35. G&W | Pengajuan Nikah Tentara

522 39 4
                                    

"Kalau memang dia dilahirkan untuk saya, kamu jungkir balik, saya yang dapat!"

B. J. Habibie
.
.
.
.

Pengajuan Nikah Tentara.

Tak terasa 6 minggu lagi ia akan genap bekerja disini selama setahun.

Seperti biasa, Diana mengisi hari-hari nya dengan bekerja di rumah sakit.

Akhir-akhir ini Diana lebih banyak meluangkan waktunya untuk menfasihkan pemahaman nya mengenai Abdi Negara.

Waktu ishoma telah tiba. Diana berniat untuk membawa buku catatannya yang berisi pernyataan kesanggupan untuk menjadi istri tentara dan surat lainnya

Saat Diana berjalan di lorong rumah sakit, Diana mendapati Pak Reyhan yang menghampiri dirinya.

"Hai," sapa Reyhan kepada Diana.

"Eh iya pak, ada apa pak?"

"Kamu mau makan siang kan?"

"Ya benar pak,"

"Yaudah yuk bareng," ajaknya. Lalu tangannya menggandeng tangan kiri Diana. Mendapat perlakuan seperti itu, dengan segera Diana melepaskan gandengan Reyhan.

"Maaf Pak. Jangan sentuh saya pak," ucap Diana gugup. Tangan kanan nya langsung mengusap bekas genggaman Pak Reyhan.

"Oh, sorry,"

"Yaudah ikut saya,"

"Kemana pak?"

"Makan siang sekaligus membahas mengenai pekerjaan,"

"Bapak mau membahas mengenai pekerjaan sama saya?"

"Ya,"

"Kenapa gak sama dokter kepala saja pak?"

"Pekerjaan ini berhubungan dengan kamu. Kalau kamu gak mau, saya bisa pastikan hari ini adalah hari terakhir kamu bekerja!"

Diana dibuat mematung dengan ancaman Pak Reyhan. Memang dia orang yang berada, anak orang kaya, punya perusahaan dimana-mana, berpendidikan, dan tidak terlalu ganteng. Tapi dia masih rendah dalam hal menghargai orang lain.

"Baik pak."

Mereka berdua menaiki mobil mewah milik Reyhan. Diana memilih untuk duduk di belakang, sedangkan bapak itu menyetir.

Diana dan Reyhan pergi ke sebuah restoran mewah. Saat sudah sampai, ia sangat terkejut ketika mendapati harga makanan disini sangatlah mahal.

"Kamu bisa pesan makanan yang kamu inginkan,"

"Mmm, maaf pak. Saya makannya di kantin RS saja. Bapak mau membahas mengenai pekerjaan kan, bisa sekarang saja gak pak?"

Tak disadari oleh mereka berdua, terdapat seseorang yang duduk di meja paling ujung itu memfoto Reyhan dan Diana.

"Baik, langsung ke intinya saja. Saya suka sama kamu,"

Degg

"Pak, tolong jangan bercanda,"

"Saya serius," ucapnya, lalu tangan kanannya mengambil kotak cincin disakunya.

"Bukannya bapak sudah punya pacar?"

"Saya sudah tidak menjalin hubungan lagi dengan dia. Dia hanya mencintai harta saya saja,"

Badan Diana panas dingin. Ia tidak percaya bahwa atasannya ini menyukai dirinya. Jika Diana pikir, akhir-akhir ini pak Reyhan sering berkunjung ke rumah sakit. Apa kedatangannya hanya untuk memantau dirinya?

Green and WhiteDonde viven las historias. Descúbrelo ahora