20

92 17 6
                                    

"HENTIKAN OMONG KOSONGMU, HYUNJIN! ATAU AKU AKAN BENAR-BENAR MENYAKITIMU!".

Teriakan kemarahan sang Tuan Besar Hwang memenuhi mansionnya di pagi hari itu. Nyonya Hwang yang melihat bagaimana sang anak kembali mendapatkan rasa sakit pada fisiknya dengan cepat bergerak untuk memberikan pelukannya.

"Berbicaralah dengan baik padanya, Appa" Nyonya Hwang berkata lembut.

Mendengar itu, mata tajam Appa Hwang melihat sesaat pada sang istri. "Lihatlah! Kau terlalu sering membelanya! Anak ini menjadi tidak berguna karenamu!".

Perkataan itu bukan hanya membulatkan mata Hyunjin tetapi juga membuat kedua tangannya mencengkram kuat. Kemarahan yang sejak tadi telah ditahan olehnya seakan meluap ke permukaan bersamaan dengan So Hyunjin yang sangat ingin mengambil alih dirinya.

Tidak, saat ini, di hadapannya adalah kedua orangtuanya, dan Hyunjin tidak bisa membiarkan pemuda So itu menguasai dirinya. Memejamkan matanya, Hyunjin berusaha sangat keras untuk menetralkan dirinya. Changbin yang menyadari hal itu bahkan tanpa sadar juga telah menahan nafasnya.

"Aku tidak bisa memaksanya. Itu hanya akan menyakiti dirinya. Mengertilah, Appa. Kumohon" lagi, Hyunjin berbicara dengan suara yang dipenuhi dengan permohonan.

Hanya saja, Tuan Hwang adalah seorang pribadi yang keras. Dirinya tidak pernah mendengarkan apa yang tidak diinginkan olehnya. Jadi, dengan penuh kemarahan, Tuan Hwang kembali memberikan pukulan yang sangat kuat pada Hyunjin. Hal yang membuat Tuan Muda Hwang itu terjatuh dengan cukup keras pada dinginnya lantai

"Berbicaralah lagi, dan aku akan melenyapkan orang itu untukmu!" Peringat Tuan Hwang yang berhasil membulatkan semua mata ke arahnya.

...

"Ini makanlah".

"Makan ini juga".

"Kau harus mendapatkan banyak makanan di dalam tubuhmu agar lebih sehat".

Jisung hanya bisa menghela nafasnya dengan mata yang menatap lurus pada banyaknya jenis makanan yang baru saja diletakkan oleh Seoho di atas piringnya. Baiklah, pemuda Han yang berusia lebih muda itu sepertinya menyadari kesalahannya karena membiarkan pemuda Lee di hadapannya saat ini menikmati makan siang bersamanya.

Sementara Minho yang melihat bagaimana sepupu tampannya itu yang lagi-lagi bersikap sangat berlebihan hanya memutar malas matanya. Tangannya terus bergerak mengambil makanan dan meletakkannya ke dalam piringnya sendiri, hingga.....

"Jangan mengambil bagian yang itu!" Seoho memprotes dengan memukul tangan Minho "itu bagian yang sangat enaknya! Biarkan Jisungie yang memakannya!" Dan pemuda itu kembali meletakkannya di atas piring Jisung.

Melihat itu, mata Minho membulat dengan mulut yang terbuka karena ketidak percayaan. Wajahnya menatap dengan kebodohan pada Seoho yang justru terlihat biasa saja dan kembali menikmati makanannya.

Jisung yang melihat itu justru dibuat mendapatkan kecanggungan. Meski tahu jika kedua pemuda itu tidaklah akrab, tetap saja, dirinya merasa bersalah pada pemuda Lee wakil CEOnya itu.

"Eehhmm..... tidak masalah. Minho hyung bisa memakannya jika mau".

Jisung yang berbicara seraya meletakkan potongan daging yang tadi diberikan oleh Seoho di atas piring Minho membuat kedua pemuda itu memberikan reaksi yang berbeda. Minho memberikan senyuman besar di wajahnya dan bergerak untuk memakan potongan daging yang sangat lezat itu. Tetapi, lagi, gerakkannya dibuat berhenti saat Seoho memegang tangannya hingga berada di udara.

"Minho, bukankah sudah ku katakan jangan memakannya!" Seoho berkata kesal.

"Kau tidak lihat jika Jisung yang memberikannya?!" Balas Minho dengan kekesalan yang sama.

IAM YOU Where stories live. Discover now