10

106 11 18
                                    

Manik Jisung mengerjap dan perlahan terbuka. Suara dering ponsel yang terdengar pada akhirnya berhasil mengusik pemiliknya. Dengan perasaan malasnya, Jisung meraba lemari kecil di sebelah tempat tidur untuk mencari ponsel yang telah menganggu kenyamanan tidurnya.

"Ehm?".

"Yak, Jisung Han! Apa kau lupa bagaimana cara menjawab panggilan telepon?!".

Mendapatkan suara besar berintonasi kekesalan milik pemuda yang menjadi wakil CEOnya, tangan Jisung reflek menjauhkan ponsel pintarnya dari pendengaran. Mengernyitkan wajahnya saat perasaan kesal juga memenuhi dirinya.

"Jisung?! Apa kau masih berada disana?!".

Lagi, suara Minho yang terdengar membuat Jisung lebih memperlihatkan wajah tidak baiknya. Kembali mendekat ponselnya, "ini pagi hari, Minho. Jangan berteriak seperti itu!" Erangnya.

"Pagi hari?!" Minho memekik "apa apartemen milik Cristopher Bang itu tidak memiliki jam?! Jika ya, maka aku akan membelikannya!".

Mendengar perkataan itu, pikiran Jisung yang mengerti membuatnya tidak segera menjawab. Tangannya bergerak menjauhkan sebentar ponselnya untuk melihat jam digital di layar atas. Dan sedikit meringis saat menyadari jika waktu ternyata sudah mendekati siang hari.

"Sepertinya, aku mabuk" ucap Jisung dengan suara mirisnya "lagipula, kenapa menghubungiku? Aku tidak mengingat jika akan memiliki pertemuan hari ini" lanjutnya bertanya.

Di telepon, Minho terdengar menghela nafasnya. Baiklah, bersyukur karena pemuda Lee itu adalah seseorang yang sangat mengerti si pemuda Han selain Bangchan. Jadi, dengan suara yang lebih baiknya, Minho menjawab.

"Benar jika tidak ada pertemuan dengan para pembisnis. Hanya saja....." Minho menjeda perkataannya, sedikit mendapatkan keraguan untuk harus mengatakan tujuannya menghubungi si pemuda Han.

"Ada apa?" Jisung bertanya.

"Ehm....." deham Minho "Nyonya Han menghubungiku untuk memintamu mengunjunginya di mansion hari ini" lanjutnya dengan suara penuh kebaikkan.

...

"Tsk, aku tidak mau! Kau ini! Apa kau tidak mengerti apa yang ku katakan?!".

Mendengar So Hyunjin yang lagi-lagi memberikan perlawanannya, Changbin sungguh dibuat mengerang kesal. Ayolah, ini sudah menghabiskan waktu melebihi satu jam hanya untuk membujuk pemuda So menyebalkan di hadapannya itu.

"Kau harus melakukannya So Hyunjin! Jangan membuat nama Tuan Hwang menjadi buruk!" Kesal Changbin.

"Dia bahkan sudah buruk sejak dulu!" Balas So Hyunjin merendahkan.

Mendapatkan perkataan itu, lagi-lagi Changbin dibuat tidak percaya dengan penuh kekesalan. So Hyunjin, bagaimana bisa dirinya merendahkan seseorang yang tubuhnya sangat sering diambil alih olehnya.

Puuukkk

"Akh!".

"Jika kau mengatakan yang buruk lagi mengenai Tuan Hwang, aku akan benar-benar menggunakan vas bunga ini untuk menghancurkan kepalamu!".

Pukulan pada kepalanya dan ancaman dari Changbin ternyata berhasil membuat So Hyunjin menatap horor ke arahnya. Bagaimana tangan Changbin yang memegang sebuah vas kaca cukup membuat So Hyunjin mendapatkan ketakutannya. Baiklah, So Hyunjin tahu, pemuda Seo di hadapannya ini cukup sering menghilangkan dirinya dari tubuh si pemuda Hwang melalui cara ekstrem yang seperti itu.

"Ini juga kepala si Hwang sialan itu! Bagaimana..... baiklah, baiklah, aku tidak berbicara!".

So Hyunjin bergerak cepat melindungi kepalanya saat Changbin mengangkat vas kaca itu lagi. Membuat dirinya tidak bisa melanjutkan gerutuan kekesalannya.

IAM YOU Where stories live. Discover now