#9

2.4K 281 24
                                    

Sepanjang perjalanan pulang, Zayyan menahan pertanyaan-pertanyaan yang ingin ia tanyakan.

Ia duduk di jok belakang. Kali ini beomsoo yang duduk di samping sing di jok tengah.

Mengapa sing melakukan itu?

Mengapa ia memegang tanganku?

Apa lex menyuruhnya?

Ah... Skinship seperti itu kan bukan lagi hal tabu di Korea walaupun sesama jenis.

Tapi tetap saja...

"Kau kenapa?" Pertanyaan leo membuyarkan lamunan zayyan.

"Kau sedang memikirkan sesuatu?"

Zayyan menggeleng-geleng. "Tidak... Tidak apa-apa"

Mobil melaju disepanjang jalan dengan kecepatan 60 km/jam

Hari sudah sore saat kedua mobil itu sampai di dorm. Para member berangsur-angsur keluar dari mobil dengan wajah lelah.

"Jayan... " Sing menahan tangan zayyan tanpa di duga.

Semua member sudah masuk. Kedua mobil juga sudah pergi.

Menyisakan kedua lelaki itu yang berdiri di depan dorm.

"Bisa bicara sebentar?"

Zayyan menatap sing, mengangguk.

Ia tak punya alasan untuk berkata tidak.

.

.

Sore yang damai. Dengan langit biru bercampur jingga. Warna senja di padu dengan angin sore yang bertiup menenangkan.

Dua manusia itu berjalan beriringan. Menyusuri sisi jalan yang dipenuhi bunga-bunga indah. Melewati teman-teman kecil, pohon-pohon dengan dedaunan yang jatuh tertiup angin.

"Sebentar lagi musim semi akan berakhir" Sing memulai percakapan.

"Kau benar" Zayyan menerawang, melihat dedaunan yang mulai meninggalkan rantingnya.

Kemudian mereka diam lagi. Walaupun sudah berusaha sebisa mungkin untuk menipiskan jarak, rasa canggung yang telah terbentuk berminggu-minggu itu telah mendominasi mereka.

Tapi berjalan tanpa arah di sore hari yang damai itu cukup membuat perasaan mereka lebih tenang.

Ada banyak yang ingin mereka utarakan. Sebagai mantan sahabat sekaligus saudara_yang semoga saja mereka akan kembali seperti dulu_membuat sing maupun zayyan memiliki banyak hal yang ingin mereka katakan, yang mana insiden tak-baku-omong mereka membuat cerita-cerita itu menumpuk.

Seharusnya kecanggungan mereka berhenti di sana, namun faktanya, kedua orang itu hanya diam dan memilih menikmati sepoian angin sore yang memanjakan perasaan mereka.

Ah, mungkin nanti.

Biarkan perasaan mereka berdamai terlebih dahulu.

Berjalan beriringan saja, hanya berdua, sudah membuat sing dan zayyan senang.

Pada akhirnya mereka sadar apa yang membuat hari-hari debut mereka terasa kurang. Kini semuanya terasa nyaris sempurna.

"Hei lihat" Sing berujar, kemudian berlari kecil menuju rerumputan yang ia lihat.

Zayyan yang heran dan tak sempat menanyakan apa yang sing lihat, mau tak mau mengikuti langkah sing.

Rupanya sing berlari begitu melihat sekumpulan daun semanggi yang tumbuh di antara rumput liar di taman pinggir jalan.

"jayan-ah"|| XodiacWhere stories live. Discover now