ML - 55

62.3K 6K 3K
                                    

Part ini 4K vote dan 3K komen ya..

Met baca.. aku pas in tamat 60 part yawww 😽

Tak terasa, hari demi hari terlewati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak terasa, hari demi hari terlewati. Sebulan yang lalu mereka baru saja menyelesaikan trip hidden heaven sekaligus bulan madu dadakan mereka. Hubungan antara Jaleo dan Nacia juga berbuah manis. Kedua kian lengket dan semakin mesra.

"Ayang! Aku buat sesuatu buat Ayang!" Jaleo menghampiri Nacia yang tergeletak lemas di atas kasur.

Nacia menegakkan punggungnya. Jaleo yang menyadari Nacia ingin bersender pada kepala ranjang pun langsung mendekat dan mengganjal belakang punggung Nacia dengan bantal. Setelah memastikan Nacia nyaman dengan posisinya, Jaleo mengambil kembali kue yang dia bawa. 

Pria itu menyodorkan sebuah kue cantik di depan Nacia, "terimakasih sudah menjadi istri ku yang manis selama enam bulan ini." Ujar Jaleo dengan senyum tulusnya.

Nacia dengan wajah pucatnya tersenyum, membalas senyuman hangat Jaleo. Wanita itu kemudian mencolek cream yang ada di atas kue dan mencicipinya.

"Manis. Kayak kamu." Kekeh Nacia, membuat Jaleo merona.

Padahal belakangan ini kerjaan Nacia ada menggombali Jaleo, seharusnya Jaleo sudah terbiasa dengan semua gombalan yang di lontakan oleh Nacia, tapi kenyataannya justru sebaliknya. Dia tetap malu malu dan merona saat Nacia menggombalinya dengan ucapan ucapan manisnya.

"Ini, aku potongin ya kuenya." Jaleo menaruh kue itu di atas meja. Dia mengambil pisau kecil yang berada di samping nampan kue. Jaleo memotong kecil kue yang dia beli di toko roti milik Jinaya itu, toko kue milik istri dari Khaezar.

Jaleo menyuapkan potongan kue kecil ke dalam mulut Nacia. Nacia mengunyahnya dengan lembut dan perlahan. Merasakan manis kue dan lembutnya kue yang meleleh di dalam mulutnya.

"Enak kan? Aku mau belajar kue setelah ini. Biar kamu bisa makan kue setiap hari." Seru Jaleo, membuat Nacia tersenyum lagi.

"Kamu ngerasa ada yang sakit nggak badannya, Yang?" Tanya Jaleo sembari dia mengamati tubuh Nacia yang kian kurus belakangan ini.

Nacia menggeleng. "Enggak ada. Jangan berlebihan ah. Aku tuh nggak kenapa napa, kak." Sergah Nacia. Ia kurang suka kalau Jaleo terlalu berlebihan dalam memperhatikannya.

Ya, memang dirinya sakit, tapi Nacia masih bisa berjalan dan melakukan aktivitas lainnya, cuma memang aktivitas yang dilakukannya hanya terbatas.

Jaleo menunduk lesu. "Aku cuma khawatir kamu terlalu banyak melakukan aktivitas yang bikin badan kamu makin capek, Yang." Jelas Jaleo.

"Enggak. Aku kan udah janji." Balas Nacia. Ia berusaha meyakinkan Jaleo.

Jaleo menaikkan pandangannya pada Nacia. Dia tatap istrinya dengan dalam dan lekat. "Maafin aku."

Kedua alis Nacia naik, mendengar permintaan maaf yang keluar dari mulut Jaleo. "Hm? Maaf? Kenapa? Kamu nggak salah apa apa."

"Aku salah. Seharusnya aku nggak bikin kamu hamil secepat ini, disaat tubuh kamu drop." Aku Jaleo sembari membuang nafas panjang.

Midnight LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang