Chapter.20 (S2)

1K 91 24
                                    


↷✦; w e l c o m e ❞

'Kapan kau mau melamarku..'

'Kapan kau mau melamarku..'

'Kapan kau mau melamarku..'

Arghh!! Perkataan Sopan sejak kemarin begitu terngiang-ngiang didalam otak Gentar. Bahkan dirinya saja hampir tidak tidur karena ucapan Sopan.

Dan, bodohnya. T•l•l-nya. Dirinya malah mengalihkan topic. Tidak membalas maupun menjawab pertanyaan Sopan, tau kan betapa sakitnya pertanyaan yang sangat penting ia hindari. Seakan-akan ia tidak ingin membicarakan topic itu, padahal aslinya Gentar bingung banget pengen jawab apa.

Sampe jantung dag-dig-dug terus, malah mulut ke arah lain. Kan sialan banget.

"Aishhh," Gentar mengusak rambutnya dengan kasar. Ia menatap langit-langit kamarnya. "Memang t•l•l kau Gen." Ejeknya pada diri sendiri.

"Malah ngebut Opan gak yakin kan sama kamu." Ujarnya lagi pada diri sendiri. Ia dengan cepat bangun dari tidurnya dan berjalan menuju keluar kamar, lalu turun kebawah untuk mencari sang pujaan hati.

"Opann??" Panggil Gentar sedikit berteriak setelah melihat sekeliling apartment tidak ada sang pujaan sama sekali. Ia langsung memasang raut jelek. "Opan jangan bilang ninggalin aku?!" Serunya panik.

Baru saja ingin kembali mencari sang pujaan hati, pintu apartemen-nya terbuka. Dan terlihatlah sang pelaku yang Gentar cari-cari.

Gentar berjalan menuju Sopan. "Dari mana aja?! Aku mencarimu!" Sentaknya dan langsung memeluk sang empu dengan erat seraya mengecup leher Sopan.

"Eh? Aku belum bilang ya?" Tanya Sopan balik, dengan alis sebelah yang dinaikkan.

Melihat sang dominant menggeleng membuat Sopan menghela nafas. "Maaf, tadi beli cemilan diluar, kukira tadi aku sudah memberitahumu." Ujarnya seraya memijat pelepis hidungnya.

Gentar menghembuskan nafasnya lega. "Gapapa, lain kali bilang dulu okay? Aku dah panik tau!" Ujarnya yang langsung diangguki oleh sang empu.

Mereka kembali terdiam. Suasana tiba-tiba begitu hening dan canggung, harusnya enggak begini! Pasti karena pertanyaan Sopan nih.

"Ayo." Ajak Gentar menarik pergelangan tangan Sopan menuju sofa, sedangkan yang ditarik hanya bisa diam dengan raut yang kebingungan.

Gentar mendudukkan Sopan disofa, lalu ia duduk dibawah sang empu. Membuat mereka berhadapan, tetapi Gentarnya yang berada lebih bawah.

"Ada apa?" Tanya Sopan pelan dan hati-hati.

Pertama-tama Gentar mencoba menetralkan nafasnya, lalu kembali ia hembuskan. Kedua bola matanya kembali menatap sang lawan bicara dengan tatapan sedikit cemas.

"Hei.. ada apa, hnn? Jangan ngebuat aku takut deh," Tanya Sopan lagi yang kini sudah berganti raut wajah. Yang awalnya tenang menjadi sedikit cemas.

"Gen?" Panggil Sopan lagi saat sang lawan bicara malah menundukkan kepalanya dengan kedua tangan yang memumpu di pahanya.

"Gen, Jangan bengong," Sopan mengecup puncak kepala Gentar. Tidak mendapatkan jawaban lagi membuat Sopan terdiam.

Dengan cepat ia menangkup wajah sang dominant membuat sang dominant secara otomatis mendonggak dengan kedua tangannya dengan tatapan tajamnya. "Lin Gentar Argalions."

Szztt!!

"Aishh, jangan panggil pake nama panjang ku! Ngeri tau!" Protes Gentar saat seluruh tubuhnya langsung merinding ketika Sopan memanggil nama panjangnya.

Target - [Gensop] Where stories live. Discover now