Chapter.6

2.3K 136 30
                                    

↷✦; w e l c o m e ❞

"Makasih glac, udah mau anterin sampe kedepan apartemenku." Ucap gentar membalikkan badannya menatap glacier, sang empu menganggukkan kepalanya.

"Sama-sama, awas sopan jatoh dari gendonganmu, sama obatin lukanya, takutnya infeksi." Ujar glacier memberitahu, gentar menganggukkan kepalanya.

Tadi saat dimobil sopan tertidur dipangkuannya, jadi karena tidak ingin membangunkan sang empu gentar berinisiatif buat menggendong sopan ala koala.

"Yasudah, aku balik dulu kerumah sama frosty. Jaga dirimu dan sopan baik-baik." Kata glacier menatap kedua temannya yang sudah diambang pintu.

Gentar kembali menganggukkan kepalanya "Tentu, kamu juga hati-hati dijalan."

Glacier tersenyum lalu berjalan pergi meninggalkan gentar dan sopan yang berada digendongannya, setelah dia rasa glacier sudah turun dari apartmentnya dengan aman barulah dia menutup pintu apartemennya dengan pelan.

"Mnhh.."

Suara lenguhan kecil membuat gentar mengalihkan pandangannya ke arah sang empu, dia terkekeh gemas.

Cup.

Sebuah kecupan ringan dan singkat yang ditempatkan didahi sopan dengan lembut, gentar menarik kan kembali bibirnya.

Yahh.. gentar masih tidak ikhlas melihat kekasihnya sangat berantakan, apalagi bercak yang berada dileher dan bahunya.

Oke cukup. Jangan dipikirkan dulu, takutnya gentar malah kebablasan.

Dia kembali melangkahkan kakinya menuju kamar, selama beberapa langkah akhirnya dia sudah sampai didepan pintu kamar miliknya. Ok ini membuat gentar pusing, bagaimana dia membuka pintu kamarnya kalau kedua tangan gentar memegangi sopan agar tidak terjatuh.

Gentar mendengus dia menaikkan kaki sebelahnya sampai terkena knop pintu, lalu dia buka perlahan membuat pintu tersebut terbuka dengan lebar.

Ini kebiasaan gentar kalau malas membuka pintu pas ditangannya ada barang, atau fokus keponsel gengamnya, ya.. udah jadi kebiasaan, jadi sering ngelakuin. Pas tangan kosong aja gentar tetap buka pintu kamarnya pake kaki.

Gentar melangkahkan kakinya dengan pelan, setelah sampai didepan kasur dengan perlahan dia menurunkan tubuh sopan lalu menyelimutinya agar sang empu tidak kedinginan.

Gentar merasa laki-laki paling beruntung karena telah mendapatkan seorang lelaki bernama sopan, yang dia sukai sejak lama.

Setelah beberapa menit gentar melamun akhirnya dia tersadar luka sopan belum diobati, takutnya kena infeksi.

Gentar mengambil kotak p3k yang berada dibawah kasurnya, setelahnya dia memegang tangan kanan sopan dengan perlahan lalu mengoleskan salep, dan diperban, karena luka yang berada ditangan sang empu bisa dibilang cukup dalam.

Tidak lupa dia juga mengobati luka yang berada dipipi kanannya, gentar masih dendam sama si garger-garger itu karena telah melukai sebagian tubuh mulus kekasihnya.

Kalau saja kelasnya keluar dengan cepat, tidak lama, pasti sopan tidak akan seperti ini. Oh! Jangan lupa salahkan sopannya sendiri karena tidak mendengar ucapan gentar melalui pesan.

Target - [Gensop] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang