#22

2.9K 245 349
                                    



Sing mengantar may leen kembali ke hotel. Jarak hotel mereka tak begitu jauh. Jadi sing tak perlu menghabiskan waktu banyak dan tak perlu khawatir karena ia akan kembali ke hotelnya sebelum larut.


"Mampirlah sebentar"



Dan satu kalimat ajakan itu akan menjadi tembok penghalang untuk rencana pulang cepatnya.

Sing ingin menolak. Namun may leen melanjutkan.

"Aku punya sebotol sampanye. Maukah kau mencobanya?"

Kedua orang itu masih berdiri di depan pintu.


"Aku tidak ingin mabuk. Aku harus kembali"

"Ayolah... Aku tahu besok pagi kau tak ada kegiatan"

Sing menggigit bibir. Mabuk adalah kesukaannya. Tapi ia tak merasa nyaman mabuk di tempat orang. bersama seorang gadis. Berdua.

"Kau akan menyesal pergi begitu saja tanpa mencicipi Blanc de Noirs dari prancis" imbuh gadis itu dengan kerlingan mata.

Sing bersedekap. Itu adalah jenis sampanye yang sangat ingin ia cicipi sejak dulu. Sampanye yang hanya tersedia di acara-acara besar orang kaya.



Bagaimana may leen bisa memilikinya?



Ah tidak. tidak penting dari mana gadis itu mendapatkannya. Bibir sing yang terulas lebar sudah menjawab kalau lelaki itu akan masuk. Ia baru saja merobohkan dinding pertahanannya sendiri.





.






Sing duduk sopan di sofa. Melihat may leen menuangkan Blanc de Noirs ke dalam gelas tingginya. Bunyi yang renyah ketika minuman anggur itu mengalir kedalam gelas kaca, aromanya yang kuat, dan gaya khas seorang tuan rumah yang menuangkan sampanye kepada tamunya. Sing bertaruh Leo akan sangat iri padanya jika lelaki itu tahu.

"Geonbae?" Kata gadis itu sambil mengangkat gelasnya yang terisi sepertiga cairan merah.

Sing mengangguk. Tersenyum begitu menyadari bahasa Korea may leen semakin membaik.

Kedua pasangan itu melakukan 'cheers' lalu meminum minuman mereka dengan pelan.

Sing membolakan mata. Lidahnya dipenuhi kenikmatan. Rasanya sangat kuat sehingga saraf kepalanya terangsang. Sing menghabiskannya dalam satu tegukan.

"Woah... Ini wine terenak yang pernah kuminum sepanjang hidupku" katanya sambil menggeleng-geleng.

"pelan-pelan. kau akan menghabiskannya dalam waktu singkat"

May leen tersenyum senang sambil menuangkan gelas kedua kepada sing.

"Gaya minummu tak pernah berubah" imbuhnya.

"Terimakasih" ucap sing begitu may leen selesai menuangkan minumnya.









Mereka duduk bersampingan. Namun dengan jarak. Lampu remang hotel membuat suasana lebih mewah. Ditambah sampanye bernilai hampir ratusan dollar yang sedang mereka nikmati.

"Adikmu sebenarnya ingin ikut. Tapi ia malu begitu tahu ada beberapa member lain yang bersamamu"

"Oh ya? Dia tidak mengatakannya padaku. Tapi baguslah. Kalau dia ikut aku khawatir Leo akan mengganggu nya"

May leen tertawa. "Kau benar. Tadinya aku juga sedikit tidak percaya diri bergabung denga teman-temanmu. Tapi rupanya mereka sangat lucu dan ramah. Apa lagi zayyan oppa. Ah iya, ngomong-ngomong soal zayyan, apa benar umurnya lebih tua dari kita?"

"jayan-ah"|| XodiacWhere stories live. Discover now