Bagian 23.

56 9 3
                                    

"Bismillahirrahmanirrahim. Dengan ridho Allah, restu bunda dan ayah. Dan atas petunjuk yang telah Allah berikan juga dari hati kecil ini. Bismillah, aku menerima kamu"
.
.
.
.
.

Terdengar bunyi air keran mengalir dari dalam kamar mandi tepat pukul 03:00 dini hari. Annora telah menghidupkan air itu karena ingin mengambil wudhu kemudian menunaikan salat malam atau yang lebih dikenal dengan salat tahajud. Annora terbangun dan segera dirinya beranjak menuju kamar mandi itu.

Setelah wudhu, Annora segera mengambil lipatan mukenanya dan memasangnya. Annora membentang sajadah dan segera menunaikan salat tahajud dengan penuh kekhusyukan.

Salat tahajud adalah salat sunah yang dilakukan pada malam hari dan waktu terbaiknya di sepertiga malam terakhir. Salah satu waktu dikabulkannya doa yang paling mustajab. Tahajud juga merupakan komunikasi terbaik Allah dengan hamba-Nya.

"Assalamualaikum warahmatullahi."

"Assalamualaikum warahmatullahi."

Setelah salam Annora segera membaca dzikir lalu membuka doa dengan surah Al-fatihah dan salawat nabi.

"Ya Allah yang Maha menetapkan takdir. Ya Allah yang Maha tahu dengan siapa dan bagaimana seseorang dipertemukan dengan pendamping hidupnya. Ya Allah hari ini seorang pemuda akan datang dengan niat ingin melamar hamba. Sungguh, setelah kejadian itu.."

Annora tak sanggup melanjutkan perkataannya, akhirnya dia menangis dan bulir air mata itu mengenai mukena miliknya.

"Ya Allah sakit sekali rasanya. Apakah benar dia telah menjadi seorang ayah dari wani-, huff," Annora menghela nafas beratnya. Sungguh dia tidak sanggup jika harus menyebutkan secara jelas di hadapan Rabbnya.

"Jika iya, lapangkan dada hamba untuk menerimanya, buat diri ini dapat mengikhlaskannya. Ya Allah hamba tidak tahu, hanyalah Engkau yang tahu bagaimana dan dengan siapa hamba akan dibimbing menuju Jannah Mu. Ya Allah, berikan hamba petunjuk setelah kedatangan pemuda itu nanti. Berikan hamba petunjuk melalui kata hati hamba, jawaban apa yang akan hamba sampaikan nanti. Aamiin," Annora menutup doanya dengan setetes bulir air yang jatuh dari bola mata indahnya.

***

Semua telah disiapkan oleh Khadijah. Makanan, minuman bahkan ruang tamu telah di tata sedemikian rupa untuk menyambut calon menantunya. Entahlah dia sangat bersemangat untuk kali ini, walau belum pasti pemuda itu akan menjadi menantunya atau tidak, karena semua tergantung bagaimana jawaban Annora. Tapi, Khadijah sangatlah berharap pemuda ini menjadi menantunya.

"Alhamdulillah, semuanya telah siap," ucap Khadijah lalu netranya menuju jam dinding di ruangan itu.

"Waktu telah menunjukkan pukul delapan lewat empat puluh lima, itu artinya sisa lima belas menit lagi untuk kedatangan calon menantu ku," ucap Khadijah lalu tersenyum sipu.

"Calon menantu ayah juga kali, bund," sahut Azriel yang tiba datang menghampiri Khadijah.

"Ayah, calon menantu kita," ucap Khadijah melengkapi dengan kata kita.

Azriel tersenyum mendengarnya, "ayah harap, Annora menerima anak baik ini, ya. Karena ayah juga yakin dia memang terbaik untuk mendampingi Annora dan membimbing anak kita menuju surganya Allah, bun."

"Iya, yah. Bunda juga yakin seratus persen. Bunda juga udah berdoa, meminta kepada Allah, agar anak kita menerimanya. Bunda sudah terlanjur menyukai calon menantu kita nih," kekeh Khadijah di akhir kalimat nya. Azriel yang mendengarnya juga ikutan tertawa kecil.

"Kita memang sama-sama mengharapkan yang terbaik untuk anak kita. Tapi bun, kita juga tidak bisa memaksakan kehendak kita. Lihat bagaimana jawaban Annora nanti. Jika iya, itu artinya Alhamdulillah doa kita dan harapan kita terkabul. Namun, jika tidak, percaya sama yang Maha menetapkan takdir bahwa akan ada yang lebih baik dari apa yang kita harapkan," tutur Azriel, agar Khadijah tidak terlalu berharap juga.

Annora Untuk Ravindra [On Going]Where stories live. Discover now