ML - 53

69.7K 6.4K 3.5K
                                    

Update!!

Aku sbenernya nunggu target😭😭😭😭😃😃😃 soalnya, Huft..... kalau gak nunggu target makin turun votenya.. sedih 🥲🥲

Part ini 4K vote dan 3K komen ya. (Turun karena tau gak akan ke sampai 4K ini) 😭🥲

Selamat membaca kisah uwuwwwww mereka

Selamat membaca kisah uwuwwwww mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh.... Ternyata buat hidden heaven yang satu ini lo mau ikut tuh karena... Ada cewe inceran lo, ya?" Jaleo menganggukkan kepalanya, membuat ekspresi yang menjengkelkan di mata Roman.

Roman hanya menghembuskan nafas panjangnya sembari mendesah kesal.

"Nggak usah desah desah gitu napa? Cukup desahan itu lo ceritakan pas kuliah, habis pesta topeng. Sekarang nggak perlu lo ulang itu desahan." Sahut Jaleo lagi, membuat Roman membanting punggungnya ke sandaran kursi.

"Diem atau kamu nggak saya gaji, Jaleo." Ancam Roman.

"Gue sih lebih takut nggak dapet jatah dari bini gue sih, daripada jatah gajian dari lo— aduh! Ayang....." Jaleo langsung membuat raut manja dan melas pada Nacia yang mencubit pahanya, dekat dengan si Ilham.

"Deket Ilham ih. Nanti kalo dia ngambek gimana?" Tanya Jaleo dengan suara yang dibuat mirip anak kecil.

Pras seketika mual di tempat. Padahal, Pras ada di meja sebelah mereka, namun suara Jaleo yang terdengar sampai telinganya berhasil membuat nafsu makan Pras lenyap.

Saat ini mereka ada di sebuah kedai makan pinggir kota di negara orang. Sebuah kedai tua dengan bangunan yang terbuat dari kayu dan nampak ramai dengan penduduk sekitar yang berbincang bincang menggunakan bahasa mereka.

Dan, di seberang mereka, berjarak dua deret kursi, ada model ternama yang namanya sedang melambung di tanah air. Naraca Luna, sedang melakukan pemotretan panas dengan seorang pria berkulit sawo matang dengan tubuh kekar, dua kali lipat dari badan Roman sekarang.

Kembali pada Roman yang sedari tadi matanya tak henti mengamati Naraca, namun langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain ketika mara Naraca menoleh pada Roman, dan Jaleo yang fokus pada istrinya.

"Ilham nggak akan ngambek kak. Tapi aku yang ngambek." Tegur Nacia. Ya, Nacia mulai membiasakan diri dengan panggilan aku kamu. Wanita itu jadi lebih manja sejak terakhir percintaan panas mereka di atas bak terbuka malam kemarin.

Jaleo memanyunkan bibirnya, ia dekatkan ke pipi Nacia yang bulat, "kalo ngambek nanti aku cium."

Bukannya menghindar, Nacia malah mendekatkan pipinya pada bibir Jaleo, sampai menempel, baru kemudian menariknya.

Malu malu Nacia berkata, "udah cium pipi, kan? Jadi jangan nakal."

Jaleo menggigit bibir dalamnya. Sialan. Nacia yang malu malu begini bikin dirinya gatal buat uyel uyel Nacia. Tapi sayangnya tubuhnya masih kotor, jadi dia urungkan niat itu.

Midnight LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang