Chapter 6

31 3 0
                                    

Malam ini kantukku datang dan pergi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Malam ini kantukku datang dan pergi. Tidur sungguh gelisah, berpindah posisi dari kanan ke kiri sampai terlentang dan tengkurap juga tidak ada yang mencapai nyenyaknya. Baru saja dua jam terlewat, tepatnya sekarang tengah malam. Secara teknis hari sudah berganti, tapi tiada arti jika baru tidur dua jam dengan rasa tidak nyenyak. Bukannya aku takut dengan kamar ini. Tetapi, bentuk ruangan mezzanine untuk seorang diri sepertinya terlalu berlebihan kalau hanya untuk semalam saja. Meski tidak dipungkiri aku memilih hotel ini karena spesifik tampilan kamar yang aesthetic.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku terpikirkan lagi, pikiran besarku yang tak mau diajak sembarang pergi oleh siapapun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku terpikirkan lagi, pikiran besarku yang tak mau diajak sembarang pergi oleh siapapun. Ceritaku hanya akan terdengar sebagai gadis tidak konsisten dan tidak berpendirian setelah omong besar dan kejadian beberapa jam lalu bersama pria yang baru kutemui meski sudah kuketahui sejak lama bahkan mengaguminya sampai menjadi rangkaian aksara dalam laman tulisanku. Lelaki yang mampu membius sekejap mata dengan alunan perkatan demi perkataan yang santun keluar dari bibirnya.

Tak perlu banyak waktu, sekejap bersamamu seolah separuh diriku terbalik menjadi yang lain.

Tidak kuketahui apakah ini mengarah ke baik ataupun buruk?

Tanda tanya itu, meragukan diriku

Apakah aku yakin untuk mencoba lebih lama dekat denganmu.

Mataku tertuju pada layar ponselku yang menampilkan laman instagram. Ikon bulat pertama yang kulihat adalah miliknya, unggahan cerita terbaru diunggahnya dua menit yang lalu. Dalam batinku bertanya, apakah dia juga kesulitan tidur atau sinyalnya baru muncul sehingga tertunda dalam mengunggah dan dia sekarang sudah tertidur. Tapi asumsi keduaku jelas lebih aneh dari yang pertama, dia bukan orang sembarangan pasti hotelnya memiliki wifi yang tidak lambat. Kutekan saja tanda hati disamping. Beberapa detik kemudian, notifakasi pesan darinya muncul. Hatiku tidak dapat berdetak santai, deru napasku yang menggebu ini semakin menandakan aku panik. Sudah lama setelah pengobatan terakhir aku merasa demikian. Perlahan menenangkan diri, air putih sedikit membantu, Jemariku dengan lembut menekan pelan, membuka kontaknya yang usang ku tinggal dua bulan lamanya tanpa jawaban selain pesannya yang menyapa barusan.

Karuna dan BharaWhere stories live. Discover now