ML -25

130K 8.7K 7K
                                    

Update lagi! Senang gak?!

Ya meskipun sedih karena target belum kecapai, tapi gapapa lah.. aku Update biar cepet tamat dan bisa konser an dengan baik 😭😭😭 aku dapet tiketnya gais.. makasih banyak ya 🥹🥹

Targetnya tetep ya, 3K vote dan 3K komen. Ku harap bisa capai target 🥹🥹

Mereka sudah menaiki mobil Van yang memang menjadi kendaraan yang akan menemani trip hidden heaven ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka sudah menaiki mobil Van yang memang menjadi kendaraan yang akan menemani trip hidden heaven ini. Yang menyetir di depan adalah Dirga, di sampingnya ada Pras. Serena duduk di bangku tengah, dan Jaleo Nacia berada di bangku belakang.

"Yang laper. Ini rotinya gue makan, ya?" Jaleo mengeluarkan sebungkus roti yang memang sengaja dia bawa dari apartemen.

Nacia mengangguk. Dia asik main game di ponsel Jaleo. Game cooking mama. Masak masak an gitu. Karena Nacia minus perihal masak memasak, jadi dia lebih memilih untuk pandai di bidang masak memasak di game saja.

Jaleo membuka roti, "mau?" Tawar Jaleo pada Nacia.

Nacia menolehkan kepalanya ke Jaleo dan membuka mulutnya, meminta di suapi oleh Jaleo. Nacia menggigit roti itu, mengunyahnya, baru kemudian Jaleo memakan roti bekas gigitan Nacia.

Memakan roti bekas gigitan Nacia saja Jaleo langsung tersipu malu malu. Astaga. Memang benar benar sudah bucin yang mendarah daging dirinya ini.

Jaleo kembali menyodorkan roti pada mulut Nacia, dan kemudian ganti Jaleo yang menggigitnya, begitu terus sampai akhirnya satu bungkus roti itu habis.

"Pengen mesra mesraan, tapi kenapa ada manusia lain sih, disini?" Jaleo mulai mendumel. Dia merasa benar benar bosan. "Kita mau kemana sih?" Tanya Jaleo entah pada siapa.

Pras menoleh ke belakang, "di map sini sih kita di bawa ke hutan hutan gitu?"

"Terus habis ke hutan?" Tanya Jaleo.

Pras membaca peta yang diberikan oleh Jaleo dengan seksama. "Kayaknya tujuan selanjutnya kita keluar negeri sih. Disini kita berhenti di bandara soalnya."

Jaleo menghembuskan nafas panjang. Pria itu menyender pada tubuh Nacia. "Yang, bosen."

Nacia tak memperdulikan rengekan Jaleo. Dia masih asik dengan game di ponselnya, sampai kemudian tangan Jaleo meraba raba area dadanya.

Nacia langsung mencubit tangan Jaleo, membuat Jaleo memekik kencang. "Ahhhh, Yang! Sakit!"

Nacia malah semakin brutal mencubit paha Jaleo dengan gemas. Memelintirnya sampai Jaleo teriak teriak histeris di dalam mobil.

"Berisik."

Dirga yang sedari tadi diam akhirnya bersuara. Pria itu bahkan tak perlu repot repot menoleh ke belakang. Dia hanya mengucapkan satu kata tetapi berhasil membuat seisi van terdiam.

Tapi bukan Jaleo namanya kalo gak bikin emosi. Pria itu malah bersuara keras, "SAYANG KU NACIA ISTRI KU MANIS KU AKU BOSEN SAYANG KU ISTRI KU! PENGEN BIU BIU BIU!"

"Astaga sumpah lo malu maluin banget." Nacia bahkan dengan tega menjiwit selangkangannya, membuat Jaleo langsung terlonjak dari tempatnya sembari berteriak kesakitan.

"Ayang tega!" Tukasnya penuh drama sekali. "Dia nggak bisa dibuat biu biu lagi ntar gimana? Mau di biu biu sama kucing?!" Selorohnya.

Sudahlah, Nacia pasrah. Ia memberikan ponsel Jaleo, lalu Nacia memilih menutup matanya dan menyenderkan kepalanya ke kaca mobil. Nacia memilih untuk tidur.

"Yah, tidur." Jaleo bertutur dengan melas. Dia tidak berani menganggu Nacia juga. Ia tidak pernah mau menganggu Nacia yang sedang tertidur. Karena Jaleo tau, Nacia sebenarnya kelelahan mengurusnya.

Jaleo kemudian memajukan wajahnya ke kursi di depannya, dimana Serena duduk. "Halo cewek." Jaleo bersiul, menggoda.

Serena yang awalnya tak peduli dengan keributan di belakang bangkunya pun akhirnya menoleh pada Jaleo.

Jaleo mengedipkan satu matanya, "kenalin, Jaleo."

Serena hanya tersenyum, "tadi udah kenalan kan, Kak?"

"Eh? Lo kenapa panggil gue kak? Panggil Jaleo aja." Ujar Jaleo, menolak embel embel kak yang disematkan oleh Serena untuknya.

Serena meringis tak enak. Pasalnya yang ia tau, Jaleo adalah senior di perusahaannya. Jadi dia tidak enak kalau memanggil tanpa embel embel Kak, dan Pak. Tapi melihat Jaleo yang masih muda dan kinyis kinyis, sepertinya panggilan Kak lebih pantas.

"Nggak enak tau." Jawab Serena akhirnya.

"Ck, santai aja dah. Nggak usah kaku. Panggil gue Jaleo aja." Paksa Jaleo, membuat Serena akhirnya menyanggupi.

"Oke, Jaleo." Serena memberikan senyum lebarnya. Jaleo juga ikut tersenyum lebar. Dia melirik istrinya yang memejamkan mata.

"Bini gue, cantik banget gak sih? Gue heran kok bisa gue dapet bini secantik dia? Eh tapi gue juga ganteng deh. Gak heran."

Serena hanya cengar cengir. Tidak tau ingin membalas apa. Jaleo ini ibratanya merendah untuk meroket sampai menembus langit dan tujuh.

Jaleo kemudian kembali menatap Serena. "Lo juga cantik sih. Udah ada pacar belom?"

Serena menggelengkan kepalanya. "Single kak."

Jaleo menyerngitkan dahi. "Belum ada cowok? Kok bisa sih? Cewek secantik lo, loh? Boong ah."

"Serius kak. Gue jomblo kok." Serena menganggukkan kepala sembari memberi tanda peace di tangan kanannya.

Jaleo bersiul menggoda, "wah, bisa dong jadi bini kedua gue?"

"Turunin gue disini bisa nggak, Kak Dirga? Please." Tiba-tiba saja Nacia membuka mata dan terduduk tegak. Gadis itu juga memberesi barang barangnya yang berantakan. "Berhenti disini aja. Gue mau cari tumpangan balik ke apartemen aja."

Liburan Happy ❌Liburan bikin masalah✅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liburan Happy
Liburan bikin masalah

Menurut kalian, enaknya Jaleo di apain? Wkwkwk

Tim istri sah! Meskipun belum dicintai 🤣🤣

Sifat Playboy Jaleo muncul lagi nieh.. awokwokwok

Spam komen next 3K disini kalau mau lanjut!

Jaleo mode genit

Jaleo mode genit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Midnight LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang