ML - 09

169K 11.5K 5.6K
                                    

Hai update!

Pas ya, seminggu 3x xixixi.. kecuali komen vote tembus lebih cepat 🫶🏻😍

Ayo vote di kencangkan lagi, dan MAKASIH BUAT KOMEN YG HAMPIR 4K nya huhu 🫶🏻🫶🏻🫶🏻😭😭😭 lop sekebon!

Part ini 3K vote dan 3K komen bisaaaa?

Yg follow ig ku udah ke spill banyak spoiler nih😂😂

Sudah hampir satu minggu Jaleo tidur di atas sofa, sedangkan Nacia tidur di atas ranjangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah hampir satu minggu Jaleo tidur di atas sofa, sedangkan Nacia tidur di atas ranjangnya. Jaleo tidak memprotes, tapi Nacia juga seolah tidak peduli dengan Jaleo.

Perempuan itu bodo amat, meskipun tiap menit mulut Jaleo menggumam, 'aduh pinggang gue sakit, aduh kaki gue keram gara gara ke tekuk mulu, aduh leher gue sakit, aduh badan gue sakit.'

Nacia tidak peduli. Seolah mata hatinya sudah tertutup oleh pintu berlapis baja. Padahal kenyataannya memang Jaleo merasakan gejala gejala seperti di atas.

"Aduh, leher gue sakit banget." Jaleo kembali menggumam setelah bangun tidur. Pria itu mengkretek lehernya ke kanan dan kiri, sampai bunyi 'kretek' terdengar.

Nacia hanya asik makan mie instan sembari menonton tv, menampilkan drama Korea kesukaannya.

"Faktor usia." Celetuk Nacia tiba-tiba, membuat Jaleo tubuh Jaleo membeku. Kepalanya menoleh perlahan pada istri kecilnya yang berkata dengan begitu enteng.

Astaga, astaga, astaga... tidak kah gadis itu tau? Bagaimana struggle Jaleo tiap mau memutar tubuhnya menghadap ke arah lain?

Sebenernya sih, Jaleo punya apartemen lain yang lebih besar. Tapi yang dia lakukan sekarang  adalah salah satu misi supaya hubungannya dengan Nacia semakin dekat.

Tapi sepertinya kenyataan tidak sesuai dengan ekspetasi Jaleo. Yang ada kesalahannya di kikis satu centi setiap harinya.

"Iya, faktor umur. Makanya sebelum makin tua, makin loyo, secepatnya kita punya anak." Ucap Jaleo, mengakibatkan Nacia tersedak mie yang sedang dia makan.

Jaleo yang sedang cengar cengir di tempat sontak langsung menghampiri Nacia. Dibawakannya gadis itu air minum.

"Ini minum dulu." Jaleo menyodorkan pada Nacia, yang segera gadis itu ambil untuk ia teguk.

Setelah selesai ia teguk air minum pemberian Jaleo, Nacia langsung menginjak kaki Jaleo kuat-kuat.

"Bisa diem nggak? Jangan bikin gue makin kesel sama lo deh, Kak. Udah tua juga! Gue nggak mau punya anak sama lo, ya! Kasihan ntar anak gue, bapaknya udah tua!" Seru Nacia.

Jaleo hanya membalas ucapan Nacia dengan usapan lembut di puncak kepala perempuan itu, "nggak apa-apa, biar waktu yang menjawab."

Ya, biar waktu yang menjawab, karena Jaleo juga ragu, apakah ia bisa menaklukan perempuan satu ini.

Midnight LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang