Chapter 12

43 6 8
                                    


Come inside of my heart

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Come inside of my heart

If you're looking for answers

Look at the stars, go a little bit faster

IV of Spades - Come Inside My Heart

***

Menjadi seorang gadis yang beranjak menjadi wanita muda dan dewasa. Perjalanan yang berbeda dari yang kubayangkan ketika masih mengenakan seragam. Masa-masa dimana pikiranku masih polos, bertindak tanpa berpikir. Meski, sudah dapat merasakan sakit. Masih jelas dalam pikiranku. Hanya ada aku disana, semua orang entah dimana. Berjalan sendirian, menggenggam tangan sendiri dibalik tubuhku yang mengarah entah kemana. Masuk ke kelas yang salah, tidak ada yang menyadari bahwa aku tidak ada. Terbiasa diasingkan, sampai pada akhirnya aku sempat mengasingkan diriku sendiri. Beberapa kali dalam hidupku dahulu, sekarang sudah tidak terlalu. Mengepalkan tangan menyakiti tembok yang biasa mendengarkanku menangis, mencakar tanganku sendiri karena takut pisau dan darah, dan lainnya yang sungguh sakit dalam ingatan. Dalam penglihatan mereka aku hanyalah anak yang tidak lecet sedikitpun, tanpa mereka tahu banyak jahitan dalam tubuhku yang masih kuusahakan untuk sembuh. Insan lain hanya mampu mengatakan jika aku berada di kakinya, aku yang akan hancur. Tanpa mereka bilang padaku sekarang, nyatanya dari dulu dengan yang kulewati aku sudah tidak sepenuhnya utuh juga. Raga luar milikku terlihat sangat kokoh bukan? aku saja terkadang tidak menyadari itu. Tertawa kecil jika ada yang menganggapku manusia tanpa luka. Meski bukan seberapa tidak berarti tidak ada sama sekali.

Langit sore yang menguning, terbaring kami diatas kain yang dia bawakan. Pengunjung sudah tidak ada yang datang, kami bebas disini. Sudahi sedih kali ini, dia tidak pantas melihat tangisanku.

"Ternyata memang indah senja disini. Nggak salah kalau jadi spot favorit." ucapku padanya yang juga terbaring di sampingku meski jarak terpisah dengan keranjang jajanan yang disiapkan abdi dalemnya.

"Lihat tuh, banyak burung yang berterbangan. Suara air mengalir dari kolam juga menenangkan." ucapnya sambil menunjuk gerombolan burung yang melintas.

Kolam dekat pintu masuk Pura, tempat kami melihat langit yang menjingga. Di bawah teduhnya awan putih yang hampir tidak terlihat. Jangan hujan malam ini, kecuali jika hujan itu kuhabiskan dengan dirinya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Karuna dan BharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang