Chapter.21 (S2)

1K 101 27
                                    


↷✦; w e l c o m e ❞

Ini mau tidur atau kita benar-benar melakukan ingin 'itu' gak sih? Pasalnya mereka sedari tadi berdebat dimalam hari begini. Untung aja berdebatnya lebih ke bercanda, dibandingkan serius. Yahh.. mungkin karena sifat mereka atau kelakuan mereka sudah seperti itu. Makannya bawaannya ke bercanda.

"Aishh, Gentar sayangg, ini sudah malam." Ujar Sopan kesal, yang sedari tadi ingin tidur malah tidak jadi gara-gara lelaki yang berada didepannya.

"Sekali ajaa, habisnya udah lama kita enggak lakuin! Sudah tiga ming- tidak! Sudah mau sebulan kita tidak melakukannya!!" Seru Gentar memohon dan menggoyangkan kedua tangan Sopan.

Sementara itu, Sopan hanya bisa terdiam dan menghela nafas lelah. dia mengambil nafasnya lalu menjawab- "Tidak."

K'rak!!

Suara seperti patah ranting tetapi bukan rantingnya.

Gentar mengkempotkan bibirnya. "Gara-gara dedek utun ya?"

"Tidur."

"Sekali ajaa, trust me!"

"Tidur."

"Please..?"

"I said. Sleep now."

".."

Sopan menaikkan sebelah alisnya, ketika tidak mendengar balasan dari Gentar membuatnya sedikit menolehkan kepalanya.

Ia langsung terkejut ketika melihat Gentar yang berada diujung kamar dengan posisi tubuh memeluk kedua kakinya dan menundukkan kepalanya.

"Gen..?"

"Opan." Panggil Gentar berat.

Seketika Sopan langsung berkeringat dingin. "Y-ya?"

"Kok kamu gamau seks lagi sama aku? Apa penisku tidak memuaskan Opan?" Tanyanya yang langsung membuat Sopan melongo.

"A-ap-?!"

"Apa penisku kurang besar ya?" Tambah Gentar seraya melihat area selangkangnya.

Suara dengusan terdengar membuat Gentar menatap sang kekasih yang sedang menutup wajahnya dengan satu tangannya, jangan lupakan wajahnya yang sudah memerah hebat akibat kalimatnya.

"Bener ya?"

Bugh!

"Bodoh! Mengapa kau berfikir demikian?!" Sentak Sopan setelah meluncurkan sebuah bantal ke muka sang kekasih. "Lagian. M-mengapa kau tiba-tiba bertanya itu?!" Pekiknya lagi yang kembali memerah.

Yang ditanya malah mengidikkan kedua bahunya, lalu memeluk bantal tersebut yang baru saja menjadi pelampiasan Sopan terhadapnya.

"Ntahlah, kefikiran aja." Jawabnya singkat.

Sopan kembali menghela nafas. "Lupakan. Jangan bahas itu lagi."

"Bener ya?"

"Ohh!! Shut up!!" Ia menurunkan kedua kakinya ke keramik lantai, lalu berjalan perlahan menuju sang kekasih yang masih diam ditempat dengan kepala yang ditundukkan.

Target - [Gensop] Where stories live. Discover now