12. G&W | Tinggal Satu Atap Part 1

541 32 0
                                    

Tinggal Satu Atap Part 1

"APAAA?!" bentak Alghifari.

"Ada apa inii? Kalian kenapa berisik sekali?" Terdengar suara seorang ibu-ibu di depan pintu rumah. Ibu itu pun berjalan menuju mereka bertiga.

"Ya Allah nak! Kamu akhirnya pulang juga. Mamah khawatir lhoo sama kamu," kata ibu Hamidah kepada Alesha lalu memeluknya.

Diana rasa ia tidak asing dengan wajah ibu itu. Perlahan dirinya mulai mengingatnya.

Setelah melepas pelukan nya, ibu Hamidah mulai mengenal wanita di samping anaknya.

"Kamu Di-Diana kan? Diana Hanifah bukann? Kok kamu bisa sama anak saya?" ucap Bu Hamidah lalu ia mendekat ke samping Diana.

"I-iyah Bu benar saya Diana. Ibu ini yang waktu itu di pasar kann? Ibu Hamidah bukan?" Diana berusaha untuk mengingat-ingat,ia tidak tahu pasti sebab kejadian nya sudah 4 tahunan yang lalu.

"Iya benar nak! Ibu gak nyangka bisa dipertemukan lagi sama kamu. Ehh tunggu apalagi yuk nak masuk, di luar dingin." ajak Bu Hamidah ia merangkul Diana untuk masuk.

Alesha dan Alghifari hanya bisa berdiri mematung, mereka tidak menyangka kalau ibunya kenal dengan Diana dan tampaknya mereka begitu akrab. Ahh bukanlah ini berita bagus, jadi tidak ada lagi yang bisa menolak kehadiran kak Diana.

Bu Hamidah menengok ke belakang, ternyata anaknya masih berdiri mematung.

"Kenapa kalian masih berdiri disitu, ayok nak masuk," kata Bu Hamidah.

Alesha berjalan masuk, senyum kemenangan tercipta di bibir Alesha. Sedangkan kakaknya memilih duduk di bangku teras rumah dengan wajah datar layaknya tembok.

Bu Hamidah mempersilahkan Diana duduk di ruang tamu. Alesha pun menceritakan semua kejadian yang terjadi pada dirinya. Alesha memuji Diana yang pintar beladiri. Alesha pun bercerita kalau kakaknya tidak setuju kalau kak Diana nginap. Melihat luka memar di pelipis mata Diana membuat Alesha dan Bu Hamidah khawatir.

"Terimakasih nak! Kamu benar-benar penolong dalam keluarga kami." Alesha bingung dengan ucapan penolong keluarga kami? Apa maksudnya?

Seketika Alghifari masuk ke dalam rumah tanpa menoleh sedikit pun ke mereka. Aslinya Alghifari itu orang yang baik, dia hanya tidak suka dengan perempuan asing. Ia hanya mau berteman dengan teman cowoknya saja.

"Alghifari," panggil ibu Hamidah.

"Apa sih mah? Al mau istirahat!" jawab Al dengan pasrah.

"Sini duduk, mamah mau bicara," Al menghela nafas berat, mau tidak mau akhirnya Al duduk.

"Alesha tadi cerita kalau kamu menolak kehadiran Diana di rumah ini? Benar kan?"

"Hmm..." gumam Al.

"Kamu tahu gak? Beberapa tahun lalu tas mamah pernah dijambret waktu mamah belanja di pasar? Mamah juga sempat ceritain ke papah sama kamu kann? Tapi kamu gak percaya kalau yang nolongin mamah itu seorang perempuan. Nahh, perempuan nya itu ya dia, Diana Hanifah. Terus sekarang adik kamu digangguin sama laki-laki jahat, Diana juga yang bantuin ampe pelipis nya memar tuh."
Alghifari sungguh tidak terkejut ketika ibunya menceritakan semuanya. Jadi Diana yang sudah menolong 2 perempuan kesayangan nya? Sungguh sulit dipercaya!

"Bahkan kamu menyuruh Diana untuk pulang ke kost an nya malam-malam gini? Saat adik kamu sudah menjelaskan alasannya apa kamu tetap tidak punya rasa empati sedikit pun? Kamu ini laki-laki lhoo Al, kamu juga seorang tentara masa tega membiarkan seorang perempuan cantik kaya Diana ini luntang-lantung di jalanan. Gimana? sekarang kamu udah setuju kan kalau Diana nginep disini sampai besok malam?" ucap Bu Hamidah kepada anaknya.

Green and WhiteWhere stories live. Discover now