Prolog

5.6K 327 55
                                    

Bus, bus apa yang cakep? Buset, gue.

Aku bercermin di dinding kaca lorong TAPOPS, mengaggumi betapa rupawannya bayangan diriku yang sensasional itu. Nona manis mana yang aku sedang lihat ini? Mengapa ia begitu menarik untuk dipandangi?

Aku meletakkan kepalan tanganku sekaligus ujung hidungku di kaca, lalu memejamkan mata, "Manis, kamu cantik hari ini. Ayo berkencan."

"Laksamana (Nama)? Kamu sedang apa?" Kokoci menginterupsi kegiatan mencintai diriku sendiri dengan kedatangannya dari lorong menuju ruang musyawarah.

Aku menoleh, lalu berdecak-decak sambil menyunting senyum percaya diri, sedikit memperlihatkan deretan gigiku yang telah aku sikat dengan pasta gigi rasa siwak, lalu aku menjawab tegas dan penuh yakin, "Tentu saja, aku mengaggumi siluet diriku yang hebat ini."

Kokoci menatapku dengan unsur malas menanggapi. Ia enggan meladeniku, ia tidak ingin mendebatku karena itu percuma saja. Ia tidak bisa menghentikanku. Kokoci kemudian memasang muka masam, sekecut nanas muda yang marak digunakan untuk aborsi atas kehamilan diluar nikah, dan selanjutnya ia bersiap bicara, "Kamu sudah tahu kamu akan dikirim ke misi di sektor lain?"

Aku mengangguk. Aku datang kesini karena aku menyanggupinya. Aku sempat mengira-ngira misi recehan macam apa yang disuguhkan padaku, dan aku memikirkan berulang-ulang apa menu makan malam yang cocok di mulut sariawanku, ya? Nasi padang? Tidak, tidak. Aku tidak berselera makan makanan tinggi lemak. Donat lobak merah? Big no, aku mengurangi makanan manis karena gigi gerahamku sakit. Aku sudah memeriksakan ini ke dokter. Katanya perlu dibedah, dan aku sedang menunggu jadwal operasiku ... Bakmi? Sial. Tidak. Aku bosan. Cempedak? Tidak juga.

Kokoci nampak tak senang aku melamun panjang, sedangkan ia telah memperingatkan betapa membahayakannya misi mematikan ini. Huh. Kemarin juga ia bilang begitu. Kokoci memaparkan aku akan dihadapkan pada kompeni penjahat kelas kakap—organisasi komersil yang menangkap power sphera secara ilegal dan memperjual-belikannya di jejaring pasar gelap. Nyatanya, ketika aku mengkonfrontasi para copet berwajah tikus sawah pesakitan itu, mereka tidak sama sekali berani melawan. Kubereskan mereka pada jam istirahat makan siangku di kampus. Setelah Ochobot menyediakan portal pulang, aku bahkan tidak terlambat pada kelasku berikutnya; kebetulan dosen itu dosen statistika, jadi aku perlu berhati-hati padanya. Untungnya aku tidak telat.

Tiap-tiap kali Kokoci mewanti-wanti misiku itu sulit, aku selalu dapat mengatasinya dengan mudah. Aku. Terlalu. Hebat. Titik. Aku berhak menyepelekan misi kali ini sebagaimana aku meremehkan misi-misiku yang sebelumnya yang kutuntaskan sambil ongkang-ongkang kaki.

"Kamu akan menghadapi Nebula." Ujar Kokoci. Mukanya tak main-main. Ia nampak serius, matanya mencekam. Aku tidak tahu kenapa Kokoci tidak bisa santai, apakah ia memiliki santai-less disorder?

Aku dikejutkan oleh kehadiran Kaizo, Laksamana Tarung, Sai, dan Shielda. Agen-agen itu bermuka sama seriusnya dengan Kokoci.

"Kali ini, kami akan ikut." Ucap Laksamana Tarung.

"Serius?" Aku mengerutkan kening. Aku tidak percaya. Kokoci menurunkan Laksamana Tarung dan Kaizo.

Kaizo. Bicara soal Kaizo, bajunya rapi, terlihat baru, dan ia dipersenjatai dengan segelintir mikrosenjata baru. Aku menyukai alien itu. Aku rasa, Kaizo juga punya perasaan padaku. Tapi aku tidak akan mempermudah perjuangannya. Aku akan membiarkan dia mengemis cinta padaku dulu. Aku mau Kaizo berusaha sedikit ...

"Aku akan membantu, Nona Cantik." Kaizo menambahkan.

Yes! Beri aku satu panggilan 'Cantik' dari mulutmu, Kaizo, niscaya kuguncangkan dunia ini.

"Aku sendiri cukup. Kirimkan aku secara solo. Aku mampu membereskan Nebula tanpa bantuan siapapun." Aku merasa harga diriku terhina. Lalu aku mendeklarasikannya dengan mantap. Aku ingin membuktikan, aku sendiri bisa mengatasinya. Akan kubunuh Nebula itu demi menggaet perhatian lebih dari Ayang Kaizo. "Ck, lagipula, pasukan hanya akan memperlambat mobilisasiku."

-

Buku ini merupakan perpanjangan Boboiboy x Reader dari buku author yg berjudul 'Boboiboy Oneshoot' chapter 'Superhero - Boboiboy'

Boboiboy x Reader | SuperheroDonde viven las historias. Descúbrelo ahora