian, memandangi bangunan itu dengan intens. Diana rasa bangunan itu bukanlah sebuah ruangan ujian, tapi RUMAH HANTU. Sebab, setiap kali ia masuk ke ruangan itu rasanya horor, seketika keringat dingin mengucur, otak yang panas memikirkan jawaban, dan suasana tegang ketika ada satu mahasiswa yang tidak membawa id card atau tidak mentaati peraturan.

Banyak CCTV di setiap sudut, bapak ibu pengawas yang selalu melirikkan matanya ketika ada gerak-gerik mahasiswa yang mencurigakan. Ahh, intinya ujian saat masa preklinis sama ujian saat sudah koas rasanya sama saja. Ya, Sama-sama susahh!

Beberapa jam kemudian, hasil ujian mereka dikumpulkan. Diana, Amara, Faida dan para dokter muda lainnya bernapas lega, akhirnya ia bisa keluar dari ruangan yang menakutkan itu.

Setelah pengumuman dari pihak kampus keluar, Diana tidak sabar untuk bisa mengucapkan sumpah dokter. Ya, SUMPAH DOKTER!

***

Para Rektor, Dekan, Dosen dan para mahasiswa kedokteran sudah berkumpul di sebuah ruangan yang luas mirip podium. Acara itu begitu khidmat. Para orang-orang penting sedang berbicara di depan menghadap ke semua orang yang ada di ruangan itu, dia berbicara mengenai masa kuliah para mahasiswa semasa preklinis, koas, dan sekarang sumpah dokter. Rektor memberi ucapan syukur dan selamat kepada semua yang sudah berjuang sampai dititik ini. Rektor bangga dengan semua mahasiswa.

Mereka semua pun melakukan sumpah dokter. Mereka semua berdiri dengan tangan kanan yang mereka silangkan di depan dada sebelah kiri dan mengucapkan sumpah dokter secara bersama-sama dengan suara yang keras.

Tak terasa beberapa mahasiswa meneteskan air mata. Ya, air mata! Itu adalah air mata kebahagiaan.

Sumpah dokter ini mengingatkan kepada mereka kalau mereka harus bisa menjadi dokter yang memprioritaskan pasien, membantu mereka yang membutuhkan, menyelamatkan pasien, tidak memberi tarif yang mahal jika mereka membuka klinik sendiri dan masih banyak lagi.

Sesuai dengan keinginan nya, Diana akan menjadi dokter yang hebat dan bermanfaat untuk orang lain. Yang membantu orang yang membutuhkan. Diana tidak sabar untuk mendengarkan pasien nya nanti memanggil dirinya dengan nama Dokter Diana!

Dear readers!

Kalian ada yang cita-citanya pengen jadi dokter nggak? Kayak Diana?
Bismillah ajah yah! Dibarengi dengan Do'a dan Usaha. InsyaAllah, Allah pasti akan memberikan jalan yang lurus.
Aamiin...

Green and WhiteWhere stories live. Discover now