#1

9.7K 494 32
                                    

Zayyan menarik nafas, mengumpulkan segenap keberanian di kepalan tangannya yang hendak membuka pintu di depannya. Ia pikir dirinya sudah siap menghadapi pertemuan mendebarkan itu ketika ia landing di bandara internasional incheon tadi. Tapi rasa percaya diri itu hilang hanya dengan berhadapan dengan pintu dorm yang penuh dengan intimidasi.

Di balik pintu itu, ada manusia-manusia yang akan menjadi bagian dari hidupnya.

Zayyan menenggak ludah.

Tangannya bergerak membuka kenop pintu, perlahan tapi pasti, menampilkan ruangan di baliknya.

Begitu pintu terbuka, mata indahnya menjelajahi ruangan.

Kosong. Tak ada satupun orang. Hanya ada kamar yang tidak rapih tapi tidak juga berantakan.

"Oh, hai" Seorang lelaki yang baru saja keluar dari pintu sebelah menghampirinya dengan wajah bantal, kaos longgar yang tanpa lengan yang menampakkan otot-ototnya. Tubuhnya yang menjulang tinggi membuat zayyan harus kendongak, sedikit kaget.

Ia tahu orang korea lebih tinggi dari orang Indonesia kebanyakan. Namun ketika berhadapan dengan spesies nya langsung, zayyan cukup menyesali kesombongannya yang dianggap tinggi di negaranya.

"Simpan saja kopernya di situ" Ucap lelaki itu sambil mengusak rambutnya, lalu pergi.

Zayyan meletakkan kopernya seperti apa yang lelaki jangkung tadi itu katakan. Ia memasuki ruangan. Seperti yang ia lihat, ia berada di kamar dengan tiga kasur dua lemari.

Sesuai informasi, ia akan sekamar dengan dua orang lainnya yang sama sepertinya seorang perantau. Kedua orang itu dari tiongkok. Zayyan ingat dengan baik kedua nama member itu. Sing dan leo. Katanya mereka pintar berbahasa inggris. Manager melakukannya agar sing dan leo bisa menjadi penuntun zayyan dalam berinteraksi dengan member lain.

Zayyan membuka maskernya.

Tak ada orang. Mungkin dua penghuni lainnya sedang berada di luar, membeli makanan dan keperluan lainnya. Atau mungkin sedang berlatih.

Zayyan yang belum siap bertemu orang asing yang untuk pertama kali dalam hidupnya itu merasa sedikit lega dan memilih duduk di kasur yang menurutnya di sediakan untuknya, dikarenakan dua kasur lainnya terlihat sedikit kusut dengan selimut yang tidak terlipat rapih.

Tanpa memerlukan banyak waktu, zayyan memejamkan matanya, penat membuatnya kantuk. Rebahan membuat otot dan sendi pada tubuhnya rileks. Ia tertidur dalam sayup-sayup nafasnya di ruangan yang hening.

.

.

.

.

"Indonesia?"

"Ya, namanya emm.. Jayan?"

"Bukan, yang benar itu zayyan. Pakai zet"

"Aah.. Zayyan..."

"Dia bisa hangul?"

"Kata manager sih, dia sedang belajar"

"Bahasa tidak masalah. Ia akan terbiasa"

"Ya, belajar bahasa akan mudah jika praktek dengan orang Korea nya langsung hahaha"

"Jangan berisik nanti dia bangun"

"Hemm.. Tak apa ia sudah Tidur cukup lama"

"Ah, jam berapa sekarang? Aku belum mandi"

"Hei kau mau kemana? Kita sudah sepakat akan memberinya sambutan saat ia terbangun"

"Lebih tepatnya surprise bukan sih?

"jayan-ah"|| XodiacWhere stories live. Discover now