#29

3.1K 232 158
                                    

Sing ingin pulang.


Sejak awal berada di samping lelaki yang tak ia tahu asal usulnya itu, lelaki yang ia kenal sebagai pemain drama Thailand, lelaki yang menyebut dirinya bernama top tap_sing memasang wajah masam dan hanya tersenyum paksa bila ia merasa harus melakukannya. Sing tak takut Lex mencecarnya setelah syuting nanti saat Lex dapat menyadari ketidaknyamanan di wajah sing yang tidak di tutup-tutupi. Toh, Lex juga tak terlihat ceria seperti biasanya.

Aura aneh lelaki di sampingnya itu begitu kuat. Begitu pikir sing. Aura yang seakan menarik sing untuk menjejal tubuhnya dan perasaan itu membuat sing mual. Ia ingin pulang. Sementara lelaki itu, top tap, selaku tuan rumah dan host dari acara itu terus membuatnya tak nyaman_menyentuhnya, mengelus pahanya, merangkulnya dengan tidak biasa, ya, tidak biasa. Sing tahu mana rangkulan normal dan tidak normal_dan semua itu ia tahan selama satu jam mereka duduk di sana, dengan camera yang menyala.

Saat itu juga, sing menyesal tak cari tahu lebih lanjut soal top tap si aneh itu. Ia mengomel sepanjang jalan pulang sambil mencari tahu siapa top tap sebenarnya dan drama apa saja yang pernah ia mainkan.

"Jadi kau tak tahu kalau dia aktor yang pernah bermain drama di genre itu?" Lex mengerutkan keningnya.

"Tak ada yang memberitahuku... Walaupun itu tak penting dan syuting akan tetap berlanjut walaupun aku tahu hal ini, setidaknya, kalau aku tahu, aku bisa mempersiapkan diri terlebih dahulu"

Lex terkekeh, "aku paham... Aku bisa melihatnya dari ekspresi mu tadi" Lex menatap sing yang sedang mengkerut mengamati iPad nya. "Tapi, aku juga bingung, kenapa dia hanya menempel padamu ya? Dia seakan-akan tertarik padamu"

Sing balas menatap Lex. "Diam. Kau membuat buluku merinding lagi..." Sing berdecih. Perkataan Lex membuatnya teringat kejadian-kejadian janggal pada saat syuting tadi. Mengingat tatapan lelaki asing itu yang tersenyum padanya, gaya dan ekspresi yang ia buat agar terlihat elok, maka, perkataan Lex sangat mudah dipahami. Lelaki bernama top tap itu tertarik pada lelaki tampan sepertinya... Atau tidak?

Sing bergidik. Ia berharap para kru dan editor akan memotong bagian-bagian aneh yang akan mengundang kontroversi karena ia melakukannya dengan sangat jelas! Oh astaga... Sing hanya ingin tiba dengan cepat dan memasuki dorm dengan seseorang yang menyambutnya.




.





Sing membuka pintu kamarnya. Seharusnya zayyan didalam seorang diri_saat ia melihat Leo baru saja keluar dari dorm tadi_sedang melakukan aktivitas apapun yang tak ingin sing pikiran karena ia tak sabar memeluk lelaki itu.

Lalu, saat pintu itu terbuka dengan suara yang mengemukakan kerinduannya, mata sing berubah syahdu. Zayyan tengah mengangkat tangannya di depan dada, menutup matanya khidmat, berdo'a kepada Tuhannya di atas kain yang ia tahu betul bernama sajadah.

Sangat indah...

Sing terseyum. Zayyan masih memakai sarung pemberiannya. Padahal, zayyan pernah mengatakan kalau sholat juga boleh dilakukan dengan memakai celana. Ah, ia rindu sekali lelaki itu. Padahal belum genap sehari mereka berpisah.



Sing melangkah masuk. Berjalan mendekat. Memeluk punggung lelaki itu tanpa mampu menunggu hingga Zayyan selesai dengan do'anya, mengusap wajahnya dengan kedua tangannya, mengatakan aamiin dengan suara kecil yang merdu. Maafkan sing, ia tak tahan.



"Hei..." Ucap zayyan pelan ketika ia selesai dengan do'a nya. Memegang lengan besar sing yang bertengger di lehernya, berniat melepaskannnya tapi tak bisa. Sing di belakangnya memeluknya dengan erat. Semuanya terasa ganjil, ketika tak satupun dari mereka bersuara dan tetap memilih diam dengan perasaan masing-masing. Aneh, tapi tak dihindari.


"jayan-ah"|| XodiacWhere stories live. Discover now