11

91 12 10
                                    

Saat ini, kedua pemuda yang memiliki wajah memikatnya tengah menikmati makan malam mereka di salah satu restaurant di pusat kota. Tidak adanya suara pembicaraan membuat meja itu hanya dipenuhi oleh suara alat-alat makan yang saling menyapa.

Sesekali, manik Jisung melihat pada pemuda Hwang di hadapannya. Hyunjin yang hanya diam membuat Jisung tanpa sadar justru mendapatkan kegugupannya.

"Aku akan ke toilet".

Wajah Jisung reflek terangkat saat So Hyunjin begitu saja mengambil berdirinya. Pemuda Han itu bahkan belum memberikan jawaban saat So Hyunjin sudah melangkah menjauh.

Dengan kekesalan yang terus saja memenuhi dirinya sejak tadi, So Hyunjin membuka pintu toilet dengan gerakkan yang kasar. Beruntung karena toilet itu tidak memiliki banyak orang di dalamnya.

Melangkah menuju wastafel, So Hyunjin membuka kran untuk mencuci tangannya yang tidak kotor. Baiklah, dirinya hanya ingin menghindar dari pemuda Han yang sangat tidak disukainya itu.

"Bodoh! Bagaimana bisa dirimu menyukai orang menyebalkan sepertinya!" Rutuk So Hyunjin untuk si pemuda Hwang.

...

Dengan langkah tergesanya, Changbin menuruni mobil miliknya dan memasuki rumah sakit. Segera menuju ke ruang perawatan sementara setelah mendapatkan jawaban mengenai lokasinya dari seorang perawat yang ditanya olehnya.

Pintu yang dibuka cukup kuat berhasil mengejutkan Jisung. "Hyung....." Suaranya ingin memberikan keluhan.

Hanya saja, Changbin terlihat tidak perduli. Pemuda Seo itu justru melangkah cepat mendekati tempat tidur yang terdapat seorang pemuda berwajah tampan di atasnya.

"Apa yang terjadi? Bagaimana bisa dirinya seperti ini?".

Mendapatkan pertanyaan dengan penuh kepanikkan dari pemuda yang berusia lebih tua darinya, Jisung justru mendapatkan kebingungan yang sebenarnya sejak tadi juga telah memenuhi dirinya.

"Aku..... aku tidak tahu. Aku tiba-tiba saja mendengar keributan dan melihat jika itu adalah dirinya. Saat aku mendekatinya, Hyunjin sudah tidak sadarkan diri. Tubuhnya terjatuh di atas meja saat itu" jelas Jisung.

Mendengarnya, Changbin tidak lagi memberikan pertanyaan. Wajah Jisung sudah sangat jelas memperlihatkan ketidak mengertiannya.

Keduanya hanya diam memperhatikan wajah tertidur si pemuda Hwang. Berharap jika pemuda berwajah tampan itu akan segera membuka matanya. Sungguh, saat ini, Changbin merasa sangat tidak baik. Pikirannya terus dibuat tidak berhenti bermain dengan siapa orang yang akan terbangun nanti. Hwang Hyunjin atau So Hyunjin? Changbin sungguh memiliki kekhawatiran besar di dalam dirinya.

Cukup lama keduanya berada di ruang perawatan itu tanpa memiliki pembicaraan, hingga suara lenguhan kecil membuat kedua pemuda yang tengah duduk reflek berdiri dan melangkah mendekat.

"Hyunjin" Suara Changbin pelan.

Mendengar namanya, pemuda bersurai hitam yang baru saja membuka matanya mengalihkan wajahnya pada pemuda Seo yang tengah menatapnya dengan raut kekhawatiran. Hanya sesaat, sebelum maniknya melihat siluet pemuda lain yang berada tidak jauh dari tempat tidur pasien.

Menyadari adanya kehadiran si pemuda Han, Hyunjin reflek mengambil duduknya dengan penuh keterkejutan. Hal yang membuat Changbin dan Jisung juga cukup terkejut dibuatnya.

"Apa..... apa yang terjadi?" Hyunjin bertanya.

Perkataan Hyunjin membuat mata Changbin melihatnya dengan sorot menyelidik. Hyunjin yang menyadari hal itu, dengan cepat dibuat mengerti.

"Aku, Hyunjin" ucapnya dengan penuh keyakinan.

Mengetahui itu, Changbin begitu saja memeluk tubuh si pemuda Hwang, membuat Hyunjin cukup terkejut karenanya.

"Aku senang kau kembali. Aku hampir saja melenyapkan So sialan itu jika dia tidak mengembalikan dirimu" Changbin berkata antusias dan lebih mengeratkan pelukkannya.

Hyunjin yang mendengarnya dibuat meringis. Sekarang pemuda Hwang itu mengerti bagaimana pemuda Seo itu bisa memiliki raut tidak baiknya saat dirinya terbangun.

"Aku baik-baik saja" katanya dengan senyuman tipis.

"Khhmm".

Dehaman seseorang yang tiba-tiba seakan menjadi alarm yang menyadarkan kedua pemuda akrab itu. Dengan cepat, kedua pemuda berbeda usia itu melepaskan pelukkan mereka dan melihat ke arah pemuda berusia lebih muda dengan wajah yang memalu.

Dan Jisung, melihat dan mendengar bagaimana percakapan keduanya mendapatkan ketidak mengertian di dalam dirinya. Terlebih saat maniknya menyadari raut wajah keduanya yang sedikit memperlihatkan kepanikan. Hal yang menghadirkan cukup banyak pertanyaan di dalam kepala si pemuda Han.

...

Felix baru saja memasuki apartemen miliknya saat suara ponsel mengusik pendengarannya. Mengambil ponsel dari dalam saku celananya, mata Felix terlihat sedikit membulat saat mendapatkan nama 'Tuan Seo' di layar pintarnya.

"Ya, Tuan Seo?" Felix menjawab dengan sopan.

"Dokter Lee, maafkan aku karena menganggumu di malam hari" Changbin berkata menyesal "ada hal penting yang ingin ku katakan. Bisakah perawatannya dimajukan? Tuan Hwang ingin itu dilakukan besok hari. Apakah anda tidak masalah?" Lanjutnya bertanya.

Mendengarnya, Felix cukup dibuat terkejut. Pasalnya, perawatan yang dilakukan oleh Hyunjin akan dilakukan beberapa hari lagi. Tetapi, Changbin justru mengatakan ingin memulainya besok hari.

Mengambil duduknya pada sofa, "ada apa, Tuan Seo? Kenapa menjadi terburu? Apa ada hal buruk yang terjadi?" Tanya Felix dengan suara yang baik.

Di telepon, Changbin memberi jeda sesaat sebelum dirinya menjawab. "So Hyunjin mengambil alih diri Tuan Hwang dalam waktu yang cukup lama. Jadi, Tuan Hwang merasa sangat khawatir dan membuatnya ingin segera melakukan perawatan".

Felix diam, perkataan Changbin membuat psikiater tampan itu terlihat berfikir. Tidak lama, saat suara Felix kembali membalas perkataan Changbin.

"Baiklah, tidak masalah" jawabnya, yang membuat Changbin memekik berterimakasih setelahnya.

...

Jisung yang baru saja memasuki ruangan kerja pribadinya dibuat mengalihkan matanya saat mendapatkan pintu ruangan yang terbuka dan sapaan dengan penuh keceriaan dari wakil CEOnya.

"Selamat pagi" jawab Jisung dengan senyuman.

Berhenti tepat di depan meja Jisung, Minho meletakkan segelas kopi hangat yang telah dibuatnya untuk pemuda Han yang berusia lebih muda darinya itu.

"Kopi pagi untukmu, Tuan CEO" ucap Minho menggoda.

Mendengarnya, Jisung memperlihatkan tawa ringannya. "Terimakasih, Tuan Lee" balasnya "apa hari ini aku memiliki jadwal pertemuan setelah makan siang?".

Jisung yang begitu saja memberikan pertanyaan membuat Minho yang tengah meminum kopinya dibuat terlihat berfikir.

"Sepertinya tidak" Minho menjawab "ada apa? Apa kau memiliki kesibukkan lain?" Lanjutnya bertanya.

"Tidak. Aku hanya akan bertemu dengan Bangchan" balas Jisung. Yang membuat pemuda Lee hanya menganggukkan kepala setelahnya.

IAM YOU Where stories live. Discover now