2

149 23 25
                                    

Loc, Seoul

Pagi hari, Jisung terbangun saat mendapatkan perasaan kering pada tenggorokkannya. Dirinya mulai bergerak untuk melepaskan tangan seseorang yang berada di atas tubuhnya.

"Sudah bangun?".

Suara berat milik pemuda di sebelahnya cukup mengejutkan Jisung. "Aku membutuhkan air" jawabnya dengan datar.

Mengerti, Bangchan yang sudah terbangun ikut mengambil duduknya. "Ayo. Aku akan membuatkan kopi hangat untukmu".

...

Loc, Italia

Tangannya bergerak untuk menekan tombol berhenti pada mesin pembuat kopi di hadapannya. Mengambil gelas berukuran kecil itu dan memberikan sedikit gula ke dalamnya.

Changbin baru saja akan menyesap kopi pagi buatannya saat siluet Hyunjin dengan pakaian tidurnya melangkah memasuki area dapur dan begitu saja membuka lemari pendingin.

Dengan mata memperhatikan, Changbin terus mengikuti gerakkan pemuda yang berusia lebih muda darinya itu. Mulai dari Hyunjin yang bergerak mengeluarkan air dingin, mengambil gelas, menuang air dari dalam botol hingga meminumnya.

Mengalihkan matanya, wajah Hyunjin memperlihatkan kebingungan saat netranya menampilkan siluet Changbin yang tengah berdiri.

"Kenapa melihatku seperti itu?" Bingung Hyunjin.

"Kau..... Hyunjin?" Changbin membalas dengan ragu.

Melihat ekspresi Changbin, Hyunjin dengan mudah mendapatkan pengertiannya. "Ehm. Aku Hwang Hyunjin" ucapnya yang melangkah menuju meja makan.

Menghela nafasnya, Changbin dibuat mendapatkan kelegaan besarnya saat mengetahui jika yang saat ini berhadapan dengannya benar Tuan Mudanya.

"Aku berfikir jika So Hyunjin akan menghilangkan dirimu sangat lama" Changbin berkata seraya mengambil duduknya.

"Kali ini, apalagi yang dilakukan si sialan itu?".

Mendengar itu, Changbin meletakkan gelas berisi kopi yang ada di tangannya. Memulai pembicaraan serius dengan sang Tuan Muda yang telah lama bersama dengannya.

"Sebenarnya.....",

...

Loc, Seoul

Mobil bernilai mahal berwarna putih itu berhenti tepat di depan lobi perusahaan ternama. Membuka seatbeltnya, Jisung melihat ke arah Bangchan dengan senyuman manis di wajahnya.

"Terimakasih, Tuan Bang. Hari ini kau bersikap sangat baik seperti biasanya".

Mendengar perkataan dengan sedikit godaan itu, Bangchan tidak bisa untuk tidak memperlihatkan tawanya.

"Sudah menjadi tanggung jawabku, Tuan Han" balasnya menggoda.

Jisung hanya membalasnya dengan tawa lagi. Pemuda Han itu segera turun dari mobil milik Bangchan dan memasuki perusahaan miliknya. Memberikan sedikit senyuman tipisnya pada beberapa karyawan yang bertemu dengannya.

Memasuki ruangannya yang berada di lantai tertinggi, Jisung meletakkan tas kerja miliknya di atas meja. Melangkah mendekati jendela berukuran sangat besar yang berada tepat di sisi kiri meja kerjanya.

Matanya menatap dalam pada bias langit biru di pagi hari. Bagaimana latar bangunan-bangunan tinggi kota yang tersusun mewah selalu berhasil menarik perhatiannya.

Tok tok tok

Ketukkan di pintu seakan mengembalikan Jisung dari pemikirannya. Memutar tubuhnya, pemuda Han itu berkata dengan suara baiknya.

IAM YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang