4

107 17 14
                                    

"Hentikan mobilnya, Seo Changbin! Apa kau tidak mendengarku!".

"Tidak akan!".

Mendengar bentakkan Changbin, So Hyunjin dibuat cukup terkejut. Perasaan kesal menjadi lebih besar di dalam dirinya. Hanya saja, melihat bagaimana wajah serius Changbin membuat pemuda So itu pada akhirnya tidak lagi melanjutkan konfliknya.

"Aku akan benar-benar membalaskan dendam si lemah ini dengan membunuh pak tua sialan itu!".

Perkataan So Hyunjin, membuat mata Changbin reflek membulat sesaat ke arahnya. "Hyunjin tidak pernah memiliki dendam padanya!" Changbin berkata meyakinkan.

"Apa yang kau tahu?!" Balas So Hyunjin kesal "aku berada di dalam diri yang sama dengannya! Tentu aku mengetahui semuanya!".

...

Matanya tengah menatap fokus pada layar pintar di hadapannya. Mata bermanik kecoklatan yang terlihat sangat memikat itu terus bergerak kecil membaca setiap inci penjelasan yang ada. Wajah tampan itu terlihat sangat fokus pada pekerjaannya.

Hanya saja, suara keributan yang tiba-tiba terdengar membuat pemuda itu ditarik paksa dari kefokusannya.

Berahli melihat asal keributan, netra miliknya melihat dua orang pemuda yang sepertinya berada di dalam konflik. Bagaimana pemuda dengan pakaian coat panjang berwarna coklatnya terus terdengar mengeluarkan suara kemarahannya.

Dari tempat duduknya, Felix hanya diam memperhatikan. Pemuda berbintik tampan itu bisa dengan jelas memahami jika pemuda yang mengenakan coat panjang itu terlihat sangat marah.

Menghela nafasnya, Felix yang sejak tadi hanya melihat dari jarak yang cukup jauh akhirnya tidak bisa lagi hanya duduk diam. Dirinya yang merupakan seorang dokter membuat Felix memiliki kepribadian yang sangat baik dalam setiap keadaan. Jadi, dengan langkah tenangnya, pemuda Lee bersurai hitam kecoklatan itu melangkah mendekati keributan.

"Permisi, Tuan, bisakah kalian menyingkir dari antrean terlebih dahulu? Lihatlah, ada banyak orang yang tertunda untuk melakukan pemesanan".

Mendengar suara tiba-tiba dari orang yang lainnya, So Hyunjin begitu saja mengalihkan tatapan tajamnya. Manik miliknya melihat bagaimana mata pemuda di hadapannya menatapnya dengan sangat penuh ketenangan. Hal yang tanpa sadar seakan menghanyutkan Hyunjin ke dalam diri pemuda di hadapannya.

...

Sejak tadi, keduanya hanya menikmati makan siang mereka dalam diam. Menyebabkan atmosfer diantara keduanya terasa sangat dingin. Hingga pada akhirnya, Chan yang tidak bisa lagi harus menahan dirinya dibuat berbicara.

"Jisung..... maafkan aku".

Mendengar suara Chan yang sangat jelas berintonasi penyesalan, Jisung dengan reflek mengangkat wajahnya. Maniknya bisa melihat bagaimana raut wajah Chan benar-benar memperlihatkan ketulusan di dalamnya.

Menghela nafasnya, Jisung menjawab, "Ehm, tidak masalah. Hanya saja, bisakah kau berjanji untuk tidak akan melakukannya lagi? Kita sudah membahas ini, Chan, jadi, aku harap kau lebih mengerti".

Meski ada sedikit ketidak setujuan di dalam dirinya, tetapi, pemuda Bang itu tetap dengan baik menganggukkan kepalanya.

"Baiklah. Aku tidak akan membahasnya lagi" ucap Chan dengan senyumannya.

...

Kakinya terus melangkah mengikuti pemuda di hadapannya dalam diam. Menjaga jarak agar tidak diketahui oleh pemuda yang sejak tadi telah diikuti olehnya.

Memasuki sebuah rumah sakit besar, wajah Hyunjin memperlihatkan kebingungan. Hanya saja, kakinya tetap melangkah mengikuti pemuda yang masih tidak dikenal olehnya itu.

IAM YOU Where stories live. Discover now