32. G&W | Mengkhitbah part 2

479 32 4
                                    


Sebaik-baiknya wanita adalah yang maharnya paling murah.

~ Diana Hanifah ~


Mengkhitbah part 2.

Diana berjalan ke halaman rumahnya, pemandangan pertama yang ia lihat yaitu sebuah mobil mahal dengan plat merah. Andai saja pak Har memakai seragam kebanggaan nya pasti banyak ajudan yang sekarang sedang menjaga rumahnya. Mengingat pangkat tiga bintang emas itu orang yang berkuasa dan harus di jaga.

Diana berjalan agak sedikit jauh berharap pembicaraan mereka tidak ada yang mendengar. Saat dirasa sudah cukup aman, Diana berhenti melangkah. Lalu, ia membalikkan badannya kebelakang tepat dimana Al berada. Diana kaget ketika ia menemukan Al berdiri tepat dibelakangnya dengan kedua tangannya yang dia silangkan didepan perut seperti bos. Diana mengawali pembicaraan mereka.

"Saya pernah denger, seorang perempuan itu dinikahi karena empat sebab yaitu hartanya, kecantikannya, keturunanya dan agamanya. Coba deh Kapten lihat ke diri saya, saya berasal dari keluarga yang kaya juga nggak, saya itu gadis desa yang gak ada istimewa nya dan pastinya dengan muka pas-pasan, saya bukan berasal dari keturunan pejabat, dan pemahaman agama saya juga masih rendah. Lantas, sebab yang keberapa yang membuat kapten berniat untuk mengkhitbah saya?" ucap Diana dengan panjang lebar, Al pun dengan setia mendengarkan ocehan Diana.

"Ck, kamu paham begitu karena kitab Qurrotul Uyun?" tanya Al.

Diana mengernyitkan mata dan dahinya, kok bisa Al nyampe bawa-bawa kitab padahal kan itu hal yang sudah lumrah.

"Jawab Kep!"

"Sebab agama kamu," jawab Al, Diana pun ikutan menyilangkan kedua lengannya.

"Jawab jujur kep!" tegasnya dengan suara lirih namun penuh penekanan.

"Saya sudah jujur. Nabi Muhammad Saw. bersabda barang siapa yang menikahi wanita karena hartanya dan kecantikannya, maka harta dan kecantikan wanita itu akan dihilangkan oleh Allah Swt. Dan barang siapa yg menikahi wanita karena agamanya, maka Allah akan memberi rizki pada harta dan kecantikannya,"

"Kamu itu wanita kaya seperti Khadijah, kamu itu berasal dari keturunan yang baik-baik, kamu itu cantik seperti Aisyah, dan agama kamu juga pintar seperti Fatimah, terbukti saat kamu berada di Lebanon,"

"Kapten jangan mencoba untuk menghibur saya. Pujian Kapten itu terlalu berlebihan untuk perempuan sederhana seperti saya,"

"Nihh dengerin. Bagi saya kamu itu memang sederhana dan gak istimewanya sedikit pun, tapi hidup saya gak terasa istimewa tanpa kamu!"

"Gitu ya?"

"Hm,"

"Saya tahu kep, kapten itu benci bahkan gak suka sama saya jadi rasanya sangat mustahil jika kapten berniat untuk mengkhitbah saya sepenuhnya. Pasti kalau gak disuruh ya dipaksa kan sama Bu Hamidah dan Pak Hartono?" ucap Diana, karena memang ia belum sepenuhnya percaya kepada Al kalau lelaki ini benar-benar ingin serius dengan dirinya.

Mendengar pernyataan dari Diana, Al hanya bisa diam saja. Karena apa yang diucapkan perempuan itu benar adanya.

"Coba deh kapten pikir, Alesha saja menikah dengan anak direktur alias orang yang berada. Lantas, kenapa kapten memilih gadis desa yang miskin seperti saya? Apa kata orang nantinya?" lanjutnya.

"Apalagi pak Har itu seorang Letjend, masa mau sih punya menantu yang cuma anak petani dari kampung, perempuan miskin lagi, nanti bisa-bisa kedua orangtua saya dighibahin atau bahkan dihina. Kalau saya yang dihina it's okay saya sudah biasa, tapi kalau orangtua saya yang dihina saya gak akan terima,"

Green and WhiteWhere stories live. Discover now