Chapter 21

10 3 0
                                    

Tiga Monyet Mati semakin masuk jauh ke dalam hutan, seraya menyorotkan senter ke pohon-pohon di depan mereka. Tibalah saat ketiga cowok itu berada di tengah antara dua jalur yang berbeda.

"Kita mau ke jalan yang mana?" Tanya Regan kepada Malvin dan Arel.

Malvin pun menyeringai, satu ide muncul di kepalanya, "Nah, gimana kalo gua ama Arel ke jalan yang kiri, lu ke yang kanan?"

Mata Regan membelalak mendengar jawaban temannya itu, "Gue sendiri??"

"Katanya lu berani?" ucap Arel.

Regan meneguk salivanya, mempersiapkan diri untuk masuk semakin dalam ke hutan itu sendirian. Karena jika tidak, ia pasti akan diejek "cupu" oleh MalvArel.

"Yaudah, gue masuk sendiri. Tapi ntar ketemuan lagi di sini 'kan?"

"Iyee, dah masuk sono! Gue sama Arel ke sini," ucap Malvin kemudian berjalan memisahkan dirinya dan Arel dari Regan.

Mereka berdua berjalan ke jalur kiri tersebut dengan gelak tawa yang menambah suasana di hutan yang hening dan gelap itu, "Mau aja anying dikerjain!" Ucap Malvin yang tidak bisa berhenti menertawakan Regan.

"Sok-sok berani tu orang, ego!" Balas Arel yang juga masih tertawa.

"Eh Vin, kita keluar dari sininya kapan? Lu mau ngerjain Regan 'kan?"

"Ntaran dulu dah, diem dulu sini. Takutnya kalo kita keluar sekarang dianya belom gitu masuk hutan, ntar ketauan."

Malvin memerhatikan ke arah arloji yang melingkar di pergelangan tangannya, "Semenit lagi dah, Rel."

Arel hanya mengangguk dan menuruti perkataan temannya. Ia berjongkok di sana selagi menunggu waktu yang tepat untuk keluar dan meninggalkan Regan di hutan tersebut.

"Tapi kocak bat, cok! Mau aja dah disuruh ke hutan sendirian," ujar Malvin yang kembali diikuti gelak tawanya dan Arel.

"Tiga puluh detik lag-" Ucapan Malvin terhenti, ia mencoba mendengar lebih seksama sebuah suara yang tiba-tiba muncul dari dalam hutan.

"Anjir, Rel! Lu denger??" Malvin memastikan kembali bahwa yang dia dengar bukan hanya halusinasi dirinya.

"Eh, ada suara cewek nangis, ya??"

"IYA, ANJING!"

Arel beranjak dari posisi jongkok saat Malvin menariknya. Mereka berlari dengan panik untuk keluar dari jalur itu.

"SAMPERIN REGAN, COK! GAK USAH JADI NGERJAIN DAH!"

Malvin dan Arel berlari ke arah jalur kanan yang tadi dilewati Regan, sampai mereka menemukan cowok itu yang juga sedang berlari untuk keluar dari sana.

"ADA SUARA CEWEK NANGIS, COK!" Jerit Regan saat ia akhirnya bertemu dengan kedua temannya.

"Gua ama Malvin juga denger, gila!"

"Jadi gimana?? Keluar?" Tanya Regan.

"Tunggu, karena kita sekarang bertiga, gimana kalo..."

"Kalo apaan anying, Vin??" Tanya Arel.

"'Kan tujuan kita emang uji nyali, bego! Apa kita ikutin aja asal suaranya? Kalo ternyata emang setan, baru kita lari."

Arel dan Regan kembali mengerutkan kening mereka saat Malvin mengatakan itu, "Jangan gila lu, Vin!" Ucap Regan.

"Lah, napa? Lu takut, Gan?"

Ucapan itu kembali membuat Regan memutar otaknya,

Aduh, kalo gak ikut pasti dikatain cupu, nih! Kata Regan dalam hati.

"Ah, yaudah, ayo!" Ajak Regan kepada Malvin dan Arel.

"Serius lu, Gan??"

"Iya, Rel. Kayaknya suaranya dari situ dah, ikutin aja,"

MalvArel sama-sama meneguk saliva mereka, mengikuti Regan berjalan ke arah suara itu berasal.

"Nyesel gua ngasih ide kayak gitu," bisik Malvin ke telinga Arel.

"Siapa suruh, bego!"

Semakin mereka berjalan masuk ke dalam sana, semakin dekat suara itu terdengar. "Eh, gila, suaranya makin deket dah." Ucap Arel.

"Bukannya kalo suaranya makin deket, berarti setannya makin jauh?" Ujar Malvin,

Di sela-sela suara tangisan tersebut, terdengar cewek yang menangis itu juga menjerit meminta tolong, dan ketiga siswa VIII.4 itu mengenal suaranya.

Regan yang berada di depan Malvin dan Arel sontak menghentikan langkahnya, "Shht, itu bukannya suara-"

"Eh, kayak suara Flora, cok! Yang tadi katanya ilang dia 'kan??" Ucap Malvin.

Menyadari itu, Malvin, Arel, dan Regan segera berlari ke arah suara itu berasal, menghampiri seorang perempuan yang juga mengenakan seragam pramuka seperti mereka.

Flora sedang berjongkok di tengah hutan itu, menutup wajahnya karena ia sedang menangis.

"Anjirrr, lu beneran Flora 'kan??"

Flora melepaskan tangan dari wajahnya dengan perlahan saat mendengar suara Regan, melihat ketiga teman sekelasnya yang sedang berdiri di depan cewek itu.

"Lah, beneran! Eh, lu dicariin sama semuanya, Flo!" Ucap Arel.

"Lu bertiga kok bisa ke sini??" Tanya Flora,

"Kita awalnya uji nyali, terus kirain kita yang nangis setan. Eh, ternyata elu! Lu ngapa bisa ke sini??" Ujar Malvin.

"G-gue nyasar," jawab Flora, walaupun MalvAreGan tidak yakin bahwa itu jawaban sebenarnya.

"Kok bisa? Udah dah, ikut kita ayok keluar dari sini," kata Regan.

Flora mengangguk, kemudian ikut berjalan bersama dengan tiga temannya keluar dari hutan yang hening dan gelap itu.

***

"HAH, FLO! DARI MANA LUU??" Jerit Nata saat ia melihat temannya keluar dari hutan bersama Malvin, Arel, dan Regan.

"Kok bisa keluar dari hutan ama lu bertiga, sih??" Tanya Lova kepada tiga cowok itu.

"Abis uji nyali," balas Malvin.

"Lu ikut uji nyali sama mereka, Flo?" Tanya Alora kepada Flora, cewek itu menggeleng dengan tetesan air mata yang masih terlinang di pipinya.

"Enggak lah, anjir! Tadi gue nyasar gitu, terus malah ketemu mereka," jawab Flora.

"Kok bisa nyasar, dah??" Tanya Shireen.

"Kita cariin tau dari tadi, ampe pake toa!" Ucap Nessa.

"Sumpah, tadi kita kira yang nangis di hutan tuh setan, cok!" Ujar Arel kepada kelima teman Flora.

"Aneh-aneh aja sih lo bertiga!" Ucap Nata.

"Iya, gila! Tapi alhamdulillah dah Flora udah balik," ujar Lova kepada mereka bertiga.

"Iyee, kalo gak ada kita juga gak tau kan Flora bisa balik ke sini lagi apa kagak?" Ucap Malvin.

"Iya, sumpah! Makasih, ya?" Ucap Flora.

Mereka berenam segera menghampiri Ms Celine di sana. Wanita itu sontak memeluk anak muridnya saat melihat Flora sedang berjalan bersama kelima temannya.

"Ya Allah, Flo! Kamu dari mana aja?? Kita cariin dari tadi,"

"Aku nyasar di situ, Ms," jawab Flora.

"Kok bisa, sih?? Yaudah kamu minum dulu yaa, jurit malemnya baru mau dimulai sebentar lagi karena tadi ditunda buat nyari kamu."

"Maaf yaa semuanya, jadi ngerepotin."

"Gak pa-pa, Flo. Yang penting lo udah balik, ke tenda, ya? Istirahat dulu aja sebelum jurit malem mulai," ucap Nata kepadanya.

- Bersambung -

Middle School NightmareWhere stories live. Discover now