ML - 41

88.1K 7.4K 5.4K
                                    

Update!🫶🏻 UAS KU UDAH SELESAI HEHE!

YEY! Bisa update setiap hari ❤️🥰😍😘 asalkan vote capai 4K yahhh!

Part ini minta 4K vote dan 5K komen bisa? (Vote turun dari biasanya loh nieee, pasti bisa yaaa)

Mereka bertengkar nggak part ini? Tebak hayo! Wkwk

"Ayo ayo cepet cepet!" Pras memberi interupsi kepada yang lain untuk berjalan lebih cepat agar mereka sampai di pantai tujuan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo ayo cepet cepet!" Pras memberi interupsi kepada yang lain untuk berjalan lebih cepat agar mereka sampai di pantai tujuan mereka.

"Bentar napa?! Pelan pelan! Ih! Udah tau jalannya terjal gini, suruh cepet cepet. Enak lo pada cowok, kita ini cewek cewek!" Serana yang sedari tadi berusaha menahan kekesalannya pada Pras akhirnya tertumpahkan sempurna.

Pras cengar cengir di tempat. "Mau di gendong?"

Berbeda dengan Serana dan Pras yang ribut sendiri, pasangan suami istri satu ini penuh dengan keheningan semenjak kembali dari tengah hutan tadi.

Jaleo berjalan di belakang Nacia, dan sesekali diam saat Nacia memegang tangannya untuk dijadikan pegangan menuruni turunan miring di depannya.

Nacia bisa merasakan Jaleo yang mencuekinya sedari tadi. Jangan lupakan pria itu yang bahkan tak berniat meliriknya atau menatapnya. Pria itu hanya berjalan di belakangnya sembari sesekali mengulurkan tangan saat tau Nacia membutuhkan bantuan.

"Makasih." Jawab Nacia dengan lirih. Sesekali matanya mencuri lirik pada Jaleo.

Jaleo tetap diam. Pria itu asik dengan kameranya sendiri. Memotret pepohonan, kemudian burung burung yang melintas di atas mereka.

Posisinya Sadirga memimpin jalan bersama Brown, kemudian Pras, lalu Serena, Nacia, dan Jaleo yang berada di paling belakang.

"Itu suara debur pantainya nggak sih?!" Serena berseru. Sepertinya perempuan itu suka sekali dengan laut, terbukti dengan Serena yang paling semangat untuk berangkat menuju trip hidden heaven yang kedua ini.

Nacia turut sumringah. Dia juga bisa mendengar debur ombak yang seolah menggulung airnya. Nacia juga bisa merasakan dinginnya angin pantai yang menembus kulit.

Nacia menoleh ke belakang seraya tersenyum lebar, ingin memberi tahu Jaleo, "Kak kayaknya kita ben—"

Belum sempat Nacia menyelesaikan ucapannya, Jaleo berhenti melangkah dan memilih menyerongkan tubuhnya lalu memotret langit yang terlihat cerah sore ini.

"—tar lagi... sampai..." Nacia berkata lirih semakin ke belakang. Wanita itu menunduk, sebelum berbalik untuk kembali berjalan dengan lesu.

Nacia merasa kalau Jaleo marah padanya, sepertinya. Kegelisahan Nacia kemudian lenyap ketika Serana menggandeng tangannya dan meminta Nacia untuk menatap ke depan, karena mereka bisa melihat pantai dengan lebih jelas.

Midnight LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang