- Epilog

1.9K 232 86
                                    

Pukul 06.25, aku sudah ngos-ngosan. Aku bangun jam empat pagi karena dibangunkan Ochobot. Ochobot bilang salah satu power sphera di stasiun TAPOPS, yakni BellBot, dicuri oleh sisa-sisa dari anak buah Kapten Separo. Mereka belum kabur terlalu jauh, namun aku tetap berusaha mengejarnya dengan mengubah Mechabot jadi perahu-perahuan bertenaga mesin jet, dan menjaringnya di dekat kapal induk bernuansa perompak milik lanun liar tak jauh dari zona rawan radiasi.

Sialnya, jam tujuh tepat aku mesti hadir di pertemuan pagi. Aku mendarat dengan Mechabot yang dimechanize sebagai kendaraan menyerupai mobil dengan geometry turbo di kesepuluh knalpotnya—anyway, aku memang sedang mengujicobakan rancangan kelistrikan ini sehubungan dengan implementasi teori skripsiku. Untungnya, aku berhasil. Mechabot merakit komponen karburatornya serta mengonstruksikan Turboprop pada cetak biruku dengan sempurna. Akhir-akhir ini aku senang sekali bereksperimen. Kepadatan aktivitasku mulai merenggang; aku telah lulus kuliah, aku pensiun menjadi publik figur dan hanya fokus mengelola bisnis keluarga, dan aku diangkat sebagai tangan kanannya Pak Amato. Aku bukan lagi Laksamana. Aku mentor.

Kadang ketika aku bosan, aku membaca buku mengenai tata cara merakit robot bersistem kendali Arduino-compatible servo. Aku berhenti berbelanja seberat dua kuintal saat aku gabut. Sekarang ini, aku lebih pasif. Aku justru sibuk pada hal yang tak bersifat tidak bisa dipamerkan. Aku merintis mesin bermuatan kamera, mikrooft, sensor 3D, sensor sentuhan serta accelerometer ke dalam kerangka robot-robotku. Aku ingin sekali bekerja-sama dengan badan robotik internasional. Itu mimpiku. Yah, perlu kuakui sih, aku sangat jenius, jadi hal begituan sungguh mudah digapai bagiku bila aku mau.

Aku mendarat di lapangan landas pesawat milik TAPOPS. Mechabot lalu mengubah dirinya ke bentuk setelan pabrik; bola sepak warna merah dengan telinga bengkak.

"Kamu telat!" Serunya.

"Bajingan, ini gara-gara kamu! Transformasi kamu lama sekali!" Aku berlari ugal-ugalan di sepanjang lorong, menghindari amukan Laksamana Tarung ketika aku telat satu detik saja dari jadwal bakunya.

"Anak tolol." Mechabot mencibir, sembari berpengangan pada pundakku. Ia tidak bisa berlari. Mechabot tidak punya kaki. "Dulu sewaktu aku membersamai Amato, Amato hanya meninput imajinasi liarnya ke cetak biru. Namun, kamu! Kamu mendesain proses mechanize super rumit. Kamu bahkan merinci angka-angka pada potensiometer dan voltmeternya! Kamu mengatur medan listrik E proporsional terhadap titik Q dengan pengaturan aneh. Kamu mencantumkan aturan proses integralnya, divergensi dan curl B apalah itu! Mana ada orang yang mempergunakan power spheranya untuk memanifestasikan proyek penelitian skirpsinya?! Dasar manusia! Dasar wanita! Mengapa kamu begitu sulit dimengerti. Mana dalam setiap pertarungan, kamu kebanyakan freestyle!"

Aku memutar mata, malas meladeni. Untungnya kami sampai tepat waktu. Di ruang rapat, sudah ada Pak Amato, papi, Ramenman, Kokoci, Kaizo, Sai, Shielda, dan bahkan Cattus.

Aku mengatur napas. Mechabot menyinggung bahuku, "Untung tidak terlambat."

"Ini salahmu jika aku telat." Aku menimpakan tuduhan itu padanya.

"Salahmu!" Mechabot bersitegang denganku. Kamu saling tatap, dan menubrukkan jidat kami satu sama lain.

"Nak," Pak Amato memanggil.

Aku meliriknya, dan lekas memperagakan posisi hormat khas budaya TAPOPS, "M-maaf, Pak."

Bukannya memarahiku, Pak Amato malah tertawa, "Kamu masih sama seperti dulu. Tak ada yang berubah."

Padahal, aku mencoba berubah. Aku jadi murung. Aku belajar banyak dari seorang laki-laki primitif yang mengejutkannya ialah leluhurku di TAPOS.

Ini ialah narasi penutupku. Aku, superhero TAPOPS generasi kedua, mengakui kesalahan-kesalahanku di masa lampau. Jika aku memiliki otoritas, aku akan menamai chapter hidup ini sebagai 'Penerimaan'. Aku menerima kesemua kesalahanku, belajar darisana, dan berupaya memperbaikinya meskipun belum sempurna. Dan ini mengenai penerimaanku terhadap hal lain. Aku menerima Boboiboy itu tidak kompatibel untukku, dan ia memiliki hidupnya sendiri di luar sana.

Boboiboy x Reader | SuperheroWhere stories live. Discover now