Chapter 5

10 2 0
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi. Satu persatu anak kelas VIII.4 berdiri dari bangku mereka dan menuju ke cafeteria.

Di kelas hanya tersisa beberapa anak laki-laki, beserta Lova bersama dengan Nata yang sedang mengerjakan tugas yang belum ia selesaikan.

"Nata,"

Nata yang masih terfokus mengerjakan tugas tersebut refleks menoleh ke arah teman sebangkunya.

"Apa?"

"Mau gue ceritain?"

"OHH! YANG TADI?" Kata Nata dengan suara cukup kencang membuat beberapa siswa yang masih ada di kelas menoleh ke arah mereka.

"Bego! Kenceng banget suara lu!" Ujar Lova.

"Ohh, sorry-sorry. Ceritain, please! Gue penasaran."

"Ini soal Mister Alex."

Nata menghela nafasnya, seakan-akan ia sudah mengetahui pasti hal ini yang membuat kedua temannya tadi masuk kelas karena berlari tergesa-gesa.

"Kenapa lagi?" Tanyanya.

"Gua gak tau mereka ngomongin apa, tapi-"

"Mereka siapa? Mr. Alex? Sama siapa?"

"Kak Leon."

"Hah? Ada masalah apaan lagi sih? Mister Alex problematic banget. Kemaren ama Mister Robert, sekarang ama Kak Leon. Emangnya Kak Leon kenapa?"

"Nah itu masalahnya! Gua gak ngerti. Tapi tadi Mister Alex bentak Kak Leon sampe Kak Leon gemetaran."

Netra Nata melebar ketika mendengar ucapan itu keluar dari mulut Lova.

"Hahh?? Beneran?" Ucapnya.

"Tuh kan! Gua udah kata dia kayak sus gitu, cok! Kemaren juga sempet neriakin Kak Leon pas di tangga. Mana make ngomong Kak Leon gak pantes jadi ketua osis lah. Itu orang gila dah."

"Mister Alex sama Kak Leon ada masalah apa?"

"Gak tau juga gue. Tapi Nat, kayaknya gua bakalan nyari tau jawaban dari semua ini deh."

Nata mengernyitkan keningnya saat Lova mengatakan itu.

"Maksud lo gimana, Lov?"

"Banyak hal yang janggal, Nat. Dari apa yang lu ceritain kemaren, sampe kejadian hari ini. Pasti ada sesuatu di antara Mr. Alex sama Kak Leon yang kita gak tau."

"Apa gak beresiko kalo lo cari tau? Sebenernya kan bukan urusan lo juga, Lov,"

"I'll accept the risk. Justru gua gak bisa kalo penasaran terus kayak gini, dan kali aja Kak Leon butuh kita tolong."

Nata mencoba menelaah tentang apa yang diucapkan Lova.

Di satu sisi, Nata tidak mau jika harus melihat temannya itu terkena masalah baru karena diri Lova sendiri. Namun, ia juga penasaran serta juga ingin membantu Leon jika ternyata memang ada sesuatu yang terjadi pada cowok itu.

"Yaudah, Lov, terserah lo aja. Inget terus kalo gue selalu ada di sini setiap lo kenapa-napa."

***

"Yah elah, tugas lagi."

Keluh Nata ketika Ms. Teresa-guru pelajaran sains dan juga guru yang bertanggung jawab atas OSIS di Raven sedang menuliskan nama anggota-anggota kelompok pelajaran sains di papan tulis.

"Okay, class. Ini nama anggota kelompoknya sudah Ms. Tere buat. Silakan cari informasi mengenai bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya, serta diskusi bagaimana dan kapan kalian akan membuat mind map-nya bersama-sama di atas karton, ya? Paham semuanya?"

"Paham, Ms." Ujar siswa-siswi VIII.4 dengan serentak.

"Oke kalau begitu, silakan cari teman sekelompoknya untuk berdiskusi ya."

"Yaelah. Ini mah kita berdua sama Renza jadi nyamuk, Nat." Ujar Lova kepada Nata saat melihat Rexa yang berjalan menghampiri meja Flora.

Anggota kelompok mereka sendiri ada Renza, Rexa, dan Flora.

Flora yang berada tidak jauh dari meja Nata dan Lova menggeser kursinya ke dekat Nata. Renza juga berdiri dari kursinya dan menghampiri mereka bertiga beserta Rexa.

"Eh, mau kapan nih bikinnya? Deadline Jumat, tiga hari lagi loh." Ujar Rexa kepada teman sekelompoknya.

"Besok aku gak bisa, ada les." Kata Flora.

"Lah, les gue malah ada pas besokannya. Hari Kamis." Balas Renza.

"Lesnya kapan? Jam berapa?" Tanya Rexa kepada Flora dan Renza.

"Aku biasanya dari sore sampe maghrib sih," Balas Flora.

"Oh, lu gimana Ren?"

"Gue sore sih, selesai palingan jam 5.00 lewat lah." Jawab Renza kemudian dibalas gumaman dari Rexa.

"Yaudah, berarti kalo gitu mau gak mau hari Kamis malem." Ujar Rexa.

"Malem??" Kata keempat teman lainnya bersamaan.

"Ya iyalah. Bisanya cuman Kamis malem doang."

"Malem Jum'at maksud lu?" Ujar Lova.

"Ya bisa dibilang gitu sih,"

"Buset, serem amat!" Kata Nata.

"Gak usah mikir yang aneh-aneh, apalagi mikirin setan. Ya selain Kamis malem gak bisa lagi lah."

"Eh tunggu, ngerjainnya di mana?" Tanya Renza.

"Intinya bukan rumah gua." Balas Lova.

"Bukan rumah gua juga. Flora aja." Kata Nata.

"Dih? Jangan rumah gue lah!" Kata Flora.

"Lah, terus-"

"Yaudah, rumah aku deh." Ujar Rexa yang akhirnya dapat menengahi perdebatan Flora dan Nata.

"Nanti hari Kamis abis pulang sekolah kita dijemput mama aku ya?" Tambah cowok itu yang kemudian dibalas dengan acungan jempol dari keempat temannya.

- Bersambung -

Middle School NightmareWhere stories live. Discover now