-16:Surat Izin untuk Alna

1.3K 67 0
                                    

Hii-!! Call me Lala-!!

Apa kabar kalian semua para pembaca?

Udah siap buat baca kelanjutan cerita GAVIANO? Udah penasaran? Langsung baca aja ya-!!

"Menyukai teman sekelas, is another level of pain." ~Lalaa.

Usahain komen disetiap paragraf yaw! Buat next part harus antusias dong!!

Happy reading temen-temen-!! Enjoy ya,bacanya-!!

-16:Surat Izin untuk Alna
.
.
Alzan dengan pakaian acak-acakan kini sedang berlari kekamar abangnya, Gavi. Cowok itu baru saja selesai melihat kondisi Alna yang ternyata gadis yang dijuluki boncel oleh Gavi itu kini sedang sakit.

"BANG BANGUN ANJING! KAK ALNA SAKIT WOI!" teriak Alzan menggelegar dengan tangan yang mengguncang brutal tubuh kekar Gavi.

"Apaan sih lo? Gue ngantuk, jangan ganggu ck!" gumam Gavi sambil berdecak kesal.

"Gila jam segini masih tidur. Bangun woi bang! Kak Alna sakit! Suhu badannya panas banget, dia nggak bangun-bangun dari tadi, bang!" ujar Alzan sedikit kesal dengan abangnya itu.

"Apa?" pekik Gavi saat mendengar itu.

Gavi dengan cepat bangun dari tidurnya, lalu menyibak selimut yang ia gunakan.  "Seriusan lo Al?"

"Dua rius malahan! Gimana ini bang? Gue sekarang ada presentasi, dan bu Indah lagi keluar, terus lo mau sekolah, siapa yang jagain kak Alna?" tanya Alzan bingung.

"Apa gue telpon bunda aja ya? Biar dia pulang dari Thai," sambung Alzan.

"Yaudah telpon aja!" sahut Gavi.

"Ehhh."

"Anjir kaget bangsat! Kenapa sih, bang?" tanya Alzan dengan beberapa makian yang dipersembahkan kepada abangnya.

"Gausah ditelpon! Biar gue yang jagain boncel. Lo sekolah aja sana!" usir Gavi sambil meninggalkan adiknya sendirian.

"Abangsat! Dia yang ngusir, dia yang pergi!" Alzan menggelengkan kepalanya lalu buru-buru keluar dari kamar Gavi.

—tyhrgang—

Gavi membuka pintu kamar Alna dengan pelan, cowok itu kemudian masuk kedalam. Terdapat Alna yang terbaring lemah disana, membuat rasa bersalah Gavi kembali muncul begitu saja.

Pertama kalinya dalam seumur hidup, Gavi diselimuti oleh rasa bersalah karena seorang gadis. Biasanya Gavi diselimuti daun pisang karena dia lontong.

Cowok itu duduk ditepi ranjang, kemudian menempelkan punggung tangannya di jidat Alna, dan benar saja suhu tubuh gadis itu sangat panas sekali.

Dengan cepat Gavi pergi dari sana, mengambil kompres hangat kemudian kembali lagi ke dalam kamar Alna yang menurut Gavi pendek itu, eitsss tapi seksi!

Gavi kembali duduk ditepi ranjang, kemudian mengompres Alna dengan hati-hati. Hingga, cowok itu terpaku dengan wajah Alna.

Mulai dari mata, hidung, pipi, dan bahkan bibir semua itu terpahat dengan sempurna. Tuhan memang menciptakan manusia dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Mungkin saja, Tuhan sedang berbahagia saat memahat wajah gadis itu hingga tampak sangat sempurna. Sungguh indah ciptaan tuhan satu ini, apalagi yang memandang.

GAVIANO [hiatus]Where stories live. Discover now