Chapter.8

1.8K 124 19
                                    


↷✦; w e l c o m e ❞

Sopan kembali memegang dahinya yang terdapat sebuah kain basah, dahinya masih saja panas. Sedangkan gentar baru saja keluar membeli obat untuknya.

Dia menghembuskan nafasnya dengan pelan, panas banget. Disini ada kipas sih.. sama AC juga, cuman.. tubuh sopan kali ini tidak bisa diajak kerjasama.

Hufft.. bosen banget, ponsel genggamnya disita sama gentar untuk sementara, mau nyalain televisi tapi sekalinya bangun langsung pening kepala.

Sudahlah, mendingan lanjutin tidurnya. Tapi tidak bisa! Kepalanya malah tambah pusing, dia butuh dipijat kali ini.

"Gentar.. kapan kamu pulang?" Cicit sopan menutup kedua matanya dengan nafas yang memburu.

Setelah berlama kedua matanya terpejam suara pintu terbuka membuatnya kembali terbangun, sopan mengadahkan kepalanya kesamping dengan pelan.

".. Gentar?"

Ucapannya membuat sang dominant yang dipanggil mengalihkan perhatian kearahnya, dia berjalan pelan menuju sofa lalu duduk dipinggirannya.

"Jangan banyak bicara, maaf ya aku lama belinya, tadi ada kendala sedikit." Ujar gentar mengusap dahi sopan yang mengeluarkan keringat, lalu diusaplah dahi sang empu.

"Mau makan dulu? Baru minum obat," ucap gentar, sopan mengangguk pelan.

Gentar tersenyum "Baik, tunggu disini," Ujarnya bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju dapur dengan sebuah plastik ditangannya.

Setelah beberapa menit gentar kini kembali duduk dipinggiran sofa dengan sebuah nampan berisi Bubur ayam, tidak lupa obat dan air putih yang akan sopan minum.

Gentar meletakkan nampannya diatas sofa, tetapi sedikit jauh agar tidak terkena olehnya atau sopan. Intinya takutnya jatohlah.

"Bangun bisa?" Tanya gentar memegang kepala belakang sopan lalu membantunya duduk.

"Makasih," lirih sopan menyenderkan punggungnya.

"Ngeyel." Celetuk gentar tiba-tiba, membuat sopan yang mendengar itu kembali membuka kedua matanya.

"Kamu marah?"

"Ga."

"Maaf,"

gentar menghembuskan nafasnya dengan kasar saat mendengar perminta maafan sopan lagi.

"Emang kamu salah?" Tanya gentar memegang sendoknya yang sudah berisi bubur.

"Gak tau," jawab sopan seadanya. Jujur saja kepalanya sangat pusing sampai tidak bisa menjawab pertanyaan dengan tepat, padahal segampang itu.

Gentar mendengus kecil "buka mulutmu, Aaaaaaa.." rayu gentar menyodorkan sendoknya kedalam mulut sopan.

Sedangkan yang disuapi hanya menurut saja, tidak ingin berbicara karena dia merasa rasa pahit yang kini berada dimulutnya.

"Teman-teman mau kesini, jenguk kamu," ujar gentar, sopan mengedipkan matanya berkali-kali.

"Kamu kasih tau mereka kalau aku sakit?" Tanya sopan heran.

"Enggak, waktu itu glacier mau nanya ke kamu, tapi aku bilang kamu baru aja sakit. Jadi mereka mau ngejenguk kamu, palingan glacier yang kasih tau yang lain." Jawab gentar.

Sopan merotasikan matanya jengah "itu juga sama aja, kamu kasih tau mereka," celetuknya membuat gentar cengengesan sendiri.

"Lupain. Buka mulutmu lagi," hendak ingin menyodorkan sendoknya kedalam mulut sopan, tetapi sang empu malah menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.

Target - [Gensop] Where stories live. Discover now