Chapter.16 (END)

2K 112 70
                                    


↷✦; w e l c o m e ❞

Sinar matahari kini semakin panas seiringnya waktu, tetapi semua orang yang berada di pantai ini justru menikmati sinar mataharinya.

Begitupula dengan sopan dan teman-temannya, mereka semua sudah berada di air. Kecuali dirinya dan gentar yang kemungkinan masih marah padanya.

Bahkan dia terlihat tidak mau bersama dengannya. Dideketin malah menjauh, kan sopannya jadi ikutan marah karena dijauhi tanpa alasan.

"Gentarrr, ayolahh, jangan marahh," seru sopan memegang tangan gentar dan menggenggamnya dengan erat.

Baru saja gentar ingin menepis tangannya, ia dengan segera memegang dagu gentar lalu memaksanya untuk menatap dirinya.

"Ini kita lagi main lho. harusnya seneng-seneng disini, bukannya malah marah dan cemberut begitu," ujar sopan menahan kepala gentar yang ingin memalingkan wajahnya.

"Ini juga karenamu." Gumam gentar dengan sangat pelan seraya menatap kain yang ia duduki, tidak ingin menatap pemuda yang berada didepannya.

Sopan mendengus kecil mendengar gumaman gentar, walaupun kecil tapi terdengar lho. Karena jarak mereka yang dekat, sopan jadi bisa mendengar suara gentar yang kecil.

"Astagaaa, sayangkuu, cintakuu, aku belum ceritain kenapa tadi aku pergi tiba-tibaa, tapi kamu malah marah duluan. Enggak izinin aku bicara sama sekali," ujar sopan yang kini menangkup wajah sang empu.

"Babyy, Look at me." Titah sopan pelan.

Tidak mendapat jawaban sama sekali membuat sopan menghela nafas lelah, lalu mulai membuka suara.

"Tadi aku pergi gara-gara bosen, mau ikut main enggak dibolehin sama kalian. Jadi aku pergi aja Deket karang pantai," ucap sopan mulai menjelaskan. "Lalu aku tadi ketemu sama wanita tadi, dia ajakin aku ngobrol sambil duduk. Begitu aja, enggak ngapa-ngapain lagi," lanjutnya.

"Terus, tadi kenapa megang perut Opan segala." Cicit gentar pelan.

"Karena tadi dia nanya kenapa aku enggak ikut kalian, terus aku jawab enggak dibolehin. Dia kira gara-gara aku dikucilin sama kalian, terus aku jawab bukan karena itu. Aku enggak dibolehin gara-gara ngandung anakmu." Sopan mengambil nafasnya. "Dia awalnya enggak percaya, terus aku suruh dia pegang perutku buat yakinin. Dan akhirnya dia percaya. Begitu ceritanya," lanjutnya kembali mengambil nafas.

"Apa kau percaya?" Tanya sopan pelan dan kembali dicueki. "Babyy, jangan diam doangg," sopan mencubit pipi kanan gentar dengan pelan.

Grep!

Tangan yang sempat berada dipipi kanan gentar tiba-tiba ditarik, membuat tubuhnya tertarik dan berakhir jatuh dipangkuan gentar.

Sopan memerah "Gen. kita lagi di publik. Jangan macam-macam." Cicit sopan pelan.

"Aku enggak ngapa-ngapain?" Ujar gentar yang akhirnya membuka suara.

"Enggak usah dipangkuan juga," protes sopan seraya tersenyum kecil.

Gentar mendengus dan kembali mengeratkan pelukannya, dengan kedua tangan yang ia lingkarkan dipinggang sopan.

Target - [Gensop] Where stories live. Discover now