Chapter.7

2K 146 19
                                    


↷✦; w e l c o m e ❞

Disebuah apartemen yang bisa kita panggil cukup besar, terdapat dua pemuda yang berada didalam apartemen tersebut.

Gentar dan sopan, nama pemuda tersebut. Mereka sekarang sedang ingin menonton bareng, tetapi harus menunggu popcorn yang mereka buat selesai dioven dulu. Kata gentar biar makin enak aja gitu, sedangkan sopan hanya okehin aja.

Ntah sudah keberapa kali gentar mengkerutkan keningnya menatap sopan dingin, pasalnya pemuda disampingnya hanya fokus pada benda persegi panjangnya dibandingkan flm yang hendak ingin ia tayangkan.

Bahkan sopan tidak menyadari tatapan dari sang dominant, saking fokusnya pada benda persegi itu.

Tanpa pemirsi gentar mengambil benda yang dipegang sopan lalu diumpatkan kebelakang punggungnya, sedangkan sang empu hanya menatapnya heran.

"Ada apa? Butuh sesuatu?" Tanya sopan dengan senyuman diwajahnya yang lembut, sial. Gentar jadi tidak bisa menegurnya kalau begini.

Gentar mengusap wajahnya gusar lalu mengembalikan kembali ponsel genggam milik sopan tanpa berkata apa-pun, sedangkan sopan hanya bingung dengan tingkah gentar yang aneh tetapi dia cueki.

Sopan hanya terdiam lalu mengambil kembali ponsel genggamnya dan dimainkan, oke cukup! Kali ini gentar akan menegur!

"So—?"

"Ah, gentar aku mau keluar dulu sebentar, ada sedikit urusan. Apa boleh?" Sela sopan dan meletakkan layar ponsel genggamnya sambil menatap gentar dengan senyuman yang masih sama.

Gentar menyerngit "Kemana?" Tanyanya.

Sopan terdiam sejenak "Hanya keluar saja, tidak akan lama kok." Jawabnya lagi.

Gentar sedikit heran dengan ucapan sopan, tetapi dia merasakan hal buruk akan terjadi, jadi jawabannya adalah menggelengkan kepalanya sambil berucap.

"Tidak," jawab gentar singkat.

Sopan sedikit memiringkan kepalanya "Mengapa?" Tanyanya sedikit tidak setuju dengan jawaban gentar.

'Opann jangan buat muka kayak gituuu!!' batin gentar menggerutu  menahan rona merahnya.

"Tch, pokoknya enggak bolehh!!" Tegas gentar sekali lagi menahan pertahannya agar tidak runtuh secepat itu.

Sopan mengrecutkan bibirnya "Fine, aku enggak jadi pergi."

Saat melihat ekspresi sopan yang membuat gentar mengalihkan pandangannya ka arah lain agar tidak terpedaya dari wajah sang empu. dan yah, dia tidak bisa menahannya lebih lama.

"Aku tarik ucapanku. Ayo, kita berangkat." Ujar gentar bangkit dari duduknya lalu mematikan televisi begitupula dengan kabel-kabel.

Sopan menaikkan kedua sudut bibirnya "Bener??" Tanya sopan menyakinkan.

Gentar mendengus kecil "Iya sayanggg, sana rapi-rapi." Balasnya.

"Eh– tapi popcornnya kaya gimana?" Tanya sopan saat hendak ingin menaiki anak tangga, gentar mengidikkan kepalanya kearah dapur, setelahnya dia menatap wajah sopan dengan lekat.

"Nanti pas udah Mateng aku bakal simpen, tenang aja." Balas gentar "kamu dulu atau aku yang ganti baju?"

"Emn.. aku dulu boleh? Gentar tunggu disini ya?" Ucap sopan yang diangguki oleh sang dominant.

Target - [Gensop] Where stories live. Discover now