Chapter 18

17 2 0
                                    

Inilah giliran kelompok Nata untuk memasukkan barang-barang dan naik ke mobil truck tersebut.

“Ayo semangat guys, dikit lagi!” Nata menyemangati teman-temannya yang tampak keberatan.

“Semangat semangat! Lu gak ngerasain nih bawa barang segini banyak dari lapangan ke sini! Barang-barang lu kan dibawain si itu!” Ucap Flora.

“Yee, kan gue tetep nyemangatin lo pada! Ayo semangat, dikit lagi!”

“Iye dah yang udah dibawain!” Ucap Lova yang sudah lelah mendengar Nata yang menyemangati mereka semua sedari tadi.

Di samping mobil truck kelompok siswi dari VIII.4, terlihat Alex yang menyeringai saat melihat kelompok Nata kesulitan. Karena kelompok-kelompok lain dibantu oleh beberapa panitia camping serta staff office boy/girl sekolah itu, sedangkan kelompok Nata tidak ada yang membantu sama sekali.

“Emang lemah anak-anak itu, padahal ini baru awal.” Ucapnya pelan kepada dirinya sendiri.

“Maaf Pak, apa kita boleh bantu kelompoknya neng Nata? Kasian itu dia sama kelompoknya kesusahan,” ucap Bang Denny—salah satu staff office boy di Raven—kepada Alex.

“Gak usah dibantu, Den. Mereka aja yang bawa barangnya masing-masing, biar mereka mandiri.”

“Tapi, Pak-”

“Gak usah ada tapi, Denny! Ikutin ucapan saya!” Ucap Alex dengan nada tinggi kepada pria itu. Denny pun tidak dapat berbuat apa-apa selain tunduk pada perintah Alex.

“B-Baik, Pak.”

Kelompok Nata dan juga Mona sampai di depan mobil itu. Mereka satu-persatu meletakkan serta mengatur barang-barang mereka.

Alora sadar bahwa hanya kelompok mereka yang tidak dibantu oleh siapapun, bahkan kelompok Mona saja dibantu oleh Mba Ayu—staff office girl di Raven—sedangkan mereka tidak sama sekali.

“Eh, kok gak ada yang bantuin kita sih?? Itu padahal kelompok Mona dibantuin,” Alora berbisik kepada Lova dan Flora, dua gadis itu juga sedang memasukkan barang ke dalam mobil bersamaan dengannya.

“Tau ya? Tapi udah lah, kalo dibantuin juga nanggung nih. Udah hampir masuk semua,” ujar Flora.

Setelah semua barang masuk ke dalam mobil tersebut, seluruh siswa-siswi pun naik ke mobil masing-masing yang mereka tumpangi.

Aira menghela nafasnya dengan lega sesaat sudah menaiki mobil itu, “Akhirnya badan gua lepas dari barang-barang itu, cok!” Ucapnya kepada Lova yang duduk di sampingnya saat supir mobil truck itu mulai menjalankan kendaraannya keluar dari area sekolah.

“Tapi tadi lu mah dibantuin, Ai. Kelompok gua kok kagak dah?” Ujar Lova.

“Au tuh, padahal gak ada minta tolong tiba-tiba Mba Ayu bantuin.” Balas Aira.

“Eh, Mon! Mon! Ayo nyanyi!” Ucap Nata kepada Mona.

Mereka memang sudah biasa bernyanyi berdua. Saat berjalan di lorong, di kantin, bahkan saat siswi VIII.4 sedang berkumpul bersama di kelas pun mereka menyanyikan macam-macam lagu.

“Ayok, lagu apaan dulu nih? Gua udah siap mengeluarkan suara emas gua,” ucap Mona dengan sengak.

“Laskar pelangi, gimana?”

“Oke! Duet lah kita, Nat!”

Mimpi adalah kunci

Untuk kita menaklukkan dunia

Berlarilah tanpa lelah

Sampai engkau meraihnya

Laskar pelangi, takkan terikat waktu

Middle School NightmareOù les histoires vivent. Découvrez maintenant