Chapter 2

50 4 0
                                    


                Liburan semester menjadi agenda yang selalu kunantikan, meski seringkali aku tidak melakukan apa-apa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

                Liburan semester menjadi agenda yang selalu kunantikan, meski seringkali aku tidak melakukan apa-apa. Berdiam diri dirumah, melepas penat dengan membaca buku atau menuliskan cerita dan puisi untuk laman blogku. Setiap kali masuk semester baru aku meninggalkan dunia kreatifku. Beberapa pembaca mempertanyakan keberadaanku yang menghilang bak ditelan bumi. Laman-laman yang biasanya ramai dengan kata-kata menjadi senyap tak dapat diprediksi kapan akan muncul lagi. Ya, ternyata baru kusadari meski aku sangat ingin berada di jurusan yang aku pilih tetap saja ada rintangannya. Mungkin terkadang aku kuat tapi di lain kesempatan rasanya ingin tumbang saja. Itulah mengapa aku sering menghilang tiap kali liburan usai. Makin bertambah semester beban yang dipikul sangat berat, tetapi pesan semangat dan pertanyaan kapan akan kembali selalu membangkitkan tiap kali jatuh di tengah lelahnya semester yang sebenarnya sebentar tapi terasa sangat panjang.

              Kemarin hari terakhir ujian akhir semester yang artinya hari ini adalah hari pertama aku libur. Masa liburanku berlangsung sekitar hampir dua bulan. Waktu yang cukup dapat digunakan untuk mempersilahkan diriku beristirahat dan menjamu kembali pembaca-pembacaku. Tapi ada yang beda di liburan semester ini. Teman-temanku lebih sulit dihubungi, alhasil aku kemana-mana makin sendirian. Semakin dewasa memang perlahan-lahan orang terdekat kita seakan menjauh. Bukan karena tidak mau berteman tetapi lebih karena mereka memiliki kesibukan dan prioritas yang berbeda dengan kita. Kami masih bisa bersua atau sekadar bercakap melalui sosial media. Rasanya memang terkadang sulit diterima yang dahulu kemana-mana selalu bersama dan bisa menjadi penolakan halus karena ada hal lain yang tidak dapat ditinggalkan. Kalau sudah begini mau tidak mau untuk menjaga kewarasan perlu memutar otak sendiri untuk menentukan mau kemana dan melakukan apa. Sendirian bukan berarti kesepian kan. Lagian, banyaknya suara dan ramainya pikiranku juga sering kali menemaniku kalau sedang tidak ada siapa-siapa yang bisa diajak bicara.

Aku sempat bertanya kepada Mama, bagaimana kalau aku pergi keluar kota sendirian. Pergi yang benar-benar sendirian. Tanpa ditemani, tanpa selalu dihubungi, dan tanpa ada campur orang lain di tengah-tengah perjalananku karena kekhawatiran mereka. Dan jawabannya boleh. Saat mendengar itu rasanya senang sekali, ini dapat membantuku dengan leluasa eksplorasi tempat yang ingin kukunjungi, dapat berlama-lama disana mencari inspirasi untuk pembacaku, dan tentunya aku dapat lebih bebas dalam menentukan tujuan kemana saja. Tentunya aku tidak akan mengingkari janji yang sudah kubuat selama ini. Aku akan menjaga kepercayaan orang tua dengan menjaga diriku dengan baik dan tidak melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan. Memang tidak semua hal perlu diceritakan. Tetapi apapun itu, tahu dan tidak tahu aku akan menjaga kepercayaan itu. Perihal dana, untungnya aku cukup melek mengenai persiapan finansial. Selama satu semester aku mengelola uang dengan membaginya pada beberapa bagian salah satunya adalah anggaran untuk liburan, dengan ini aku tidak perlu memberatkan orang tua dan bisa jalan-jalan sendiri. Meski, terkadang dengan hati yang baik tetap diberikan sedikit untuk tambahan setidaknya itu bisa kujadikan cadangan dan memakai anggaran liburan utama pribadi untuk kehidupan selama berkelana.

Karuna dan BharaWhere stories live. Discover now