ML - 29

143K 7.2K 4.7K
                                    

Hai! Part ini ada cuplikan dari part karya karsa adegan dewasa kmrn Yah! Jadi yg gabaca kk gausah khawatir.

Btw karena pembahasan dan alur dewasa, tolong yang Bocil bisa lewat in part yg ada tanda ⚠️⚠️⚠️ sampai kalian nemu tanda 🔞🔞🔞 ya.. baru kemudian aman buat dibaca 🫰🏻

Makasih buat 3K dan 8K komennya keren ☺️☺️🥰🥰😍😍

Part ini 3K vote dan 4K komen yak!

Tandai typo dan kalimat rancu.. makasihh!

ABSEN DULU YANG KANGEN SIAPA!

ABSEN DULU YANG KANGEN SIAPA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️⚠️⚠️

"Kak?!" Nacia menagan tubuh Jaleo yang terus berusaha memeluknya seraya mencium bibirnya. Serena ada di ujung dapur, menatap apa yang Jaleo lakukan pada Nacia dengan shock.

Serena berdehem, namun sialnya tidak membuat Jaleo berhenti. Pria itu malah berlutut di depan Nacia, memohon mohon seraya mengecupi perut Nacia.

Wajah Serena memerah melihat adegan pasangan suami istri di depannya ini. Jadi dia memutuskan untuk meninggalkan mereka dengan diam diam.

"Sayang aku mohon. Ini sakit. Sakit banget." Jaleo memohon dengan wajah kesakitan. Tubuhnya terasa hangat, wajahnya memerah padam, jangan lupakan keringat sebiji jagung yang menghiasi wajah pria itu.

Nacia merasa kasihan dengan apa yang terjadi pada suaminya. Gadis itu pun mengangguk, toh mereka sudah suami istri? Jadi apa salahnya? Memuaskan suami sendiri. Sekedar memuaskan. Dengan tangannya.

Jaleo yang melihat Nacia mengangguk langsung saja berdiri. Dia kecup lagi bibir istrinya seraya ia menggesekkan kejantanannya pada perut istrinya itu.

"Kita main diluar." Ujar Jaleo, membuat Nacia merasa heran. Di luar mana? Ini sudah malam, dan tentu saja dingin.

Jaleo membawa Nacia menuju belakang rumah kayu. Disana ada atau kursi gantung, meja gantung dan juga satu kursi. Percaya atau tidak, tempat ini jauh lebih bersih dibandingkan area dapur yang masih berdebu.

Jaleo duduk di atas kursi gantung, dia membawa tubuh Nacia untuk duduk di atasnya. "Disini, sayang." Ucapnya sambil mengecupi pundak Nacia.

Nacia tentu saja melotot lebar. Tidak mungkin dia memuaskan suaminya di tempat terbuka seperti ini? Bahkan tidak ada cahaya apapun yang menerangi mereka selain pantulan api dari dalam rumah dan juga bulan yang cantik malam ini.

"Kak? Lo gila? Enggak. Nggak mau." Nacia menolak dengan tegas, hingga kemudian Jaleo merajuk. Pria itu mendorong tubuh Nacia menjauh. Jaleo menoleh ke arah lain, lalu membuka celananya sendiri. Berniat memuaskan diri sendiri.

Sial. Nacia tidak tahan melihat wajah melas Jaleo yang nampak tersiksa dengan rasa sakit itu. Jaleo pernah bercerita bukan, jika itunya bangun, maka dia akan kesakitan. Tapi yang kali ini bahkan sampai membuat Jaleo berkeringat dan wajahnya memerah. Apakah benar benar sakit.

Midnight LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang