Bagian 20.

72 8 0
                                    

Hallo bagaiman kabarnya? Baik, kan?
Gak kerasa, ya, udah di bagian 20 aja, selamat membaca ya, jangan lupa votenya!

.
.
.
.

Annora telah siap dengan semua barangnya untuk meninggalkan asrama, universitas, juga negara ini. Tepat kemarin dia wisuda dengan memperoleh penghargaan yang begitu besar, sangat dia syukuri.

Banyak sekali hal yang sangat berkesan telah dia lalu di negara favoritnya ini, begitu juga untuk sampai ke negara, dan universitas ini. Melewati proses yang tidak semudah itu, butuh kerja keras, pengorbanan, usaha dan doa.

Awalnya Annora sempat ingin menyerah. Akan tetapi, rasa ingin maju di dirinya mengalahkan rasa ingin menyerahnya. Annora percaya dan yakin bahwa tidak ada usaha yang mengkhianati hasilnya. Juga dia percaya doa yang selama ini dia lantunkan, tidak akan kembali dengan kekosongan.

Annora tersenyum ke sebuah cermin asramanya dengan menghela nafas lega, senang, juga bercampur sedih karena akan meninggalkan ini semua. Untuk terkahir kalinya dia bercermin di sini, masih dengan senyuman itu. Cermin ini menjadi saksi betapa lelahnya Annora selama ini menghadapi dunianya, dengan setiap senyum yang Annora berikan. Cermin tahu, senyum dan mata lelah seseorang.

Seketika ada yang memegang bahu kanan juga kiri Annora. Mereka juga tersenyum di cermin tersebut. Tanpa aba-aba, buliran bening jatuh di setiap pelupuk mata mereka tanpa di perintah. Kemudian, pelukan manis mereka lakukan seperti Teletubbies.

"Thank you guyss, your are the best person," ucap Yasmin.

"Makasih guys," ucap Nadin.

"Syukron, jazakumullah," terakhir Annora pun mengatakan ucapan syukurnya telah bertemu kedua teman terbaiknya selama di Kairo ini.

Hari ini perpisahan itu tiba. Kehidupan tak jauh dari kata bertemu lalu berpisah. Karena setiap ada awal pasti ada akhir, dan dibalik akhir pasti ada awal.

Setiap penjuru kota Kairo, telah menjadi saksi akan kebersamaan mereka bertiga. Canda, tawa, juga air mata telah mengiringi setiap perjalanan mereka di kota ini. 4 tahun lamanya. Meski memiliki tujuan yang berbeda. Tapi, mereka selalu menjadi rumah satu sama lain, jika ada yang terluka di antara mereka. Siapa lagi tempat mengadu? Selain persahabatan mereka.

4 tahun yang telah mereka lewati, akan menjadi sebuah kenangan yang tak terlupakan. Mereka akan selalu ingat, apa dan bagaimana selama di sini. Mereka hanya berharap, semoga kedepannya mereka selalu menjalin komunikasi dengan baik walau terpisah oleh jarak.

***

Pesawat dengan nomor B3760 telah mendarat dari negara Mesir menuju bandara internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. Pesawat banyak berisikan para mahasiswa dan mahasiswi yang telah menempuh pendidikannya di Mesir. Pesawat itu lepas landas hingga mendarat dalam kondisi baik. Perjalanan pesawat itu juga lancar karena didukung oleh cuaca yang juga dalam kondisi baik.

Tak lupa, gadis cantik dengan gamis indahnya. Terpancar aura positif, menyapa bandara ini setelah 4 tahun lamanya. Aroma tanah air yang ia cintai pun tetap sama. Sangatlah ia rindukan. Akhirnya ia pulang, setelah sekian lama berkelana.

Di ujung sana terlihat lambain tangan dari orang-orang yang ia rindukan. Ayah, bunda dan adik semata wayangnya. Annora berjalan dengan cepat. Ia sudah tak sabar mendekap orang-orang yang ia sayangi.

Hingga sampai, dekapan hangat dari seorang ibu dan ayah dapat ia rasakan setelah 4 tahun tak merasakannya. Bulir air mata mengalir sempurna dari balik bola mata milik Annora. Tak hanya itu, ibunya juga meneteskan air mata, begitupula adiknya. Terkecuali ayah. Ayah terlihat sosok paling kuat di sana, walau matanya sudah berkaca-kaca.

Annora Untuk Ravindra [On Going]Where stories live. Discover now