12

92 12 79
                                    

"Setiap aku mendapatkan perasaan tidak baikku. Seperti saat aku menahan marah ku, atau mungkin perasaan yang menyiksaku. So Hyunjin akan selalu berusaha untuk mengambil alih. Aku dan dirinya memiliki emosi yang bertentangan. So Hyunjin tidak pernah bisa menahan dirinya. Dan ya, hasilnya selalu menyusahkan diriku".

Pemuda Hwang memberikan penjelasannya dengan sangat baik pada psikiater berwajah tampan di hadapannya. Saat ini, keduanya tengah berada di sebuah cafe yang tidak memiliki banyak pengunjung. Kesibukkan yang dimiliki Tuan Muda Hwang itu membuatnya harus melakukan perawatannya di sebuah cafe yang tidak berada jauh dari perusahaan miliknya.

Bukan hanya itu, Hyunjin juga harus dengan baik tidak memperlihatkan dirinya yang tengah berada di rumah sakit. Jika hal itu terjadi, maka, akan ditakutkan adanya pihak musuh yang mungkin bisa saja memanfaatkan keadaannya.

Mendengar penjelasan Hyunjin, Felix menganggukkan kecil kepalanya sebagai sinyal bahwa dirinya telah mengerti.

Dokter tampan itu menatap fokus manik Hyunjin dan berbicara. "Mendengar penjelasanmu, aku sudah mulai mendapatkan kesimpulan" jedanya "Tuan Hwang, aku tahu ini mungkin sedikit sensitive. Tetapi, aku membutuhkan jawabanmu untuk lebih dalam memahami kondisimu" lagi, Felix memberi jeda dalam perkataannya "apakah..... kau memiliki masa lalu buruk yang berhubungan dengan So Hyunjin?" Tanyanya.

Mendapatkan itu, Felix menyadari adanya hentakkan kecil pada tubuh pemuda Hwang di hadapannya. Psikiater tampan itu bahkan dengan mudah melihat perubahan raut wajah yang berusaha untuk tidak diperlihatkan dari wajah tampan Tuan Muda Hwang itu.

Meski begitu, Felix tetap diam dan membiarkan pemuda yang berusia tidak jauh darinya itu siap untuk memberitahunya. Tidak lama, saat Hyunjin kembali mengeluarkan suaranya dengan penuh keraguan.

"Aku..... sebenarnya.....".

...

Kakinya baru saja memasuki sebuah cafe dengan senyuman di wajahnya. Tentu, dirinya akan bertemu dengan seseorang yang telah lama menjadi pemenang di hatinya, dan Bangchan tidak bisa untuk tidak mendapatkan kebahagiaan di dalam dirinya.

Mengitari ruangan, meski cafe itu tidak memiliki banyak pengunjung, Bangchan tetap berusaha untuk mendapatkan meja yang tepat untuk menikmati makan siang. Kakinya melangkah lebih dalam saat maniknya melihat tangga yang menghubungkan ke lantai atas cafe. Menaiki tangga untuk melihat apakah lantai atas akan terlihat lebih baik atau tidak.

Memijak anak tangga terakhir, langkah Bangchan reflek dibuat berhenti saat netranya melihat siluet milik seorang pemuda yang sangat dikenalnya. Memundurkan sedikit langkahnya, dari balik dinding pembatas tangga, Bangchan memperhatikan Hyunjin yang terlihat tengah berbicara dengan pemuda yang mengenakan pakaian khas seorang dokter.

Wajah pemuda Bang itu terlihat mengernyit saat mendapati penampilan itu. Hyunjin yang terlihat berbicara dengan sangat serius menghadirkan perasaan ingin tahu yang sangat besar di dalam diri Bangchan. Sangat disayangkan, jarak yang cukup membuat pembicaraan kedua pemuda itu tidak dapat didengar dengan jelas olehnya.

Pemikiran Bangchan yang seorang CEO dengan cepat membuat pemuda berahang tegas itu mengeluarkan ponsel pintar miliknya.

Drrrttt drrrttt drrrttt

Hanya saja, ponselnya yang tiba-tiba berbunyi berhasil mengejutkan Bangchan hingga reflek berlari menuruni tangga.

Melangkah menuju pintu keluar, Bangchan menjawab panggilan pada ponsel pintarnya.

"Ya.....",

"Apa kau sudah berada di cafe? Aku baru saja tiba".

Suara Jisung yang terdengar di ponsel membuat langkah Bangchan lebih cepat. Pemuda bersurai hitam itu begitu saja mematikan sambungan teleponnya saat dirinya sudah berada di luar dan melihat siluet pemuda Han yang akan melangkah ke arah cafe.

IAM YOU Where stories live. Discover now