14. Suplemen

4 2 0
                                    

Faula masih menangis. Ucapan dokter terngiang-ngiang di kepala dan hampir membuatnya pusing sendiri.

Faula menghalangi jalan dokter itu sebelum jauh dari ruang pemeriksaan, "Dok apa ingatan saya bisa kembali?"

"Maaf, nak Faula suplemen yang saya beri ternyata belum bisa mengembalikan ingatan kamu," ucap dokter itu hampir menyerah.

"Dok saya ingin suplemen baru. Tidak apa-apa dengan harga mahal, asal ingatan saya kembali." Faula memohon pada dokter itu.

"Suplemen baru dosisnya tidak
cocok untukmu," jawab dokter itu.

"Terus saya harus berbuat apa? Agar bisa memulihkan ingatan?" Faula ingin tahu cara lain.

Ditengah tangisannya, Faula mengingat saran lain dari dokter. Lagi-lagi ia harus berpikir keras agar jelas mengingat susunan kalimat.

"Cobalah membuka catatan lama atau foto-foto lama."

Faula bergegas keluar dari kamarnya. Gadis itu menaiki tangga menuju gudang. Setelah menarik handel pintu, ia menyalakan lampu gudang.

Faula menarik kursi kosong ke lemari buku-bukunya. Lalu ia menaiki kursi itu, tangannya meraba-raba barang yang tersusun rapi. Setelah menemukan benda pipih yang tebal barulah tangan itu menarik.

Faula membaca judul buku lamanya, rupanya ia menulis catatan waktu SMP. "Akhirnya ketemu!"

Faula menarik kursinya di tempat semula dan segera meninggalkan gudang.

Dalam kamar, ia membaca halaman demi halaman buku. Beralih ke halaman belakang, ada secarik kertas dan foto lama.

"Foto siapa ini?" Faula menarik foto yang menempel di kertas dibelakangnya ada tulisan, SuperEro nya Ula.

"Empat tahun lalu?" Faula mengusap-usap wajah samar-samar karena tertutup debu.

Faula pun membayangkan wajah Veron yang sekarang. "Wajah saudaranya Berlin? Ada di catatan lama gue?"

Halaman terakhir: Ga nyangka ula menjauh dari superEro. Kenapa ya? Dia suruh ula menjauh? Padahal Zacki cuma ngajak ula malam mingguan, apa Ero cemburu?

Zack datang membuka pintu kamar Faula. Pria itu membawa makanan untuk Faula.

"Tumben kamu baca buku?" Zack melihat separuh halaman tiba-tiba tersentak kaget, sampai-sampai Faula menoleh.

"Kamu dapat buku ini dari mana?

"Gudang," jawab Faula.

"Kamu ingat apa yang ditulis di situ?"

Faula mulai berpikir dan tak ada hasilnya, "Nggak,"

Zack menghembus napas pelan, ia tersenyum simpul pada Faula, "Boleh ditaruh bukunya?"

"Nih," ujar Faula menyodorkan buku catatan lama. Zack pun menaruh buku itu di atas lemari yang tinggi.

Zack melihat kamar Faula yang berantakan. Pria itu menatap Faula, lantas Faula menyengir ketika ditatap.

"Kamu berantakin kamar cuma mau nyari buku lama?"

"Iya, Ay. Sana keluar dulu, aku mau beberes,"

Zack pun keluar dari kamar Faula. Pacarnya ini tiba-tiba menghampiri pintu dan menutupnya. Zack tidak langsung pergi, ia menunggu di samping kamar.

Faula berbohong, ia tak segera membereskan kamar. Justru, mengangkat bangku pelan-pelan untuk mengambil catatan lama diatas lemari. Setelah naik ke kursi barulah ia meraih catatan lamanya.

Abang Mantan!Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum